Bretta’s Diary - Bab 617 Tunawisma

Setelah mendengar perkataan itu, hati George Gao serasa teriris. Ia juga ingat Bretta Hua pernah mengatakannya sekali. Bahwa Elly Chun dan Bella Yin berasal dari panti asuhan.

Bayi yang dibuang oleh orangtua mereka. Nenek Bretta Hua membawa mereka pulang dan menjadikan mereka cucu angkat. Di dunia ini, mereka tidak mempunyai ayah dan ibu, dan juga tunawisma.

“Kalau begitu, tidakkah kamu seharusnya mencari suami, masih saja terus sendiri, apakah kamu seorang biarawati?”

“Tidak, melayani nona seumur hidup sudah bagus bagiku. Latar belakangku tidak bagus, jika aku menemukan pasangan pun, pernikahanku tidak akan bahagia.”

“Kamu bahkan belum bertemu dengannya, bagaimana bisa mengatakan pernikahanmu tidak bahagia?”

“Aku tidak berani percaya akan kebahagiaan. Orang sejenisku, tidak punya hak atas kebahagiaan.” Bella Yin dan Elly Chun memiliki rasa percaya diri yang rendah, melihat identitas dan asal muasal mereka. Mereka tidak berani berharap banyak, apalagi tentang pernikahan, tidak berani memikirkannya. Bahkan mereka merasa kehidupan seperti saat ini sudah sangat bagus, sangat memuaskan.

Maka, saat dulu Bretta Hua mengenalkan mereka pada pacarnya, Hayden Jiang, mereka sangat tidak rela meninggalkan Bretta. Mereka takut hasilnya tidak menggembirakan.

“Omongan ini...sungguh tidak punya harapan.”

“Aku tidak perlu punya harapan. Gadis pelayan sepertiku mau berharap apa?” Bella Yin membalas.

Mendengarnya, mata George Gao berkaca-kaca, ia meraih tangan Bella Yin.

“Apa yang kamu lakukan?” Bella Yin ketakutan.

“Plum... Aku juga tidak tahu bagaimana mengatakannya, walaupun aku dari keluarga kaya, aku bukan tipe yang playboy. Saat SMA aku berkencan dengan seorang gadis, namun setelah lulus ia meninggalkanku. Lalu, bermacam jenis wanita pernah mendekatiku, tapi aku tidak menyukai mereka. Aku tahu kepribadian mereka tidak baik, semua hanya memandang uang ayahku dan hak warisku. Denganmu... aku merasa kamu berbeda dari lainnya. Apalagi akhir-akhir ini, semakin menjadi-jadi, jika tidak bertemu denganmu, aku... aku merasa khawatir. Setiap malam aku selalu ingin berbicara denganmu, aku mengirim pesan Wechat, kamu juga tak membalasku, aku semakin khawatir. Aku memeriksa di internet, dan orang-orang bilang sepertinya aku jatuh cinta. Sepertinya aku menyukaimu.”

“Kamu... kamu bicara apa, keluar!”

Mendengar perkataan yang terus terang ini, Bella Yin tak bisa menerimanya. Ia sangat malu dan mencari kesempatan untuk pergi.

Tapi George Gao tidak melepaskan tangannya, malah menggenggamnya. “Plum, maukah kau berkencan?”

“Tidak.”

“Kenapa?”

“Aku tidak layak.”

“Cinta tak ada hubungannya dengan itu. Jangan jadikan sebagai alasan. Kamu bilang saja kamu suka atau tidak. Aku janji, aku bersungguh-sungguh, aku bukannya memainkan perasaanmu. Batu opal itu, aku memilihnya dengan hati-hati. Kudengar ia melambangkan cinta, maka aku berharap kamu mengerti. Walaupun aku tak berpengalaman, tapi aku akan bersikap baik padamu. Pikirkanlah dulu, berikan aku kesempatan.”

George Gao berusia 20an tahun, memiliki gairah anak muda dan kemauan yang kuat. Jika ia telah menyukai seseorang, ia tak dapat menahannya.

Apalagi akhir-akhir ini, ia semakin sering datang ke rumah Hayden Jiang untuk makan. Semua orang mengetahui maksud tersembunyi dari hal itu, namun takut ia merasa malu, maka mereka tak mengatakan apapun.

George Gao adalah orang yang menyukai kebebasan. Ia punya uang dan kekuasaan, maka ia bisa melakukan apapun yang ia inginkan.

Bahkan saat ia tak mau bersekolah, orangtuanya tak melarang. Sekolahnya di luar negeri sebenarnya tidak lulus, dan saat pulang pun ia tak melakukan apa-apa.

Katanya ia telah membuka beberapa wahana video game dan tempat fitness, nyatanya tak pernah diurusnya. Ia sama sekali tidak punya motivasi, yang terpenting baginya hanya makan, minum, dan bersenang-senang.

Walaupun begitu ada satu sisi baik, George Gao bukanlah seorang playboy. Walaupun ia bisa membayar wanita untuk menemaninya minum, ia tak pernah melakukan hal ini.

“Aku...” Bella Yin merasa bingung, sebenarnya ia ingin menolaknya, namun ia ragu-ragu.

Sebelum Bella Yin menjawab, mereka mendengar suara langkah kaki. Mereka segera melepaskan pegangannya, dan Elly Chun tiba di atas dan melihat kejadian yang canggung itu.

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu