Bretta’s Diary - Bab 783 Ada yang Salah

Sebenarnya, Lexy sama sekali tidak tahu kalau tindakannya itu bisa disebut merengek manja, ia selalu merasa ia bersikap seperti itu pada Graham karena dirinya sudah sangat akrab dengan Graham.

Sedangkan Graham, mana mungkin ia bisa menahan tatapan mata Lexy yang sangat menggemaskan itu, ia pun tersedak minumannya.

"Uhuk... Uhuk...... Tidak apa-apa, aku suka pada gadis yang sifatnya tidak baik."

Mendengar perkataan Graham itu, Lexy pun tersenyum manis, tak lama, ia pun merasa sepertinya ada yang salah.

"Graham Qin, apa maksud perkataanmu?"

"Maksudku, entah sifatmu baik atau jelek, selamanya aku akan berdiri di sisimu, memangnya siapa Bretta...... Kalau dia berani menggangguku, aku akan membereskannya, begitu pula dengan Hayden."

"Sudah puas membual?" tanya Lexy sambil menatap pada Graham.

Graham, "......"

Tak bisa dipungkiri, sejak kehadiran Graham, kehidupan Lexy terasa lebih senang, ia tak merasa kesepian dan bosan lagi, rasanya setiap hari selalu ada yang harus dikerjakan.

Tiap hari, Graham membeli sayur-sayuran, memasak, dan membereskan seisi rumah, dia yang pada awalnya sangat tidak suka pada tempat ini pun kini sudah sangat bergantung pada tempat ini.

Awalnya, Graham ingin membujuk Lexy agar bisa pindah bersamanya, pindah ke kawasan villa orang kaya atau apartemen yang lebih mewah.

Tapi lama kelamaan, ia sendiri juga tidak rela untuk pindah, ia tak pernah lagi mengatakan kalau dirinya ingin pindah, bahkan ia sedang berpikir apa ia ingin membeli rumah ini dan merenovasinya lagi.

Tapi baru saja ia hendak mengatakan pemikirannya yang gila itu, Lexy langsung mematahkannya.

Di sisi seberang sana, Beatrice sedang syuting di sebuah lokasi yang sedikit terpencil, ia sedang syuting film gaib yang ia ceritakan pada Bretta dan kawan-kawan tadi malam.

Beatrice sangat percaya pada hal-hal mistis, ia tidak pernah mau menerima tawaran bermain film seperti ini, tapi karena dalam film ini ia hanya pemeran sampingan saja, ia pun menyetujuinya, lagipula produser film ini adalah sahabat baiknya, ia tak meminta uang sepeserpun.

Kedua asisten Beatrice pun juga ada di sana, yang satu memegangi jaket Beatrice, dan yang satunya lagi memegangi makanan dan minuman, sungguh sangat perhatian.

"Nona Beatrice Hua, bersiaplah."

"Baik."

Beatrice pun bangkit berdiri, ia mengenakan pakaian pengantin wanita yang berwarna merah menyala, rambut dan kepalanya dihiasi dengan perhiasan berwarna kuning keemasan, riasan wajahnya sangat cantik dan memukau.

Sebenarnya, budget pembuatan film ini sangatlah kecil, pemeran utama prianya juga bukan pemain film yang terkenal. Sang produser hendak menggunakan nama besar Beatrice untuk menarik uang para penonton nanti saat memasarkan film ini.

Ini sudah menjadi rahasia umum di dunia perfilman, tapi Beatrice juga tidak mau ambil pusing, kali ini kan ia hanya berperan sebagai pemain sampingan saja, ia juga sudah mengatakannya sendiri di Weibo kalau ia bukan pemain utamanya.

Ia tak ingin mengurusi urusan orang lain, yang penting penggemarnya sendiri tidak tertipu.

"Beatrice, kau ingat kan? Peranmu ini sangat mudah, kalau zombie itu sudah muncul, kau hanya perlu berteriak dengan keras dan menangis tersedu-sedu, tak perlu mengatakan hal-hal yang lain lagi."

"Baik, tidak masalah."

"Lalu, saat zombie itu mendekatimu, pasti akan ada orang yang menolongmu, pada saat itu pandangan mata zombie itu pasti akan beralih pada orang lain, dan saat itu lah kau harus berlari ke dalam hutan, lalu adeganmu sudah selesai."

Beatrice mengangguk-anggukkan kepalanya.

Lalu, sang produser pun berteriak, tiga, dua, satu, action, dan Beatrice pun mulai berjalan menyusuri jembatan bunga dengan sangat menawan.

Melihat kain-kain hijau di sekelilingnya, ia membayangkannya sebagai hutan rimbun yang sangat aneh, wajahnya menggambarkan ekspresi yang sangat ketakutan, sungguh sangat profesional.

Sang produser duduk di depan monitor dengan sangat puas, ia mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memegangi dagunya, "Lihatlah, inilah aktris yang sesungguhnya, sorotan mata saja sudah sangat profesional."

"Zombie siap, masuk."

TIba-tiba, terlihat seorang zombie yang mengenakan jubah zaman Dinasty Qing melompat-lompat keluar dari sebuah pintu hitam.

"Eh? Darimana datangnya pemeran zombie ini, tingkahnya mirip sekali dengan zombie sungguhan, lompatannya juga cukup tinggi." kata sang wakit produser dengan tertawa sambil menggigit-gigit tusuk gigi di mulutnya, ia sama sekali tidak merasakan ada bahaya yang mendekat.

Zombie itu melompat beberapa langkah, lalu melihat ke sekelilingnya, sorotan matanya sangat dingin.

Sorotan matanya itu terasa sangat beku bak es di musim dingin, Beatrice mengerutkan keningnya, ia merasa sedikit menyesal, seharusnya ia tak menerima tawaran film seperti ini, rasanya agak sedikit tidak baik.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu