Bretta’s Diary - Bab 405 "Cinta Jadi Benci"

"Adik ipar, kamu masih muda, apakah tidak salah liat?" Jeffrey Wu menunjukkan ketidakpercayaannya pada perkataan Bretta Hua, Jayden Jiang langsung membalasnya, "Istriku mempelajari barang antik dari kecil, belum pernah melakukan kesalahan, terlebih lagi dia membaca berulang kali dan mengingat sejarah 5.000 tahun yang lalu, pertanyaan paman Jeffrey Wu yang ini agak lucu, sebaiknya kamu membawa pulang ini dan mengidentifikasikannya dengan baik, ayah ku pasti tidak mau menerima sesuatu barang yang tidak tahu kebenarannya asli atau palsu."

Jayden Jiang dengan sombong membantu istrinya, Bretta Hua diam-diam meliriknya, di dalam hatinya terasa sangat manis......

Jeffrey Wu yang telah dibalas seperti ini oleh Jayden Jiang, juga tidak berani lanjut bertanya pada Bretta Hua lagi, dia hanya dengan wajah suram mengambil barang itu dan membawanya pergi menyimpannya dengan baik, tidak berani berkata-kata kasar dengan nada tinggi lagi."

Setelah makan Jayden Jiang membawa Bretta Hua pulang duluan ke Orchard Cottage, dalam perjalanan Jayden Jiang masih tersenyum dan bertanya pada Bretta Hua, "Kamu dan Jeffrey Wu benar-benar berjodoh, haha, setiap saat semuanya bisa terbongkar."

"Dia itu pasti membeli barang palsu, sudah bisa ditebak triknya, tapi ya, kali ini aku percaya kalau dia juga tidak tahu, setelah semua ini dia tidak mungkin berani memberikan barang ini ke ayah." Kata Bretta Hua menjelaskan.

Jayden Jiang mengangguk-anggukkan kepalanya, "Apa yang kamu bilang tidak salah, tapi telah ditipu orang sampai menghabiskan uang 30 miliar ini juga pelajaran untuknya, dia juga terus menerus seperti ini menipu orang lain."

"Ya, baik dan jahat pada akhirnya tetap ad balasannya, jadi orang lebih baik tidak melakukan hal-hal yang jahat itu lebih baik."

Bretta Hua merasa Jeffry Wu orang ini adalah orang yang licik dan berbahaya, jika bukan karena menyetujui Jayden Jiang untuk berlatih ramalan, pasti aku akan sangat penasaran bagaimana memberikan ide aneh seperti itu ke Jeffrey Wu.

Melihat-lihat bagaimana hidupnya pada akhirnya, hidup ini mungkinkah akan ada bencana yang pasang surut?

"Sedang memikirkan apa?"

"Bukan apa-apa." Bretta Hua tersenyum.

Kedua orang ini setelah selesai makan dan cukup minum kembali Orchard Cottage beristirahat, akhir-akhir ini dalam beberapa waktu dekat ini perasaan antara Bretta Hua dan Jayden Jiang maju dengan pesat.

Terutama dalam hal fisik, hampir selain Bretta Hua yang sedang menstruasi, setiap hari harus melakukan olahraga, sesekali melihat Bretta Hua benar-benar tidak mempunyai tenaga tidak mempunyai kekuatan lagi, dia baru bisa melepaskannya.

Esensi seperti itu pasti tahu rasanya seperti apa, Tuan muda Hayden Jiang lah orang pertama yang mengetahuinya, tentu saja sangat sulit untuk mengontrolnya sendiri.

Elly Chun dan Bella Yin juga terus menerus menunggu Bretta Hua bisa lebih awal mempunyai anak, karena ketika mereka membersihkan kamar mereka pernah memperhatikan sesuatu.

Di dalam tempat sampah juga tidak ada alat kontrasepsi itu, jadi bisa dikatakan, kedua orang ini dalam kesempatan kapanpun melakukan.......

Tuan muda ataupun Nona, dapat diharapkan dengan segera.

Selain itu Quinn Zhang akhir-akhir ini seperti orang yang hidup sehari terasa seperti hidup bertahun-tahun, setelah masalah itu lewat, dia terus menerus ingin menjelaskan kepada Habert Hua, tapi Habert Hua pada dasarnya tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk bertemu.

Ditelepon tidak tersambung, mengirimkan pesan lewat Wechat juga tidak dibalas, semua cara sudah dilakukan, yang paling membuat emosi adalah, Jordan Chen itu juga sudah lari, kembali ke desa dan juga pindah rumah, pekerjaan juga sudah berhenti, dan juga tidak tahu pergi kemana.

Quinn Zhang mencari orang dengan rencana untuk membereskan Jordan Chen, tapi sampai sekarang tidak bisa menemukan orang itu.

Seharian ini Quinn Zhang tahu kalau Habert Hua membuat janji dengan teman bersama-sama pergi memancing, dia juga sejalan mengikutinya sampai ke kolam ikan di desa pegunungan pinggiran kota.

Dari jauh melihat Habert Hua dengan seorang laki-laki sedang duduk bersama di tepi kolam sambil memancing, dalam hatinya merasa senang.

"Suamiku, aku akhirnya bisa menemukanmu."

Quinn Zhang sekali berkata suamiku, memanggilnya seperti itu membuat orang agak merasa mual, teman yang berada di sebelahnya terkejut, melihat-lihat Quinn Zhang, lalu melihat-lihat lagi ke Habert Hua.

"Untuk apa kamu kesini?" Habert Hua dengan wajah kusamnya pada saat itu bertanya.

Lalu demi menghindari Quinn Zhang yang berbicara sembarangan, dengan cepat langsung berdiri dari tempat duduk, dan membawa dia ke tempat yang tidak ada orangnya.

Saat Quinn Zhang hendak berbicara, Habert Hua dengan kasar mencubit dagunya, dengan keras, mencubitnya sampai dia merasakan sakit.

"Aku katakan padamu, Quinn Zhang, jangan asal bicara, tadi teman ku ada disana, apakah kamu tahu?"

"Temanmu itu juga tidak bersihkan, mereka tidak akan menyebarkannya ke publik, mana yang bukan disebut saling memeluk?" wajah Quinn Zhang merasa bersalah.

"Kamu cepatlah pergi, aku tidak ingin melihatmu." setelah mencubit dagunya, Habert Hua dengan kebencian mendorongnya, hampir saja membuat Quinn Zhang terdorong jatuh, benar-benar tidak ada rasa kasihan sedikitpun.

"Suamiku, kamu ini ngapain?"

"Jangan memanggilku suami, menjijikan."

"Habert Hua, aku hanya ingin mengatakan padamu, jangan mempedulikan bagaimana aku dengan Jordan Chen, anak ini itu anakmu, ini adalah darah dagingmu, kamu tidak mengakuinya itu tidak bisa, kamu jangan memaksaku, jangan menyalahkanku karena cinta jadi benci."

Setelah di dorong dengan rasa kebencian, Quinn Zhang juga merasa agak marah, kesabarannya hilang, terungkap kebenaran aslinya dia seperti apa.