Bretta’s Diary - Bab 30 Gila Ya

Membuat Hayden Jiang sangat ingin mengulurkan tangan untuk mencubitnya, tapi waktunya tidak cocok.

Kalau pergi menyentuhnya saat ini, bukankah ini namanya sedang menambahkan minyak pada api?

Jadi Hayden Jiang menganggukkan kepala, dan sengaja mengorek kuping.

"Tuan muda Jiang, aku berharap kamu bisa mengerti, kita selain menjadi sepasang suami istri secara hukum, sisanya tidak ada sama sekali, harta kita berpisah secara masing-masing, aku juga tidak meminta uang seperak pun darimu, Orchid Cottage adalah rumah milikku, Elly Chun dan Bella Yin juga akulah yang menggaji mereka."

"Intinya kamu yang menyediakan rumah dan makanan?" Hayden Jiang dengan penuh tawa melihatnya.

"Apakah bukan seperti itu?" Bretta Hua dengan sedikit marah menanyakan kembali.

"Benar, benar, benar, teorinya memang seperti itu."

"Jadi kamu jangan bersikap keterlaluan bisa tidak, setidaknya harus menghargai privasiku sedikit."

"Misalnya?" Hayden Jiang mengangkat sebelah alisnya.

"Misalkan, jangan menyentuh barangku sembarangan, harus mengetuk pintu jika ingin memasuki kamarku, selain di tempat umum, jangan bersentuhan denganku...... pekataan rayuan juga jangan diucapkan."

"Ini...... sedikit menyulitkan orang, aku baru berumur 20-an, masih begitu muda, istriku...... yang secantik ini...... kamu menganggapku bagaikan Liu Xia Hui yang tetap bersikap sebagai seorang pria sejati walaupun telah bersentuhan dengan seorang wanita?"

"Kamu...... buaya darat." Bretta Hua merasa sikapnya ini sangat menyebalkan.

"Sudahlah, aku tidak akan mengganggumu lagi, tenang saja, aku mengerti maksudmu, juga akan menghargaimu."

Setelah mengatakan, Hayden Jiang berdiri, mendekati ranjang Bretta Hua.

"Apa yang kamu lakukan?" Dia dengan penuh waspada melihat Hayden Jiang.

"Untuk apa kamu setegang itu, aku hanya merasa kucing kecilmu ini, sangat lucu."

Hayden Jiang mengulurkan tangan, mengelus kepala Blacky.

"Blacky sangat takut dengan orang asing, hati-hati dia akan mencakarmu."

Sebenarnya, Blacky memang takut terhadap orang asing, bahkan dia tetap bersikap waspada terhadap Elly Chun dan Bella Yin, tidak membiarkan mereka untuk menyentuhnya.

Selain Bretta Hua, dia tidak bersikap baik terhadap orang lain.

Blacky bukanlah seekor kucing mahal, hanya saja enam tahun lalu, menyadari seekor kucing berkeliaran di Hillside.

Bretta Hua merasa dia sangat prihatin lalu memeliharanya, terus sampai sekarang.

Saat Bretta Hua mengatakan perkataan ini, hari telah malam, Hayden Jiang telah dengan akrabnya menggendong Blacky dari atas ranjang.

Yang mengagetkan adalah, Blacky tidak hanya tidak mencakarnya, malah semakin memasuki ke dalam pelukannya dengan bermalasan.

Membuat Bretta Hua kaget sampai matanya melotot...... Penuh dengan ketidak percayaan.

"Dia juga tidak galak, tidak separah yang kamu katakan."

"Dia sebelumnya tidak seperti itu......" Bretta Hua tidak mampu untuk percaya Blacky yang biasanya sangat ganas, malah menjadi penurut di pelukan Hayden Jiang.

"Mungkin saja dia menyukaiku."

Hayden Jiang sangat senang, sebelah tangannya memeluk Blacky, sebelah tangannya lagi mengelus kepalanya.

Topik pembicaraannya beralih kepada kucing, suasananya dengan jelas tidak secanggung tadi lagi.

Lalu Hayden Jiang berada dikamarnya Bretta Hua selama dua jam.

Dan telah menghabiskan buah yang awalnya dipersiapkan untuk Bretta Hua.

Terakhir, melihat Bretta Hua sudah ingin tidur, baru dia keluar dengan penuh tidak rela, dan kembali ke kamarnya sendiri.

Malam hari saat membereskan rumah, Bella Yun masih mengganggu Ella Chun, "Kak Elly, kamu rasa nona kita dengan tuan jika terus tinggal bersama seperti ini, apakah dia akan jatuh cinta pada nona kita?"

Perkataan ini, kebetulan telah di dengar oleh Hayden Jiang yang bangun untuk pergi minum, dia tertawa.

Bagaimana dengan masa depan, dia tidak berani mengatakannya, tapi Bretta Hua ini, memang dia sukai, Hayden Jiang merasa dia sangat menarik, terutama penampilannya saat sedang marah.

Villa pribadi Parker Xie.

Dia mengambil ponsel dan menghubungi sebuah nomor telpon, sangat lama baru diangkat.

"Parker Xie, kamu gila ya, kenapa tengah malam begini menelponku? Boleh tidak membiarkan orang untuk tidur?" Terdengar sebuah suara seorang wanita yang tajam.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu