Bretta’s Diary - Bab 684 Memperburuk Kondisi

Larut malam, di rumah sakit.

Seorang wanita yang mengenakan jubah hitam berlutut, “Selamat, master, Bretta Hua telah tertusuk Siluman Es milik master, ia jatuh koma, sudah seperti orang mati. Sungguh langkah yang jenius.”

“Jangan ceroboh, ini karena ia menyegel kekuatannya sendiri, jika tidak, hal kecil ini tak mungkin melukainya.”

Rainy Zhuo tahu banyak hal, bahkan tentang Bretta Hua menyegel kekuatannya sendiri ini. Jika bukan demi Hayden Jiang, dan jika ia tidak menyegel kekuatannya, hal kecil ini tak akan mempertaruhkan nyawanya.

Saat ini, jiwa Bretta Hua sedang terperangkap dalam sebuah gua es, di dalam sebuah dunia roh.

“Aku terperangkap.” ia berkata pada diri sendiri.

Bretta Hua tiba-tiba merasa ia sedang terperangkap di suatu tempat, dan ini pastilah dunia roh, sebuah tempat yang selalu berubah.

Ia mengingat, jarum es di tubuh ibunyalah yang melukainya saat ia menyedotnya keluar.

Rupanya, orang-orang itu telah merencanakan sejak lama, meletakkan jarum itu di tubuh ibunya, pada akhirnya berakibat padanya, sungguh mengenaskan.

Bretta Hua beberapa kali mencoba memadatkan kekuatan spiritualnya untuk menghancurkan perangkapnya, namun akhirnya tak berhasil.

Akhirnya ia menyerah dan duduk sendirian di ujung gua.

Ia memandang jari-jarinya. Menjadi orang biasa ada baiknya, ada buruknya. Buruknya, ia sangat lemah, namun baiknya, ia bisa hidup dengan tenang.

Ia berjanji pada Hayden Jiang ia tak akan menjadi manusia supranatural, ia akan menjadi manusia biasa. Maka setelah ditolong oleh Lexy Feng, ia menyegel kekuatannya sendiri.

Bahkan mata dewanya pun ditutup. Sungguh tak mungkin untuk menembus dunia roh. Namun bila ia membuka segelnya, ia telah mengingkari janjinya pada Hayden Jiang.

Pilihan manapun yang dipilihnya, bukanlah hal yang baik. Bretta Hua terjebak dalam dilema.

Di satu sisi, mengetahui Bretta Hua jatuh sakit, teman-teman dan sanak keluarga tak henti-hentinya datang menjenguk.

Setelah Elly Chun kembali, Bella Yin merasa lega, mereka berdua bergantian merawat nona.

Belinda Hua telah datang 2 kali, Beatrice Hua telah datang 7-8 kali, dan Bonnie Hua juga hampir setiap hari di rumah sakit untuk merawat Bretta Hua.

Tuan dan Nyonya Hua juga telah datang beberapa kali, entah apakah hanya ingin mencari muka ke Hayden Jiang atau karena benar-benar mengkhawatirkan putrinya.

Orangtua Hayden Jiang juga datang berkali-kali, ibu Hayden Jiang sangat sedih. Setiap kali datang ia selalu dengan penuh kasih mengusap wajah atau tangannya, juga selalu membawakan buah dan makanan untuk Elly Chun dan Bella Yin.

Graham Qin, Lexy Feng, Bruce Wang, George Gao juga adalah pengunjung tetap. Semua datang menjenguk Bretta Hua, sambil menghibur Hayden Jiang.

Graham Qin juga tidak menghindari Lexy Feng, saat melihat Lexy Feng di rumah sakit, hatinya melunak, dan ia berinisiatif mengajak bicara.

Untungnya Lexy Feng juga tidak mendebat, ia tak memikirkan perang dinginnya dengan Graham Qin, yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana menyelamatkan Bretta Hua.

Pukul 7 malam itu.

Hayden Jiang mengajak semua orang keluar makan malam, Bella Yin menjaga Bretta Hua.

Brenda Hua datang sambil membawa sebuket bunga di tangannya, ini adalah pertama kalinya ia datang.

“Untuk apa kau datang?” Bella Yin bertanya kasar.

“Omongan apa ini, seburuk-buruknya, ia tetap adikku, aku datang menjenguk adik, apa urusannya denganmu.” Brenda Hua menatap Bella Yin.

“Tak perlu menjenguknya, keluar.”

“Jangan mempermalukan dirimu sendiri.” Brenda Hua tak datang sendirian, ia membawa beberapa pengawal.

Sebelum Bella Yin menghalangi, para pengawal itu langsung menangkap Bella Yin dan menyeretnya keluar, sepanjang jalan Bella Yin meneriaki Brenda Hua.

Brenda Hua tertawa mencibir, lalu meletakkan bunga itu di atas selimut Bretta Hua.

“Istirahatlah dengan tenang, adik, Tuhan memberkati.”

Di saat yang sama, dari tasnya ia mengeluarkan dua buah tas kain, dan didorongnya ke bawah selimut Bretta Hua, diletakkannya di perut bagian bawahnya.

Setelah melakukannya diam-diam, Brenda Hua segera pergi, Bella Yin mengira ia hanya datang untuk menikmati hal ini, berbahagia di atas penderitaan orang lain, ia tak memperhatikan gerakan kecilnya.

Bella Yin masuk dan segera mengambil bunga putih itu dan membuangnya. “Sungguh tidak pantas, ini untuk orang mati. Apa tujuanmu? Nona belum mati, sudah datang sembahyang?”

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
6 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu