Bretta’s Diary - Bab 752 Senjata Makan Tuan

“Maaf, Nona Hua, karena akunmu akan mengalami resiko yang berbahaya, maka kami berhak membekukannya. Mengenai akun dalam negeri... kau bisa menghubungi departemen yang bersangkutan untuk mendapat info lebih lanjut.”

Brenda Hua semalaman tidak tidur, tak hanya tak berhasil memindahkan aset, seluruh akunnya telah dibekukan.

Pukul 6 pagi, ia mengirim pesan Wechat ke Dennis Zhang.

Brenda Hua: Cepat selidiki untukku, bajingan yang membekukan akun lokal dan internasionalku itu. Jika aku tahu kau memperdayaku, aku akan menyebarkan perjanjian kita berdua, dan juga skandal-skandalmu, kita lihat apakah kakakku bisa memaafkanmu?

Mansion Belinda Hua.

Dennis Zhang tak berani mengatakan sepatah katapun, ia sangat ketakutan.

Sebenarnya, Dennis Zhang sejak awal sudah merasa, hal seperti ini cepat atau lambat takkan bisa disembunyikan, maka beberapa hari lalu ia mencari kesempatan untuk mengaku pada Belinda Hua.

Meskipun Belinda Hua sangat marah, namun ia tidak mengajukan cerai atau apapun, hanya mengabaikannya, mereka berdua tidur di kamar terpisah.

Di kantor ia juga sangat jarang mempedulikannya, dan kini Brenda Hua mengirimkan sebuah pesan ancaman.

Ponselnya sedang berada di tangan Belinda Hua, bibirnya mencemooh, “Apakah ia pikir dengan masalah kecil ini, bisa mengancammu seumur hidup?”

“Ya, ia terus mengeluarkan ancaman ini, ia juga mendorongku untuk mengkhianatimu dan merebut kekuasaan. Tapi istriku, kau dan aku adalah suami istri, namun kita tak sama dengan pasangan suami istri Brenda Hua, mereka tak mempunyai anak, perasaan mereka semakin lama semakin memudar, sedangkan kita punya seorang putri, kita adalah keluarga yang utuh, maka aku tahu aku bersalah padamu, dan aku tetap ingin mengakuinya padamu.”

Yang dikatakan Dennis Zhang adalah benar adanya, ia masih mempunyai perasaan terhadap istri dan putrinya, maka ia masih punya hati nurani.

Di sisi lain tentu saja ia tak ingin terus menerus diancam oleh Brenda Hua, hal ini seperti bom waktu, yang bisa meledak kapan saja.

Batinnya berada dalam tekanan, maka dengan cepat ia mengeluarkan semuanya.

“Istriku, aku juga sangat senang hari itu telah memberitahukannya padamu, jika tidak... ia lagi-lagi mengancam, batinku begitu tertekan, dan aku tak tega melukaimu, aku lebih baik melompat dari atas gedung. Brenda Hua wanita ini sungguh kejam, aku tak bisa membiarkannya terus mengikatku sebagai sandera.” Dennis Zhang mengambil kesempatan untuk menggerakkan hati istrinya.

Belinda Hua juga cukup puas dengan kelakuan suaminya.

Belinda Hua mengambil ponsel Dennis Zhang dan membalas pesan Brenda Hua.

Dennis Zhang: Apa hubungannya pembekuan akunmu denganku? Jangan mencariku untuk menyelesaikan semua masalah, tidak cukup banyakkah kau menjeratku?

Brenda Hua: Jangan omong kosong, kalau kau tak menuruti permintaanku, aku akan mengungkapkan skandalmu pada Belinda Hua.

Dennis Zhang: Benarkah, kalau begitu, beranikah kau pergi ke rumah orangtuamu, kita berhadapan disana?

Brenda Hua: Baik, Dennis Zhang sudah menjadi pemberani, rupanya? Percaya atau tidak, ketika Belinda Hua melihat skandal-skandalmu, ia pasti akan menyingkirkanmu?

Dennis Zhang: Siang nanti pergilah ke rumah orangtuamu, akan kulihat apakah kau berani.

Brenda Hua: Tunggu saja, Liu! Kita lihat siapakah yang akhirnya akan menderita.

Yang membuat Brenda Hua tak menyangka adalah, sikap Dennis Zhang bisa tiba-tiba begitu keras, sungguh masalah yang bertubi-tubi. Ia tak mempercayai karma, maka jika ia mengalami hal buruk, ia tak akan membiarkan orang lain bahagia. Tak peduli bila nanti harus bertarung antara hidup dan mati, lagipula sekarang ia juga berada dalam situasi sulit.

Memikirkannya, timbul kebencian dalam diri Brenda Hua, setelah mengepak sebentar, ia segera menyetir ke rumah orangtuanya.

Yang tak disangkanya, di rumah orangtuanya hari ini begitu banyak orang.

Belinda Hua, Dennis Zhang, Beatrice Hua, Bruce Wang, Bonnie Hua, Andrew Bai, Bretta Hua, Hayden Jiang, dan kedua orangtua mereka juga disana.

Khususnya Bruce Wang, ini pertama kalinya ia muncul sejak menjadi suami Beatrice Hua, juga Andrew Bai yang biasanya sangat jarang datang, hari ini juga hadir.

“Haha, apa maksud kalian? Menuduhku?” Begitu masuk dan melihatnya, Brenda Hua tertawa dingin.

“Kau tak menyangkanya bukan? Senjata makan tuan.” Belinda Hua menatap Brenda Hua dengan tenang.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu