Bretta’s Diary - Bab 385 Keruntuhan

Semua yang terjadi disini begitu alami, semua ini seperti air mengalir, Bretta tidak pernah menyangka jika dirinya akan dengan tanpa ragu disumbangkan kepada Hayden.

Setelah melewati semua ini, mereka saling mengetahui isi hatinya masing-masing dan juga lawan jenis mereka, setelah melewati hidup matinya mereka, dan mereka tidak ingin lagi melewati kesempatan hidup mereka, hanya tersisa kehangatan dihati mereka.

Hayden memberikan malam yang tidak bisa dilupakan oleh Bretta, setiap gerakan yang hangat dan lembut, dan walaupun dia merasa sedikit ketakutan.

Dan yang bisa dilakukan Bretta, mengikuti irama yang penuh dengan kehangatan ini.

Setelah melewati malam ini, hidup ini terasa berbeda.

Sinar matahari pagi datang menyinari, Hayden terbangun dan melihat Bretta yang masih terlelap disana.

Berada dipelukannya seperti anak kecil yang berada didekat dadanya itu, dan juga rambut hitam yang wangi ini.

Sambil menjulurkan tangannya memeluk dia dengan lembut, hingga dia tidak dapat menahan untuk memberikan sebuah kecupan didahinya.

Bretta yang menyadari ini terbangun dari alam mimpinya...

Ketika dia melihat Hayden keempat mata ini saling bertemu dan tersenyum dengan penuh kehangatan.

“Nyonya Jiang, kenapa kamu begitu cantik?”

Bretta merona dan menyembunyikan kepalanya didadanya itu, dia sungguh tidak terbiasa, terlalu tertutup dan dijaga.

Maksud dari Hayden ingin mengajak dia keluar sejenak, tetapi belum sempat dia berkata dia tidak dapat menahan dan menarik dia untuk melakukan olahraga dipagi hari ini.

Dari pukul 06.30 hingga 07.30, barulah kedua orang ini menghelakan nafasnya.

“Bretta.”

“Iya?” Bretta menaikkan kepalanya, sambil memperlihatkan mata yang jernih ini.

“Aku akan tetap mencintaimu dan menjagamu selamanya sampai takdir memisahkan kita.”

Bretta tersenyum, dia menjulurkan tangannya sambil memegang dagunya Hayden.

Sebenarnya ini adalah gerakan diantara sepasang suami istri.

Tetapi pemikiran Hayden malah jauh disana, maka itu tanpa menunggu berontakan dari Bretta, dia kembali menggulang hal ini.

Maka kedua orang ini melakukan hingga siang hari tiba dan baru turun kelantai dasar.

Elly dan Bella yang mengetahui apa yang terjadi ini hanya memberikan senyuman jahat.

Bretta yang memerahkan wajahnya duduk diatas meja makan sambil menunggu makan siang.

Hayden tentu saja sangat bermurah hati, dia memiliki gayanya tersendiri, sambil melipatkan ujung bajunya, dia menuangkan segelas teh lemon hangat untuk Bretta.

“Nona, wajahmu begitu merah.” Bella sengaja bertanya seperti itu.

Bretta memegang wajahnya terlihat sedikit canggung, “Mungkinkah udara disini panas.”

“Haha, nona kamu menganggap kami bodoh, sudah jelas kamu dan tuan Hayden...” Belum sempat Bella berkata, Ella telah mengusirnya.

“Anak ini... apa yang kamu katakan.” Dengan sungkan Bretta berkata.

“Tidak apa-apa, bukan orang luar lagi, cepat atau lambat mereka akan mengetahuinya, apalagi setelah kita memiliki bayi, mereka pasti akan membantu kita.”

Bretta, “Kamu bermimpi dengan indah, mereka tidak kecil lagi dan aku harus segera mencarikan pasangan untuk mereka, masih berharap mereka menjaga anak kita, maka mereka akan kehilangan masa muda mereka bukan?”

“Baiklah, kita dengarkan saja nyonya Hayden, kamu begitu cantik dan apapun yang kamu katakan itu benar.”

Hayden begitu memanjakan Bretta apalagi hari ini mereka telah berstatus suami istri sekarang, tentu saja akan sangat dimanjakan jika bisa dia akan menyimpannya dikantong agar dapat dibawa kemanapun dan kapanpun.

Setelah makan siang, Hayden mengenggam tangan Bretta sambil berjalan disekitar area ini.

“Bretta, ada hal yang ingin aku katakan, kamu harus menuruti aku.”

“Apa?” Bretta tidak mengerti.

“Untuk selanjutnya... apakah kamu bisa berjanji untuk tidak meramal orang lain lagi? Jangan menghitung nasib orang lain, menjadi orang biasa saja, menjadi nyonya Jiang saja, aku tidak membutuhkan indramu itu, aku tidak inginkan seorang peramal, aku juga tidak ingin melewati hal itu lagi, aku hanya ingin dengan tenang melewati sisa hidup ini bersamamu, bisakah?”

Hayden memegang kedua tangannya Bretta, dan diletakkannya diatas dada, dia sungguh memohon kepadanya, memohon agar dia menolak kelebihan ini.

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu