Bretta’s Diary - Bab 63 Nenek Sakit Keras

"Menurutmu?"

Hayden tidak menjawab, malah bertanya balik.

Kedua orang itu pun tertawa bersamaan.

Dunia gelap atau tidak, Bretta tidak tahu, yang dia tahu, kehidupan ini bukan dongeng.

Walaupun dia adalah seorang miliyarder, hidup di kehidupan sosial kelas atas, tapi...... masih ada sesuatu yang dia inginkan tapi tak pernah ia dapatkan.

Awalnya berpikir setelah menonton, mereka ingin langsung pulang.

Tapi jarang-jarang Hayden mengajak Bretta langsung naik lift menuju ke mall lantai lima.

Disana, ia membelikan Bretta banyak peralatan.

Peralatan yang akan digunakan di sekolah besok, tempat pensil, bolpen, buku tulis.

Dan botol minum yang dilengkapi dengan sedotan imut, sapu tangan yang bisa dibawa kemana saja, juga alas duduk.

Bahkan juga membeli earphone anti bising, harganya tidak murah, beberapa juta.

"Untuk apa beli ini?" Bretta bingung.

"Waktu aku kuliah dulu, aku selalu belajar di perpustakaan, di sana orangnya banyak, sangat bising, makanya bel ini, enak dipakai...... Coba saja kalau kau tidak percaya."

"Baiklah......"

Bretta tak berkata apa-apa, tapi dalam hatinya ia mengingat kebaikan Hayden ini.

Dua orang itu membeli dua kantong penuh, baru pulang ke rumah dengan senang.

Mungkin waktu menonton film tadi terlalu panjang, sehingga saat sampai di rumah pun mereka kelaparan.

Bretta ingin makan dumpling, Elly dan Bella langsung menuju ke dapur untuk menyiapkannya.

Malam itu, mereka pun makan dumpling.

Hayden jarang sekali mengirim Moments di Wechat, tapi malam ini, dia memotret sepiring dumpling itu.

Tak tahu sengaja atau tidak, jari Bretta yang lentik itu pun ikut masuk ke dalam foto itu.

Lalu ia posting di Momentsnya ——

Tulisannya —— Dumpling malam ini enak sekali.

Tak lama, foto itu pun dibanjiri komentar.

George : Aduh duh, orang yang sudah berkeluarga memang tak sama ya, makan dumpling saja seromantis ini.

Graham : Foto ini jelek, istrimu tidak kelihatan.

Bruce : Sisakan sedikit untuk sahabat-sahabatmu.

Sambil makan, Hayden pun membalas komentar-komentar itu satu per satu dengan senang.

George ini memang nakal, dia punya kontak Parker Xie di Wechatnya.

Dan ia sengaja menangkap layar Moments Hayden ini, lalu mengirimkannya pada Parker.

Parker : ???

George : Raja Jiang ku ini memang suka mengumbar kemesraan, menyebalkan sekali...... Aku jadi ingin makan dumpling juga, apa kau sudah makan, bagaimana kalau aku traktir kau makan dumpling?

Parker : ......

Dia tahu, George ini sengaja memanas-panasinya.

Tapi siapa dia?

Apa dia hanya akan membiarkannya saja?

Parker : Bicara saja gampang, kalau kau berani, kau ajak aku makan ke rumah Hayden, berani tidak?

George : Aku jelas tak berani, sudah semalam ini, tak baik kalau mengganggu mereka berdua, lagipula mereka juga butuh waktu untuk membuat bayi.

Parker : Membuat bayi? Apa Hayden bisa melakukannya? Beberapa tahun ini tak banyak wanita yang dekat dengannya, aku saja tidak tahu apa dia bisa menggunakan itunya atau tidak.

George : Apa kau ini siluman lemon? Tidak bisakah lebih asam sedikit?

Kemudian, kedua orang ini pun bercekcok dalam Wechat.

George berdiri di kubu Hayden dengan teguh, sengaja membuat Parker kesal.

Tapi Parker juga bukan orang biasa, tak semudah itu dikalahkan.

Setelah perang lidah itu berakhir, Parker tak lupa mengirimkan pesan pada Bretta.

"Bretta, aku juga ingin makan dumpling buatanmu...... Kalau tidak, lain kali kau suruh kucing hitammu itu mencakarku sekali lagi, aku memintamu ganti rugi dengan sepiring dumpling, boleh ya?"

Bretta mengambil handphonenya, membacanya sejenak lalu melemparkannya begitu saja.

Parker ini benar-benar tak tahu malu.

"Siapa yang mengirim pesan?" Hayden pun bingung setelah melihat ekpresi Bretta yang mendadak berubah aneh.

"Pesan penipuan." dia menjawab dengan tenang.

Elly dan Bella tahu apa yang sebenarnya terjadi, mereka hanya terseyum saja.

Putra kedua Keluarga Xie yang terkenal itu malah dianggap Nona mereka sebagai penipu.

Jam sepuluh malam, Bretta naik ke atas ranjangnya tepat waktu, baru saja mau istirahat, ia pun menerima sebuah telepon dari rumah orangtuanya.

Ibunya yang meneleponnya, hanya satu kalimat saja, "Bretta, kondisi nenekmu agak sedikit buruk."

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu