Bretta’s Diary - Bab 103 Talenta yang Luar Biasa

Belum saja Bretta menjawab, Parker pun mulai bernyanyi ——

Kau tinggal di dalam gang, aku menyewa sebuah apartemen.

Hanya demi bertemu denganmu......

Sampai di situ, Bretta pun menyela nyanyian Parker.

"Parker Xie, apa sebenarnya yang kau mau?"

"Ah, Bretta, merdu sekali suaramu saat memanggil namaku, tapi Parker Xie terdengar sangat tak bersahabat, kau boleh panggil aku Parker, keluargaku semua memanggilku begitu."

"Parker Xie, aku ini sedang kuliah."

"Iya aku tahu, makanya aku datang untuk melihatmu, biasanya kau tak mau membalas pesanku, teleponku juga tak kau angkat, Wechat juga tidak."

Parker sangat amat sedih saat mengatakan hal ini.

Perkataannya itu terdengar seolah Bretta sangat amat jual mahal.

Bretta juga tak tahu harus berbuat apa, Parker berbeda dengan Hayden.

Meskpun memang terkadang Hayden agak sedikit tak tahu malu, tapi...... Hayden selalu menghormati semua opini dan keputusan Bretta.

Tapi Parker tidak sama, ia sangat amat tidak tahu malu.

Kejadian yang waktu itu, saat Parker berpura-pura menabraknya dan menyalahkan Blacky, sangat sangat amat membuat Bretta kesal.

"Kita kan tidak akrab, jangan seperti ini lagi, kalau kau seperti ini kau hanya akan menambahkan masalah saja dalam kehidupanku...... Lagipula...... Kalau sampai Hayden tahu, ia pasti tidak senang, bagaimanapun aku ini sekarang...... adalah istri Hayden Jiang."

Bretta mengira dengan ia mengatakan bahwa ia adalah istri Hayden Jiang, orang di depannya ini akan menjaga kelakukannya sedikit.

Bagaimanapun di Kota Jiang ini, siapa yang tidak mengenal Hayden Jiang?

Tak peduli apa bisnis yang kau kerjakan, kau pasti familiar dengan nama ini.

Namun, Parker malah tertawa licik.

"Bretta, apa kau tidak merasa kalau Hayden itu membosankan? Kalau kau bersama dengannya, itu sama dengan memberikan karya Tuhan ke tangan iblis, apa kau tahu itu? Aku mengakui kalau kejadian waktu itu memang aku yang bersalah, aku tak seharusnya kabur dari pernikahan kita...... Tapi itu semua karena aku tertipu oleh gosip-gosip yang beredar saat itu, kalau aku tahu sebenarnya kau itu seperti ini...... Pukul aku sampai mati pun aku tak akan kabur, jadi...... Jangan marah ya."

"Kau salah mengerti, Tuan Xie, aku tak pernah marah padamu, aku juga tak ingin punya hubungan apapun denganmu, tolong pergilah, sebentar lagi aku ada kelas."

Bretta pun bangkit berdiri dan meninggalkannya......

"Bretta."

"Jangan ikuti aku, kalau tidak aku akan lapor poloso, kau juga orang yang punya harga diri kan, kalau sampai kejadian ini diketahui orang lain, kau juga tidak akan tenang kalau diberi cap perusuh." kata Bretta dingin.

Parker pun teridam, tak berani mengikutinya.

Karena kejadian kembang api yang waktu itu saja, Bretta sudah pernah melaporkannya pada pulisi.

Jadi ia pun tahu kalau Bretta pasti tidak akan segan-segan untuk melaporkannya lagi.

Sore ini tak ada kelas. Bretta pun pergi mencari seorang guru ternama di fakultas sejarah.

Guru ini bernama Veronica Sun, ia adalah seorang wanita yang usianya hampir lima pulih tahun, ia menghabiskan waktu seumur hidupnya untuk meneliti sejarah, ia sangat cerdas dan bertalenta.

Bretta mengajak guru itu minum kopi dalam kampus sambil bertukar pikiran.

Tak terasa, dua jam pun berlalu.

Lalu gosip pun kembali tersebar di seluruh kampus, bidadari baru itu talentanya luar biasa, ia bisa berbincang-bincang dengan Guru Sun selama dua jam penuh tentang sejarah dan kebudayaan.

Jam pulang sekolah pun tiba, Elly datang menjemput Bretta.

Masih tetap di pintu samping, mobil Elly berhenti, Bretta langsung membuka pintu itu dan melompat ke dalam.

"Ayo cepat jalan."

"Nona, ada apa? Apa ada orang yang mengikutimu?"

"Bukan, aku takut dilihat orang, belakangan ini sudah terlalu banyak gosip-gosip yang aneh."

"Haha, apa mereka terkagum-kagum dengan kecantikan Anda?"

"Tak usah dibahas lagi, aku tak ingin membicarakannya lagi." Bretta hanya merasa kepalanya pusing.

Mengingat kejadian tadi, saat semua orang memenuhi lorong dan memandanginya seperti panda di kebun binatang, Bretta pun kesal.

Ditambah lagi dengan pandangan mata teman-teman wanita sekelasnya yang penuh dengan rasa iri itu, ia bertambah jengkel.

Sesampainya di rumah, Bonnie pun meneleponnya.

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu