Bretta’s Diary - Bab 753 Pengadilan Keluarga

Brenda Hua juga bukanlah orang yang mudah ditaklukkan, tanpa mengganti sepatunya, dengan sepatu hak tinggi 7 inch nya ia memasuki ruangan.

Suara ketukan langkahnya pada lantai marmer itu sungguh menusuk telinga.

Ekspresi wajahnya menantang dan menghina, di matanya tak ada yang bisa menghentikannya.

Brenda Hua sungguh seorang yang arogan, mungkin sifat dasarnya?

Ia menemukan suatu tempat duduk terpisah, dan seperti biasanya, meletakkan tasnya di sebelahnya dan menyilangkan kakinya.

“Kakak, jangan menganggap dirimu sangat suci, kita sama satu sama lain, kau seperti orang yang mundur di tengah-tengah.”

“Sampai detik ini, kau masih melemparkan tuduhan pencurian uang padaku?”

“Menuduh? Kau memandang dirimu sendiri terlalu baik, kurasa tak banyak yang tahu seperti apakah dirimu, kenapa kita tak mendengarkan rekaman saja?” Setelah mengatakannya, Brenda Hua mengeluarkan ponselnya untuk memutar sebuah rekaman.

Semua yang berada di sana tak bersuara, mendengarkan dengan tenang.

Brenda Hua: Kakak, masalah ayah ini, menurutmu apa yang sebaiknya kita lakukan?

Belinda Hua: Aku tak tahu, carilah cara.

Brenda Hua: Sesuai prinsipku, harus mencabut rumput sampai ke akarnya.

Belinda Hua: Tidak baik mencabut nyawa seseorang, dalam masyarakat yang diatur oleh hukum, membunuh orang akan menimbulkan masalah.

Brenda Hua: Kalau begitu aku akan memberinya kehidupan yang sama buruknya dengan kematian, juga, makhluk itu tak boleh tetap hidup.

Belinda Hua: Hm, lakukan saja seperti cara yang kau katakan.

Setelah rekaman berakhir, Brenda Hua memandang berkeliling ke semua orang. “Bagaimana? Apakah kalian mendengarnya dengan jelas? Ini bukan perbuatanku seorang, tapi aku mendiskusikannya dengan kakakku.”

Belinda Hua: Lalu kenapa? Engkaulah yang melakukannya. Kalau aku tak mencegahmu, Quinn Zhang saat ini pasti sudah menjadi mayat. Aku hanya bisa berkata, walaupun aku bukan orang baik, namun kau jelas-jelas adalah iblis.

Brenda Hua: Iblis? Haha, jika aku iblis, kau adalah kaki tangannya. Jangan lupa bahwa kau juga terlibat dalam semua hal kotor ini, tidak keterlaluan jika disebut kita bekerja sama.

Belinda Hua: Berdebat seperti ini tak ada artinya, hari ini aku memanggilmu, agar semua orang bisa melihat, berapa uang yang kau korupsi beberapa tahun ini, di tanganku ada beberapa kontrak yang kau tandatangani, aku telah memeriksanya, dan hampir di semuanya ada perubahan nominal.

Brenda Hua: Seharusnya kau bertanya pada suamimu berapa banyak yang ia korupsi? Ia sepihak denganku, dan aku juga tak jarang mengirimkan wanita padanya.

Tentu saja, Brenda Hua akan mengatakan hal ini, namun Dennis Zhang sudah tak begitu takut. Yang lain tidak mengetahuinya, maka mereka menatap suami kakak pertama ini dengan tatapan terkejut.

Ekspresi Belinda Hua menjadi masam, “Jika kau ingin mengancam dengan persoalan ini, maaf, lagi-lagi mengecewakanmu. Karena masalah perjanjian rahasianya denganmu, dan tentang kau mengiriminya wanita untuk menelanjanginya, dan tentang kau mengancamnya, suamiku telah menceritakan semuanya padaku. Dan juga, uang yang dilarikan oleh suamiku, satu sen pun tak digunakannya, dan kemarin telah dikembalikan ke akun perusahaan seperti semula, maka bagaiman denganmu, adik? Uangmu itu, kapan akan kau kembalikan?”

“Aku tak ingin membicarakan hal ini.” Brenda Hua juga panik, ia memalingkan muka.

“Ini bukan masalah ingin tak ingin. Kau telah memakan bagian semua orang, kita harus membahas hal ini. Aku punya data 5 tahun terakhir, yang menunjukkan bahwa kau paling tidak telah mengambil 2 triliun dari perusahaan.”

Bretta Hua yang sejak tadi diam berdiri, tangannya memegang sebuah dokumen, “Ini adalah akunnya di Switzerland Bank, di dalamnya ada 3 triliun, dari sumber dananya bisa diketahui 2 triliun adalah uang perusahaan, 1 triliun lagi dari klien, masih ada juga akun lokalnya yang berisi beberapa ratus juta, tengah malam kemarin ia mencoba memindahkannya ke akun Switzerland Bank, aku dan Hayden Jiang menghentikannya, kini akunnya dibekukan selama 48jam.”

“Baik, kau rupanya... kau orang pembawa sial, melihatku...?”

Brenda Hua tak dapat menahan amarahnya mendengarkan perkataan Bretta Hua, ia bergegas bangkit dengan putus asa.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu