Bretta’s Diary - Bab 946 Pembuat Masalah Ulung

"Berlimpah kepalamu, cepat menyetir."

George Gao mengalami pukulan di kepala, kemudian langsung menginjak pedal gas melesat cepat.

Bretta Hua tidak begitu mengekang Bella Yin, meskipun merasa sedikit khawatir dengan status keluarga, tapi tetap tidak sekhawatir saat berpacaran.

Lagipula kepribadian George Gao lumayan baik, hubungannya dengan Hayden Jiang pun begitu baik, setidaknya dia bisa merasa lebih tenang.

Pada malam itu juga, Bella Yin pergi bermain, dan belum pulang, Hayden Jiang langsung menjemput Bretta Hua untuk pergi makan di luar.

Bretta Hua sudah nek makan di restoran mewah, Hayden Jiang juga tahu.

Makanya membawanya pergi makan di sebuah warung kecil yang sangat murah, warung yang khusus menjual sup ayam dan tahu tusuk.

Warung ini tidak hanya bersih, rasa makanannya juga sangat enak.

Hayden Jiang mengetahuinya dengan menanyakan karyawan di perusahaannya, menyetir selama 40 menit khusus untuk datang ke sini.

Yang membuka warung ini adalah seorang Kakak yang berumur lebih dari 40 tahun, dengan seorang putri kecilnya, hanya mereka berdua.

Mungkin karena bukan jam makan, makanya orang yang datang makan sangat sedikit, Hayden Jiang membawa Bretta Hua duduk di tempat dekat pintu, karena terdapat kipas angin di sini, akan terasa lebih sejuk.

"Kakak, dua porsi sup ayam dan tahu tusuk, porsi punya istriku jangan menambahkan cabai."

"Baik." Nyonya bos itu tersenyum.

"Bisa kenyang?" Bretta Hua bertanya dengan heran.

Hayden Jiang tersenyum, "Selera makan Nyonya Jiang belakangan ini begitu baik, seporsi tidak terasa cukup."

"Aku kan sedang merawat tubuhku." Bretta Hua meninggikan dagunya, tidak begitu mudah merasa malu seperti dulunya lagi.

"Kakak, apa menu utama kalian?" Hayden Jiang memalingkan kepala bertanya.

"Mereka biasanya sering memesan tahu tusuk dan disandingkan dengan bakpao buatan sendiri, mau tidak?"

"Bakpao apa?"

"Bakpao yang kubuatkan sendiri, didalamnya terdapat isi daun bawang dan garam."

"Boleh, tambah dua bakpao."

Hayden Jiang dengar-dengar tahu tusuk di warung ini sangat enak, sebenarnya dia sendiri juga tidak begitu mengerti, setelah mendengar penjelasan dari Nyonya Bos, dia langsung menambah pesanan.

Dan hasilnya, rasanya sungguh begitu nikmat, bahkan Bretta Hua sampai memakai satu setengah bakpao.

Dan Hayden Jiang memakan setengah bakpao yang disisakan oleh Bretta Hua, juga telah memakan dua buah bakpao porsinya sendiri, dua porsi sup ayam pun dimakan oleh mereka hingga bersih tak bersisa.

Setelah kenyang, Bretta Hua mengajak untuk berjalan-jalan di sekitar, pulang setelah mencerna makanan sejenak.

Hayden Jiang menggenggam tangannya, dan berjalan santai di alun-alun.

Keduanya terlihat seperti pasangan suami istri pada umumnya, berbincang-bincang santai sambil bergenggaman tangan, terkesan hangat.

"Bretta, kamu rasa, ada apa sebenarnya dengan Beatrice Hua? Apakah dia benar-benar ingin bertunangan dengan Stephen Zhao?"

Bretta Hua menggelengkan kepala, "Kakak Ketigaku sekarang telah memiliki sebuah julukan, aku yang memberikannya, sangat cocok dengannya."

"Julukan apa?" Hayden Jiang benar-benar sangat penasaran.

"Pencari masalah ulung."

Bretta Hua mengatakannya dengan serius, Hayden Jiang tertawa.

"Apakah dia mengetahui julukannya yang begitu arogan ini?"

"Tahu."

"Hahaha, aku besok akan mengatakannya kepada Wang tua, nasib Wang tua juga cukup buruk, dia tidak mencintai siapapun, tapi sekarang malah mencintai pencari masalah ulung kita."

"Mereka berdua sungguh sepasang kekasih yang serasi, bermain dengan saling menyiksa." Bretta Hua pada dasarnya juga tidak suka mencampuri urusan orang lain.

Terutama terhadap hubungan Bruce Wang dan Beatrice Hua yang begitu aneh ini, juga tidak mampu untuk menasihatinya, karena sama sekali tidak akan didengar, makanya langsung tidak ingin mencampurinya.

Hayden Jiang tersenyum, mengulurkan tangan, mengelus rambut Bretta Hua yang panjang.

Tetap istriku sendiri yang terbaik, begitu penurut dan pengertian."

"Sana sana, jangan berkata macam-macam."

Setiap kali Hayden Jiang berusaha keras untuk memujinya, Bretta Hua sebenarnya merasa sangat malu.

Hayden Jiang terus memeluknya seperti ini, berjalan di alun-alun yang penuh dengan orang yang berlalu lalang, menjadi sepasang suami istri yang normal, merasa sangat bahagia.

Sang pria saat ini juga sudah mampu merasakan, sebuah kebahagian yang tidak akan pernah bisa dibeli dengan uang sebanyak apapun, itu adalah perasaan harmonis yang sangat serasi.

Sedangkan di sisi lain, Beatrice Hua keluar dari rumahnya Stephen Zhao setelah selesai makan di sana.

"Beatrice, kamu sudah kenyang?" Stephen Zhao menanyakannya.

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu