Bretta’s Diary - Bab 532 Terkejut Melihat Sisir Giok

Lexy Feng: Eh……..kamu serius ingin kemari?

Graham Qin: Bukannya kamu yang mengundang aku?

Lexy Feng: Kalau begitu aku sekarang menyesal, boleh tidak?

Graham Qin: Tidak bisa, pria kalau sudah membuat janji harus menepatinya.

Lexy Feng: Tapi aku bukan pria, aku ini wanita, memangnya kamu tidak pernah dengar, kalau wanita ini sama seperti orang licik?

Graham Qin: Tidak peduli pria wanita, kalau berjanji harus ditepati, pokoknya aku mau ikut kamu pulang kampung, kamu tidak bisa lari dari aku.

Graham Qin sekali mendapatkan kesempatan pun jadi tidak tahu malu, pokoknya dia ingin pergi cari Lexy Feng.

Akhirnya Lexy Feng tidak sanggup dengan rayuan dan pemaksaannya, lalu ia mengirimkan alamatnya, dan sambil menunggu di area pelayanan kurang lebih satu jam, kemudian Graham Qin pun menyamperinya.

Kemudian mereka berdua mengarah ke kampung halaman Lexy Feng, berangkat ke Kota Huai En, tentunya, ini rahasia mereka berdua, orang lain tidak mengetahui hal ini.

Perusahaan Graham Qin beroperasional dengan sederhana, Asistennya cukup melaporkan kondisi kantor kapan saja, ia lepas tangan terhadap urusan perusahaannya.

Dan di sebelah sana, Parker Xie dan Bernice Xie kakak beradik berdua pergi ke sebuah acara perlelangan, sebenarnya mereka ke sana hanya untuk menghabiskan waktu saja, namun Parker Xie seperti di suruh setan langsung membeli sebuah barang antic.

Dan sekali belanja langsung menghabiskan miliaran, sangat royal, Bernice Xie pun tertegun melihatnya.

“Abang, abang menghabiskan uang begitu banyak, pasti bukan untuk ku kan?”

“Oh kamu sangat tahu diri.” Kata Parker Xie sambil tersenyum.

“Kalo begitu biar aku tebak, ini buat Ibu atau buat Kakak Ipar?”

Parker Xie hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa…..

“Ah…..aku tahu, pasti untuk kekasih iya kan, Kak Bretta Hua, bener tidak?” Bernice Xie tiba-tiba terpikir setelah Abangnya kerasukkan setan, ia terus bayang-bayang Bretta Hua, ini pasti ingin diberikkan kepada wanita cantik.

“Iya, ini untuk Brett.”

Dengan hati-hati Parker Xie menyimpan barang antik tersebut ke dalam kotak kayu cendana, takut barang tersebut akan lecet.

Uang adalah urusan kedua, masalahnya adalah ia tidak boleh merusakkan barang yang ingin dia berikan kepada Bretta Hua, sebentar lagi adalah hari raya Imlek, memberikan hadiah adalah hal yang sewajarnya.

Setelah kemarin Parker Xie tidak sengaja bertemu dengan Bretta Hua di toko kecil tersebut, dia sudah tahu kalau Bretta Hua menyukai barang antik.

Setelah itu dia juga pernah pura-pura melewati sana, namun sudah pergi ke sana beberapa kali, pintu toko terus terkunci rapat, dan terus terang, pemilik toko ada atau tidak di sana, semua tergantung dengan jodoh.

Karena pemilik toko ini tujuannya bukan untuk menghasilkan uang, Bretta Hua pergi atau tidak ke toko juga tergantung pada suasana hatinya.

Dan sekarang Parker Xie datang ke toko tersebut sambil membawa barang antik yang harganya selangit tersebut, pokoknya lebih baik daripada ia pergi ke rumah Bretta Hua.

Tidak diduga, ternyata ia benar-benar bertemu dengan Bretta Hua disini, sebenarnya, juga dikarenakan Imlek sudah mendekat.

Bretta Hua dan Elly Chun sedang menempel antitesis kuplet di toko, lalu mereka melakukan tradisi bersih-bersih sebelum Imlek.

Suasana hati Parker Xie segera menjadi semakin baik, dengan semangat ia masuk ke dalam toko.

“Eh? Tuan Xie, Anda kok bisa kemari?” Elly Chun bertanya dengan tertegun sambil memegang kain lap.

“Dimana Nona kalian?”

“Nona sedang bikin teh.”

Baru selesai ngomong, Bretta Hua langsung keluar dari dalam, sambil memegang sebuah teko di tangan.

“Kok kemari kamu?”

“Datang mencari mu.” Parker Xie tersenyum.

“Cepat duduk, hari ini diluar sangat dingin.” Bretta Hua dengan cepat menuangkan secangkir teh panas untuk Parker Xie.

Bretta Hua yang sekarang, jauh lebih ramah dibanding dulu, pas awal-awal bertemu, sikapnya sangat dingin.

Tapi sekarang sudah bisa bercanda dengan orang lain, semakin lama semakin ramah, Parker Xie pun semakin tidak bisa melupakannya.

“Dengar dari Ibu hari ini sudah sembilan hari yang ke empat, sembilan hari yang ke tiga dan sembilan hari ke empat dimarahi pun tidak akan keluar dari rumah, bisa dilihat betapa dinginnya Kota Jiang kita di musim ini?” Parker Xie sambil menggosok telapak tangannya dan minum teh panas.

Bretta Hua hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.

“Oh iya, ada hadiah yang ingin aku berikan padamu.”

“Kenapa memberi hadiah pada ku lagi?”

“Karena Imlek sudah mendekat, kemarin kamu sudah membantu Witty bersalin juga, lagi pula kita memang teman, kamu sudah banyak membantu aku setiap kalinya, sudah seharusnya aku memberikan hadiah pada mu, sini, ambil saja, saat aku pertama kali melihatnya aku merasa kamu akan menyukainya.”

Sambil ngomong Parker Xie pun memberi hadiahnya, dengan penasaran Bretta Hua membukanya dan melihat, tiba-tibat ekspresi wajahnya pun berubah.

Hadiahnya ternyata adalah………sisir giok yang itu?

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu