Bretta’s Diary - Bab 970 Fenomena Blood Moon

“Bertarung sesuka hatimu, apakah kamu berpikir bahwa kamu benar-benar tidak terkalahkan?” Raja Neraka benar-benar sangat marah.

Sebagai penguasa Dunia Kematian, dia selalu dihomarti tidak peduli kemanapun dia pergi, tidak ada yang tidak takut padanya.

Bahkan para dewa di Nine Heavens pun bersikap sangat sopan kepadanya, tidak ada yang berani menyinggung penguasa yang mengendalikan kehidupan dan kematian ini.

Tapi wanita di depannya ini, wanita yang dipenuhi dengan aura manusia biasa, selalu berbicara tanpa rasa malu dan langsung berkata bahwa dia ingin bertarung.

Bukankah ini adalah Fire of the Nine Heavens?

Namun, jangan bicarakan yang lainnya terlebih dahulu, satu Fire of the Nine Heavens sudah cukup untuk merubah ekspresi Dewa Three Worlds, Three Realms, Six Roads.

"Aku bukannya tidak terkalahkan, tapi aku merasa, menghadapi dirimu...... Seharusnya...... Tidak akan ada masalah."

Raja Neraka: ......

Bretta Hua sebenarnya jarang sekali berbicara seangkuh ini, tetapi dia memiliki keyakinan untuk menghadapi orang di depannya, walaupun dia belum pernah bertarung sebelumnya.

Raja Neraka sangat ingin menggantung dan menghabiskan wanita yang satu ini.

Namun……

“Tunggu.” Dia menunjuk ke arahnya.

"Aku tidak akan pergi, aku akan terus menunggumu."

“Bagus, sangat bagus.” Raja Neraka benar-benar merasa sangat kesal, Three Worlds, Three Realms, Six Roads telah hidup selama puluhan ribu tahun, namun mereka belum pernah melihat wanita yang seangkuh ini sebelumnya, benar-benar sangat mengesalkan.

Sebenarnya, Bretta Hua sangat populer, tidak ada yang tidak menyukainya, Raja Neraka tentu juga hanya mengatakannya saja.

Steven bahkan dapat menilai bahwa dia sebenarnya tidak pernah bermaksud untuk mempersulit Bretta Hua.

Dia awalnya masih ingin mengatakan sesuatu, namun suara mesin mobil terdengar dari luar jendela, Hayden Jiang sudah kembali.

Bayangan hitam yang berada di depannya langsung menghilang dalam sekejap, lampu di ruang tamu juga menyala dengan sendirinya, seakan-akan semua hal yang baru saja terjadi itu hanyalah sebuah ilusi.

Hayden Jiang masuk sambil menggenggam kunci mobil dan melihat Bretta Hua berdiri di ruang tamu.

"Apakah kamu juga baru saja kembali?"

"Iya, aku baru saja kembali."

"Pantas saja, kamu bahkan belum mengganti pakaianmu......"

Hayden Jiang tersenyum, berjalan menghampirinya, langsung memeluk istrinya, dan bergumam,"Hari ini benar-benar sangat melelahkan, ayah bersikeras membangun propertinya sendiri, kamu tahu aku tidak pernah menyukai properti, tapi Tuan Besar sudah bertekad, sehingga aku hanya bisa menemaninya mengawasinya. "

"Bagaimana? Apakah ada yang cocok?"

"Hmm, masih sedang dalam proses pemantauan, aku benar-benar sangat lelah, apakah ada makanan di rumah?"

Hayden Jiang sering sekali memanja dengan Bretta Hua beberapa saat belakangan ini, dia terus menempel padanya, sengaja meletakkan dagunya di bahunya, lalu mencium aroma alami tubuhnya.

Setiap kali berada di sisi Bretta Hua, Hayden Jiang merasa bahwa inilah saat-saat yang paling menenangkan, yang juga merupakan kehidupan bahagia yang dia inginkan.

"Tidak ada."

"Kalau begitu, apakah kamu akan membiarkan suamimu mati kelaparan?"

“Kini hanya ada diriku sendiri di rumah, bagaimana kalau kamu memakanku,”ucap Bretta Hua dengan maksud bercanda.

Hayden Jiang tersenyum menawan, meletakkan kepalanya di lehernya dan menggosoknya.

"Kamu sendiri yang mengatakannya, kamu tidak boleh menarik kembali perkataanmu."

Ketika menyadari bahwa dia salah paham, Bretta Hua bergegas menjelaskan,"Jangan berpikir terlalu jauh, aku tidak mempunyai maksud lain...... Bella Yin akan segera kembali, jangan memicu masalah lagi."

"Biarkan saja jika Bella Yin kembali, bukankah kita juga pernah menunjukkan kasih sayang kita di depan hadapannya dengan menganggap dirinya transparan?"

“Haha.” Bretta Hua merasa bahwa Tuan Jiang belakangan ini semakin sering berbicara lari dari topik utama.

Mereka berdua bahkan belum mengganti pakaian, lalu hanya bermalas-malasan seperti ini di ruang tamu.

Tiba-tiba……

Sebuah cahaya aneh mulai memancar di langit gelap di luar jendela.

Bretta Hua perlahan mendorong Hayden Jiang menjauh, berjalan ke depan jendela, lalu ekspresi wajahnya pun langsung berubah.

Tidak tahu sejak kapan bulan di langit berubah menjadi warna merah, warna merah yang sangat menakutkan, memerah hingga terlihat seakan-akan hendak meneteskan darah.

"Ada apa?"

Hayden Jiang juga tercengang melihat sikap Bretta Hua, sehingga dia juga ikut mendekatinya.

“Suamiku, lihat itu.” Suara Bretta Hua sangat pelan, tatapannya terlihat sedikit mengosong.

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu