Bretta’s Diary - Bab 39 Tidak Menyukaimu Karena Kotor

Hayden Jiang bukan tipe pria yang tampak tampan pada pandangan pertama, bukan tipe pria dengan mata yang besar.

Matanya memiliki bentuk tajam, mirip seperti Bretta.

Rambutnya sangat pendek, tipis, bersih dan rapi.

Hidungnya agak mancung, dan bibirnya tidak tipis tidak tebal, pas.

Kelima panca indera ini bersatu, membuat orang yang melihatnya merasa nyaman.

Terutama ketika melihat wajahnya dari samping, tampak seperti garis-garis pada wajahnya tertata sempurna.

Sudah lewat sepuluh detik lebih, hanya ada suara dua orang yang bernafas.

Setelah beberapa saat, Bretta Hua berkata, “Kamu selalu tidak sopan seperti ini.”

Hayden Jiang tertawa, menunjuk ke arah kanvas gambar, “Tidakkah kamu merasa pemandangan ini terlalu sepi, sekarang sudah ada angsa barulah gambar ini tampak hidup.”

“Sembarangan, maknanya berubah.”

“Bretta merasa bete, mengambil kuas dari tangan Hayden Jiang.”

Tetapi tetap tidak menghapus angsa yang digambar oleh Hayden Jiang itu.

“Suka menggambar? ” Hayden bertanya pada Bretta.

“Lumayan.”

“Kamu ini malu-malu, kemampuan menggambarmu ini tidak mungkin didapat kurang dari sepuluh tahun.”

“Kamu paham lukisan?” Bretta merasa Hayden tidak sembarangan berbicara.

Bisa menilai kemampuan menggambar Bretta dari gambaran yang simpel, pasti bukan orang biasa.

Sedikit mengerti tentang bulu.

Hayden duduk di sebelah Bretta dan mulai mengobrol dengannya.

Dan tanpa merasa bersalah dia mengambil kopi Bretta dan meminumnya seteguk.

“Oi? Itu punyaku.” Kata Bretta dengan alisnya naik.

“Tidak apa-apa, aku tidak peduli kamu kotor.”

“Tolong...... aku yang takut kamu kotor......oke ?” Bretta sungguh kesal.

Pria ini juga terlalu...... tidak ada aturan.

Bukankah Keluarga Jiang adalah keluarga paling kaya?

Mengapa tuan muda yang dibesarkan di keluarga itu menjadi tidak sopan seperti ini?

Bukankah seharunya pria yang lembut ?

Bretta merasa demikian, terkadang, apa yang dilakukan Hayden terlihat seperti anak kecil.

“Jangan takut, aku tidak punya penyakit.” Canda Hayden padanya.

Bretta sungguh kesal.

Selimut ini adalah keluaran baru dari sebuah merek, dia beli dari luar negeri, baru datang.

Bagian luar berwarna merah muda terang seperti kaca berkilau.

Bagian dalam adalah gambar kaki kucing, sangat lucu.

Mungkin karena Blacky, Bretta sangat suka kucing.

Siapa yang tahu, hanya dengan satu hari, sudah dipenuhi oleh pria ini, ataukah......sial.

Melihat Bretta marah, Hayden Jiang sengaja membuka obrolan, “hari ini aku melihat kakak.”

“Bukannya kamu anak tunggal?” Bretta mengira dia sedang membicarakan kakak dari Hayden.

“Kakakmu.”

“Oh......” tanggapan Bretta sangat datar.

“Setelah dia tanda tangan kontrak tanah itu, aku juga memberinya lima ratus juta dan kontrak.”

“Bukannya itu bagus, ada datang ada pergi, tidak ada yang rugi.”

“Betul, kata kakak, minggu depan ada perayaan ulang tahun ibu, meminta kita untuk hadir.”

Bretta Hua terdiam.

Hayden Jiang melihat ekspresinya, melihat dia menanggapi acara ulang tahun ibu, ekspresinya sangat dingin dan datar.

“Kamu bisa hadir denganku kan?” Tanya Hayden.

“Kalau begitu mari pergi saja.” Bretta agak terpaksa.

“Aku yang siapkan hadiahnya.”

“Baiklah, kita bagi dua saja ongkosnya.”

“Tidak perlu, aku saja tidak apa-apa.”

“Tidak, sudah sepakat untuk bagi dua segala pengeluaran, untuk kedepannya segala pengeluaran keluarga kita, kita akan bayar sendiri-sendiri, biar adil.” Ucap Bretta dengan mantap, dia tidak suka berhutang dengan orang lain.

“Kamu mau perhitungan dengan detail seperti ini denganku?” Hayden tidak berdaya.

“Ya, ini sudah pernah kita bicarakan sebelumnya.”

“Kalau begitu setelah melahirkan anak, uang untuk susu bayi apakah juga harus dibagi dua? Aku merasa menghidupi anak dan istri adalah tanggung jawab pria......” kata Hayden melawan pemikiran Bretta.

Bretta menjawabnya setelah agak lama, melihat ke arahnya dan berkata, “Siapa yang mau melahirkan anak bersamamu?”

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu