Bretta’s Diary - Bab 314 Menjadi Pemuja

Graham Qin dan Hayden Jiang tertawa kecil. Hayden Jiang dari tadi terus menggenggam tangan Bretta Hua, ia seperti budak cinta.

“Kamu jangan membuat takut istri Hayden Jiang.”

Bernice Xie akhirnya sadar dari lamunannya. Ia berjalan mendekati Bretta Hua, lalu mengulurkan tangan wanita itu dengan sangat antusias.

“Halo dewi cantik, aku Bernice Xie, adik Parker Xie.”

“Halo.” Bretta Hua mengangguk pelan tanpa melambaikan tangan.

Ia bukannya tidak sopan, ia hanya tidak terbiasa bersentuhan seperti itu dengan orang asing. Untung Bernice Xie tidak begitu mempedulikannya.

“Kamu baik-baik duduk sini, aku main dengan Graham Qin dulu.”

“Baik.”

Hayden Jiang mengambil tongkat biliardnya, lalu dengan gagah berjalan bersama Graham Qin kea rah meja biliard.

Bretta Hua tenang-tenang duduk di ruang tunggu. Suasana ruangan agak dingin, jadi ia melepas jaket tipisnya. Yang tersisa kini hanya kemeja bertali warna pink tua, ia terlihat sangat elegan.

Bernice Xie kemudian menghampirinya untuk memulai pembicaraan.

“Dewi cantik, aku pernah dengar kakakku membicarakanmu.”

“Oh ya?”

“Iya, ia sangat tergila-gila padamu. Dulu, waktu aku di luar negeri, ia berulang kali meneleponku untuk membicarakanmu…… Dulu aku pikir ia berlebihan, tetapi sekarang aku baru tahu ia sama sekali tidak berlebihan. Kalau aku laki-laki, aku juga pasti suka denganmu. Kamu terlalu cantik dan memanjakan mata, kalau aku menikahimu pasti aku setiap hari bisa makan dengan lahap dua porsi nasi.”

Bretta Hua menarik bibirnya, ia curiga wanita ini punya maksud tertentu.

“Aku hanya memmbicarakan kenyataan, tidak ada maksud membujukmu melakukan sesuatu sama sekali. Dewi cantik…… Apakah kamu benci kakakku?”

“Tidak juga kok.”

Bretta Hua sebelumnya memang agak tidak suka dengan Parker Xie, tetapi setelah melihat pria itu merevolusi besar-besaran pabrik obat dan berani berhenti menjual obat yang paling laku ketika berada di puncak penjualannya, pandangannya pada Parker Xie langsung berubah banyak. Ia merasa pria itu orang yang bisa berpikir jauh dan sama sekali tidak berwawasan dangkal seperti yang ia bayangkan sebelumnya.

“Haha, kakakku dulu sangat menarik, wanita-wanita mengerumuni dan berinisiatif menggodanya…… Ia berganti wanita seperti berganti pakaian, tetapi memang benar kata pepatah bahwa cepat atau lama pelaku perbuatan buruk akan menerima buah karmanya. Dosanya dulu terlalu banyak, bahkan langit juga mengutuknya, jadi langit mengirimmu untuk menyadarkannya. Ia sejak itu jadi sering meraung-raung memanggil-manggil namamu tapi pada akhirnya juga tidak berhasil mendapatkanmu.”

“Kamu benar-benar adik kandungnya?” Bretta Hua tidak bisa menahan tawa.

“Iya. Aku berani garansi keaslian ceritaku tadi. Kamu jangan penasaran mengapa aku malah bercerita begini, aku memang dari dulu suka melawan kakak. Aku dan kakak sejak kecil sering bertengkar…… Aku juga suka menceritakan keburukannya pada orang lain di belakangnya.”

Bretta Hua semakin tidak bisa menahan tawa……

“Dewi cantik, kakakku bilang kamu pernah meramalku, dan ramalanmu sangat akurat. Kamu sungguh hebat bisa meramal begitu.”

“Hanya bisa meramal sedikit-sedikit kok.”

“Kamu benar-benar bisa segalanya, sudah cantik cerdas pula……”

Bernice Xie benar-benar tertarik pada Bretta Hua, jadi ia terus mencari topik pembicaraan. Mereka ngobrol dengan sangat asyik. Meski Bernice Xie sendirian memikirkan topik, tetapi ini sama sekali tidak mengurangi kekagumannya pada Bretta Hua.

Dari kejauhan, setelah memukul bolanya, Graham Qin menunjuk ke arah mereka bedua.

“Lihat, Bernice Xie kini ikut-ikutan menjadi pemuja istrimu. Tingkat kekagumannya bahkan lebih tinggi dari kakaknya.”

“Mau bagaimana lagi, istrimu memang sangat disukai orang lain. Ia sendiri yang sangat mempesona, masa kamu salahkan aku?” jawab Hayden Jiang bangga.

“Kamu mau pamer ya…… Sejak menikah dia pasti kamu paksa makan ini-itu. Aku sendiri juga sangat terpesona.”

“Kalau begitu kamu juga cari dong?”

“Tidak, aku tidak tertarik.” Graham Qin menggeleng.

“Dalam hal ini kamu masih kalah hebat dari Si Tua Wang. Ia belakangan sedang berbunga-bunga,” canda Hayden Jiang.

“Karena hubungan dia dengan Beatrice Hua?”

Hayden Jiang dan Graham Qin di belakang selalu memanggil Bruce Wang dengan sebutan Si Tua Wang. Ini panggilan yang sebenarnya agak mengandung makna ejekan.

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu