Bretta’s Diary - Bab 65 Beatrice Terluka

Hayden tak berkata apa-apa, dan hanya mendekat ke arah Bretta.

Pada akhirnya, ia pun menyuguhkan pundaknya de depan.

Bretta memeluk sepatu yang dibuat oleh neneknya itu dengan erat, memendamkan kepalanya pada pundah Hayden, menangis tanpa suara.

Pada saat itu, Hayden pun merasa kasihan.

Karena ia mengetahui bahwa Bretta sedang mengontrol emosinya dengan sekuat tenaga, apa yang sudah dialaminya?

Mengapa menangis saja perlu ditahan seperti ini.

"Sebenarnya...... Kau boleh menangis dengan keras, aku tidak akan menertawakanmu." katanya.

Bretta tetap tidak mengeluarkan suara, tapi air matanya sudah membasahi kemeja Hayden.

Tiga menit kemudian, Bretta mengangkat kepalanya.

Hayden memberinya tisu dengan penuh perhatian.

Bretta mengusap air matanya, "Aku tak ingin orang lain melihatku, juga tak ingin nenek mendengarku."

Mendengar perkataannya, Hayden bertambah sedih.

Malam itu, Bretta dan Hayden tidak kemana-mana.

Dua orang itu menjaga nenek semalaman, keesokan harinya, kondisi nenek pun membaik.

Dan Bretta bisa pulang dengan tenang, sebelum pergi, ia melihati neneknya makan beberapa suap bubur.

Hayden membawa mobil dan mengantarkan Bretta ke Mayfair di Orchard Cottage.

Lalu dirinya pergi ke kantor.

"Nona, bagaimana keadaan Nyonya Besar?" tanya Elly dan Bella.

"Kondisinya tidak terlalu baik, tapi...... sudah berlalu, kata dokter sementara ini masih stabil......"

"Wajah Anda terlihat pucat, Anda pasti lelah begadang semalaman, makanlah dulu, lalu istirahat sebentar."

Kedua pembantu ini, yang satu menyiapkan satu bak air panas untuk Bretta mandi.

Yang satu memasak semangkuk kecil bubur jujube merah dan mengantarkannya ke kamar Bretta.

Akhirnya Bretta pun tertidur lenyap.

Pukul sebelas siang, ia pun dibangunkan oleh bunyi handphonenya.

Kak Belinda yang meneleponnya, saat Bretta menerima telepon itu, jantungnya berdebar kencang.

Ia takut kakaknya itu akan menyampaikan sebuah kabar buruk tentang neneknya.

"Bretta, kakak ketigamu kecelakaan."

"Hah?"

Hal ini sama sekali tak terduga.

Kemarin malam Beatrice masih pergi ke rumah untuk melihat nenek, kenapa hari ini tiba-tiba kecelakaan?

"Kak, kenapa Kak Beatrice?" meskipun hubunganya tidak seberapa baik, tapi bagaimanapun juga mereka tetap sedarah daging, ia tetap merasa khawatir.

"Pagi ini dia ada adegan berkuda, dia jatuh dari atas kuda, dua tulang rusuknya patah, sekarang dia di rumah sakit."

“Ah......”

Bretta menghela napasnya, benar-benar masalah tertubi-tubi, tahun ini benar-benar sangat kelam untuk Keluarga Hua.

Bisnisnya dari awal sudah tidak baik, ditambah lagi dengan penyakit nenek, dan sekarang Beatrice juga jatuh dari kuda, semuanya bercampur aduk menjadi satu.

"Semua orang sudah pergi ke rumah sakit, Ibu menyuruhku untuk bertanya padamu, apa kau datang?"

Belinda juga tahu adik kelimanya ini tidak dekat dengan anggota keluarga lainnya, jadi dia tidak yakin apa dia akan datang.

Tapi, berita ini tetap harus diberitahukan kepadanya, bukan karena hal lain, tetapi hanya karena identitasnya sekarang sebagai menantu Keluarga Jiang.

Dengan adanya identitas ini, kedudukan Bretta di Keluarga Hua melonjak ke atas.

Bretta sendiri juga tahu, semua ini karena martabat Keluarga Jiang.

"Aku lihat kondisi dan situasi dulu."

Jawaban ini tak ada arti lain, Bretta memang belum yakin apa dia akan pergi atau tidak.

Bukan karena hubungan kakak beradik itu tidak baik, sebenarnya Beatrice juga cukup baik terhadap Bretta.

Tapi yang dipikirkan adalah, Beatrice itu seorang artis papan atas, kalau dia sakit, pasti banyak wartawan dan tim paparazzi yang berjaga 24 jam di depan pintu rumah sakit.

Dan yang pergi menjenguknya pasti tak sedikit, fans, manajer, orang-orang kantor, dan juga teman-teman sesama artisnya di dunia entertainment.

Karena hal itu, Bretta menjadi ragu-ragu.

Sore itu.

Parker malah pergi menjenguk Beatrice, ia membawa serangkai bunga dan buah-buahan, penuh dengan kesungguhan.

Tapi masalahnya, Beatrice tidak akrab dengan Parker, kedua orang itu jarang sekali berbicara.

Oleh karena itu, saat Beatrice melihat kedatangan Parker, ia sangat terkejut.

"Angin apa yang membawa Tuan Muda Xie datang kemari?" Beatrice menyerongkan kepalanya dan melihat ke arah Parker sambil tersenyum.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu