Bretta’s Diary - Bab 782 Pertemanan yang Hancur

Apa yang diucapkan Bretta itu memang ada benarnya, tapi jalan pikiran Lexy benar-benar berbeda dari Bretta.

"Bretta, Kota Jiang bisa terselamatkan karena ada kita di sini, tapi kalau tidak ada? Siapa yang akan menolongnya?"

Bretta terdiam......

"Bretta, kau boleh bilang aku ini egois ataupun takut mati, tapi aku benar-benar tidak suka diriku menjadi pahlawan super seperti itu. Dari kecil aku sudah sangat tidak suka dengan cerita-cerita pahlawan super, aku merasa, kalau aku menolongmu, berarti kau berhutangbudi padaku, tapi kalau aku tidak menolongmu, juga bukan masalah apapun. Jangan karena aku tidak berbuat apa-apa, kau langsung memaki-maki aku jahat dan tak setia kawan, siapapun juga tidak boleh memakiku seperti itu, tiap orang memiliki hak masing-masing, sama seperti waktu itu saat aku tidak ingin menjadi pemimpin Keluarga Feng. Apa di dunia ini yang bisa ilmu gaib hanya kita berdua saja? Bukankah rasa kekhawatiranmu itu berlebihan? Apa kau masih sama seperti Bretta yang dulu? Kurasa kau harus mengganti namamu menjadi Bunda Maria."

Perkataan ini adalah perkataan paling menyakitkan yang pernah diucapkan Lexy pada Bretta, bahkan Elly dan Bella yang mendengarnya dari belakang pun merasa sakit hati.

Rasanya pertemanan antara nona mereka dan Nona Feng akan hancur berantakan, bagaimanapun mereka bertengkar dengan sangat hebatnya.

Bretta bukanlah seseorang yang pandai bertengkar, apalagi dengan sahabatnya sendiri, oleh karena itu ia memilih untuk diam.

"Kalau kau ingin pergi, pergilah sendiri, tapi kuingatkan dirimu, jangan mempersulit dirimu sendiri, dan jangan lupa, persoalan tempo hari itu masih belum kau selesaikan. Dirimu memang hebat dan kau memang bisa hidup tanpa ada beban sama sekali, tapi bagaimana dengan Hayden, bagaimana dengan Elly dan Bella?"

Lalu, Lexy pun pergi meninggalkan rumah Bretta.

Sebenarnya, Lexy bersikap panik seperti itu karena anak Keluarga Ling meninggal tadi malam, ia ingin berdiskusi dengan Bretta, tapi siapa sangka hati Bretta sudah tergerak dan ingin langsung mengatasinya?

Hubungan Keluarga Feng dan Keluarga Ling tidak begitu baik, meskipun mereka tidak bisa dibilang musuh, tapi mereka juga bukan teman, anak Keluarga Ling meninggal karena zombie itu, Keluarga Ling juga belum membuka mulut mereka, mana mungkin ia langsung keluar dan berlagak menjadi pahlawan di hadapan mereka.

Lexy merasa, ia tak akan pernah bisa melakukan hal yang sangat memalukan seperti itu.

"Nona, pertemananmu dengan Nona Feng sudah hancur." kata Bella pelan.

"Tidak apa-apa, dia memang seperti itu, tapi sebenarnya hatinya sangat lemah lembut."

Bretta sama sekali tidak marah pada Lexy, karena ia sangat mengenal Lexy, waktu itu, Lexy juga berkata serupa padanyam tapi bukankah pada akhirnya ia tetap menolongnya di tengah malam?

Oleh karena itu, Bretta tidak marah, ia hanya merasa jalan pikirannya dengan Lexy tidak sama.

Apa yang dikatakan Lexy memang benar, ia punya hak untuk tidak menolong mereka, tapi Bretta juga punya hak untuk menolongnya.

Kata Lexy, kalau tidak ada mereka, siapa yang akan menolong Kota Jiang?

Bretta merasa, kalau tidak ada mereka, mungkin saja zombie itu tidak akan muncul di sini.

Di mana ada tikus, di situ ada kucing, zombie itu sudah terlalu sering memakan korban, mana mungkin Bretta bisa diam saja?

Yang berbaring di atas lantai itu adalah manusia yang tadinya masih hidup dan bernafas, namun pada akhirnya, darah dan daging mereka berserakan di mana-mana.

Akhirnya, Bretta pun memutuskan untuk bertindak sendirian, ia juga tidak ingin mempersulit Lexy.

Bahkan demi menghibur Lexy, Bretta pun mengirimkan sebuah pesan padanya.

Bretta: Lexy, yang kau katakan itu memang benar, ini bukanlah kewajiban kita, juga bukan tugas kita, tidak apa-apa kalau kau tidak mau menolong, tapi aku mau, tapi aku juga tidak salah, semua orang memiliki pendapat masing-masing, aku tahu jelas kau ini orang seperti apa, berlagak takut mati ataupun egois, semua itu hanya sandiwaramu saja, kau juga seseorang yang berhati lemah lembut, sama seperti aku...... agak sedikit bodoh.

Lexy yang awalnya masih marah, langsung tersenyum melihat pesan itu, ia tersenyum sambil meneteskan air mata.

"Kenapa kau, menangis sambil tersenyum?" tanya Graham yang sedang mengambil sekaleng cola dari dalam kulkas.

"Bretta bilang sifatku jelek." jawab Lexy sambil cemberut.

"Ah......"

"Katakan, apa sifatku tidak baik?" Lexy mengangkat kepalanya menatap ke arah Graham.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu