Bretta’s Diary - Bab 170 Sangat Memalukan

"Adik ke-lima, tolong beri tahu suamimu, agar temanya menjauh dariku."

"Kenapa?"

Bretta Hua mendengar Beatrice Hua sangat emosional.

Beatrice Hua berbaring di karpet, terlihat sangat menyedihkan.

"Aku tidak tahu apa takdirku, kenapa aku mau membantunya berpura-pura menjadi pacarnya, membohongi neneknya. Kamu tahu apa yang dilakukannya padaku, dia memanfaatkan kesempatan.

Bretta Hua mencoba mengingat kembali tentang Bruce Wang.

Secara umum, orangnya sangat baik, rendah hati dan terpelajar, tidak seperti yang dikatakan Beatrice Hua.

Apakah ada yang salah?

"Dia kenapa? Kakak ke-tiga ... Apa dia ..." Bretta Hua sedikit gugup, khawatir apakah dia telah melakukan sesuatu yang tidak dapat dikatakan oleh Beatrice Hua

Beatrice Hua dengan emosi segera menceritakan secara detail semua kejadian hari ini, termasuk saat makan dan bermain mahyong di rumah keluarga Wang.

Setelah mendengarkan Bretta Hua bertanya, “Hanya ini?”

"Ya Tuhan, apa ini tidak cukup? Mencubit wajahku dan menyentuh pinggangku. Di dunia hiburan, siapa yang berani melakukan ini kepadaku? Ingat saat sutradara film mabuk dan melecehkanku, aku bisa menggunakan kekerasan?

"Kupikir Bruce Wang melakukan ini hanya untuk keluarganya. Lagi pula, keluarga Wang tidak bodoh, mungkin dia takut ketahuan, jadi mendekatimu?”

"Bukan, kamu tidak tahu betapa dia sangat tidak tahu malu, sudahlah... aku cerita banyak, kamu juga tidak akan mengerti, kamu kasih tahu Hayden Jiang, aku benar-benar tidak ingin bertemu dengan Bruce Wang."

Setelah menggila, Beatrice Hua segera menutup teleponnya.

Jam dua belas Beatrice Hua sesudah mandi, berbaring di tempat tidur.

Dia teringat dengan amplop merah yang diberikan keluarga Wang hari ini.

Berpikir bahwa dia tidak sia-sia pergi, dan mendapatkan sejumlah uang, hatinya menjadi lebih tenang.

Teringat pertama kali Bretta Hua pergi ke rumah keluarga Jiang, dia mendapatkan amplop dua .juta.

Tetapi tidak disangka, Beatrice Hua membuka amplop dan terbengong.

Didalam amplop hanya berisi duapuluh ribuan dan limapuluh ribuan.

Bukan seratus ribuan, paling besar hanya lima puluh ribuan.

Semua di dalam amplop berisi dua puluh lembar uang, dan totalnya tidak sampai delapan ratus ribu rupiah?

Beatrice Hua tidak bisa menahan amarah, dan menelepon Bruce Wang

Dia belum tidur dan menjawab teleponnya.

"Ada apa?"

" Bruce Wang, kamu mengandalkan dua paman dan tiga bibimu."

“Artis besar jangan bicara terlalu kasar.”Bruce Wang menjawab dengan tenang.

"Kalian keluarga Wang apa sengaja beri aku amplop tidak sampai delapan ratus ribu rupiah ? Kata Beatrice Hua dengan marah.

Bruce Wang sepertinya sudah tahu dan tidak terkejut.

"Ini adalah aturan keluarga kami, ketika kakek ku masih hidup berpesan, karena anggota keluarga Wang terlalu banyak, jadi tidak peduli saat Tahun Baru atau perayaan apapun, cukup memberikan amplop merah, uangnya tidak perlu terlalu banyak. Ini sudah menjadi kebiasaan, hal ini juga berlaku untuk caolon istri adik sepupuku, tidak hanya kepadamu.

“Tetapi adik ke-lima saat pertama kali pergi ke rumah keluarga Jiang, menerima dua juta rupiah.”Beatrice Hua tidak peduli dengan uangnya, tetapi dia menjaga harga dirinya.

Jika cerita ini menyebar, bahwa dia pertama kali datang ke rumah pacar hanya menerima delapan ratus ribu rupiah, apa tidak ditertawakan?

"Keluarga Hayden Jiang memberi dua juta rupiah kepada adik ke-lima karena mereka sudah menikah, sah sebagai suami istri, atau kamu mau mencoba menikah denganku? Lihat nenek akan beri kamu berapa?” Kata Bruce Wang tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.