Bretta’s Diary - Bab 821 Kemelekatan

Setelah menerima telepon itu, Bretta Hua segera bergegas datang, ia menyetir sendiri, tentu saja ia telah mendapat ijin dari Hayden Jiang.

Lagipula ia harus menghormati pasangannya dan menghindari segala kesalahpahaman. Setelah Elly Chun pergi, suasana hati Bretta Hua sangat kacau.

Dua hari ini ia terus berada di rumah, tak menemui siapapun, maka ia juga tak tahu apa yang terjadi pada Parker Xie.

Dan lagi, karena Lexy Feng juga tidak berada di Kota Jiang, jika ada Lexy Feng, ia pasti sejak awal sudah tahu.

Lexy Feng diminta seseorang untuk memeriksa sebuah kuburan di pemakaman di luar kota, dan Graham Qin tanpa malu mengikutinya, dengan alasan untuk melindungi Lexy Feng.

Padahal sebenarnya, ia takut Lexy Feng diam-diam pergi kencan buta, semua orang dengan jelas mengetahui hal ini.

Saat Bretta Hua datang, di luar masih turun salju, sudah hampir bulan Mei, Kota Jiang masih turun salju, ini bukanlah pertanda baik.

Bretta Hua mengenakan mantel hitam dan syal berwarna krem, rambutnya yang hitam panjang digerai.

Ia jelas-jelas mengenakan baju yang biasa-biasa saja, namun membuat orang merasa ia terlihat sangat cantik, yang pertama karena auranya, dan juga, karena warna itu memang cocok untuk semua wanita.

Jilian Xie juga pertama kalinya bertemu Bretta Hua secara langsung, sebelumnya hanya pernah melihat foto, atau hanya mendengar tentangnya.

Ia tertegun sejenak, tak heran adiknya begitu tergila-gila, benar-benar... seorang gadis yang cantik, kecantikan yang membuat hati terasa sejuk.

“Kak Bretta Hua, cepat temui kakak keduaku, ia akan segera... pergi, ia hanya ingin bertemu denganmu.”

Bernice Xie menyambut Bretta Hua di pintu sambil menangis terisak-isak menjelaskan hal ini.

“Paman Xie, Bibi, Kakak.” Bretta Hua menyapa anggota keluarga Xie satu per satu.

“Bretta Hua, terimakasih sudah datang.” Bob Xie sangat bersyukur.

“Paman Xie tak usah sungkan, aku dan Parker adalah teman baik.”

Bretta Hua tak berani menunda terlalu lama, ia segera memasuki kamar pasien.

Begitu ia baru saja memasuki kamar, ia merasakan sebuah hembusan angin bertiup ke arahnya. Bretta Hua secara otomatis mengangkat tangannya untuk menghadangnya.

Setelah ia mengenyahkan hembusan angin itu, ia melihat sesuatu.

Di kepala ranjang Parker Xie, berdiri seorang wanita, sebenarnya bisa disebut, seorang arwah.

Rok yang dikenakan wanita itu berlumuran darah, ekspresinya sangat kesal, dan seluruh ruangan dipenuhi atmosfer ini.

Tadi saat mendengar Parker Xie jatuh sakit, Bretta Hua juga terheran-heran.

Kondisi tubuh Parker Xie cukup baik, bagaimana ia bisa sakit, dan juga dibilang tak ada cara untuk menyembuhkannya?

Sekarang ia mengerti, mengapa ia bisa sakit, karena adanya hal buruk yang sangat hebat menjeratnya.

Hal ini pasti telah terjadi selama beberapa hari.

Setelah melihat sosok wanita itu, Bretta Hua terkejut. Ia pernah bertemu wanita ini, Shannen Liang, yang dulu pernah mempunyai perasaan pada Parker Xie, namun tidak diterima.

Lalu masih juga ditekan oleh Beatrice Hua, selanjutnya, hanya terdengar bahwa ia mundur dari dunia hiburan, tak tahu kemana perginya, bagaimana bisa ia...

“Berapa lama kau mengikutinya?”

Setelah menidurkan Parker Xie dengan suatu mantra, Bretta Hua langsung bertanya pada wanita itu.

“Kau bisa melihatku?” Shannen Liang sedikit terkejut, lalu melayang ke arah Bretta Hua.

Tentu saja wajahnya sangat mengerikan, namun Bretta Hua sama sekali tak tergoyahkan.

“Menurutmu?” Bretta Hua bertanya ringan.

“Bretta Hua, untuk apa kau datang, apakah belum cukup kau melukainya?”

“Yang kau katakan sebaliknya, yang sedang melukainya adalah kau, kau sudah mati, kenapa mengganggunya? Sebaiknya segera lepaskan semua kemelekatanmu dan pergi bereinkarnasi.”

“Tidak, aku ingin membawanya bersamaku, aku tak bisa melepaskannya, ia adalah orang yang paling baik terhadapku.” Memang, perasaan Shannen Liang padanya sangat dalam, setelah mati, ia melihat Parker Xie memberinya kebaikan untuk terakhir kalinya, mencarikannya tempat untuk dikubur, memberinya penghormatan terakhir, maka ia bertekad untuk membawa Parker Xie bersamanya, dan hal ini telah berlangsung beberapa hari.

“Kau akan membunuhnya, ini takkan baik untuknya, kemelekatanmu terlalu besar, ini akan menjadi sebuah rintangan.” Bretta Hua memperingatkan.

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu