Bretta’s Diary - Bab 616 Adik Majikan

Beatrice Hua dan Bruce Wang sebetulnya telah pulang sejak 2 hari lalu, namun sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Bruce Wang telah sangat lama di Australia, maka masalah perusahaan yang harus diurus telah menumpuk, dan membutuhkan waktu lama untuk mengurusnya, terutama kontrak-kontrak.

Beatrice Hua langsung menuju tempat syuting, melanjutkan syuting beberapa episode, dan menerima satu tawaran iklan shampo.

Sekarang setelah memiliki waktu luang, mereka memutuskan untuk berkunjung ke rumah Bretta Hua. Kenapa begitu senang berkunjung ke rumah Bretta Hua?

Mungkin, karena semua orang menyukainya, dan mereka suka tempatnya menjadi tempat perkumpulan. Orchard Cottage memiliki dekorasi yang nyaman, membuat orang juga merasa nyaman berada disana.

Malam itu, Beatrice Hua, Bruce Wang, Graham Qin, Lexy Feng, Bretta Hua, Hayden Jiang, dan George Gao berkumpul.

Bretta sebenarnya juga mengajak Bonnie Hua, tapi ia dan Andrew Bai pergi ke kampung halaman Andrew untuk menjenguk pamannya, maka mereka tidak bisa datang.

Hari itu, Hayden Jiang secara khusus memesan Boston lobster, king crab, dan abalone. Bretta Hua juga telah memasak matsutake yang diberikan Trace Yu.

Bella Yin dan Elly Chun juga memasak nasi iga babi yang sangat harum.

Semua minum wine, makan, dan bercerita tentang hal menarik yang terjadi pada perayaan Tahun Baru Imlek, terutama cerita Beatrice Hua saat ia dan Bruce Wang diculik oleh orang kulit hitam di Australia.

Ketika Bruce Wang berhasil melarikan diri, matanya penuh rasa syukur, seperti seorang gadis yang tersesat.

Saat semua sedang bersemangat bercerita, George Gao mencari kesempatan untuk menyelinap keluar, dan menghampiri Bella Yin yang sedang menata barang di ruang penyimpanan.

“Hei, sedang apa?” George Gao menepuk bahunya dengan lembut.

Bella Yin merasa gugup, namun tak berani membalikkan badan. “Tidak lihatkah aku sedang sibuk.”

“Kamu belum makan, pekerjaannya lanjutkan nanti saja.”

“Aku tidak lapar, kalian makan saja.”

George Gao menggaruk telinganya, ia sedikit malu, “Apakah kamu sudah menonton Avengers 4? Kutraktir.”

“Sudah, aku menontonnya dengan Elly Chun.

“Kalau Pikachu?”

“Tidak suka kartun.” Bella Yin langsung menolaknya.

George Gao tidak berdaya, ia memaksa otaknya berpikir keras, “Maukah pergi barbeque? Aku tahu satu resto yang sangat enak. Rasanya...”

“Tidak, aku tidak suka.”

Bella Yin akhirnya membalikkan badan, pipinya memerah. Sejak menerima hadiahnya kemarin, ia menyadari apa maksud pria itu, namun ini adalah hal yang mustahil, ia tak berani berharap.

“Oh ya, ini kukembalikan padamu.” Bella Yin mengeluarkan batu opal itu dari sakunya.

“Sudah kuberikan padamu, mana mungkin kuambil balik.”

“Terlalu mahal, aku tidak mau.”

“Simpanlah, aku tidak mau mengambil kembali barang yang telah kuberikan. Kalau kamu tidak suka, buanglah ke tong sampah.” George Gao menggunakan kesempatan itu untuk memegang tangan Bella Yin. Bella Yin bergidik.

Ia tidak rela membuangnya ke sampah, 20 juta lebih.

“Plum, kamu ada rencana apa di masa depan?”

“Aku bukan Plum.” Bella Yin membantahnya dengan marah.

“Oke oke oke, Bella Plum.”

“George, kau sungguh jahil, selalu memberi nama panggilan pada orang. Cobalah lihat dirimu sendiri, kau terlihat seperti monyet, masih saja suka menertawakan orang lain.” Bella Yin mengepalkan tinjunya dan memukul bahu George Gao. Ia tidak menghindar. Bagi pria sepertinya, pukulan Bella Yin ini hanya seperti pukulan saat pijat.

“Baik, baik, tidak menjahilimu lagi. Sejujurnya, apakah kamu ada rencana untuk masa depan? Kamu tak mungkin terus menjadi pembantu di rumah Hayden Jiang selamanya kan?”

George Gao bersandar pada pintu, matanya terus menatap Bella Yin, Bella Yin tak berani mendongakkan kepala menatapnya.

“Ini... aku belum memikirkannya. Nona memperlakukanku dengan sangat baik, aku tidak ingin meninggalkannya. Jika nanti mereka mempunyai bayi, aku juga bisa membantu merawatnya. Selama nona masih membutuhkanku, aku akan tetap bekerja disini. Jika nona sudah tidak membutuhkanku, jujur aku tidak tahu harus kemana. Dunia begitu luas namun aku merasa tak ada tempat bagiku.”

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu