Bretta’s Diary - Bab 735 Mengangkatmu Sebagai Guruku

"Katakan saja." kata sang Kepala Bayangan pada Bretta.

Bretta berpikir sejenak, lalu berkata, "Raja Neraka yang terhormat, aku tahu hidup kakak keempatku sudah habis, tidak seharusnya aku memaksakan dirinya untuk tetap hidup di dunia, perbuatanku ini sudah merusak hukum dan peraturan Dunia Kematian, sudah menentang hukum alam. Tapi aku tetap saja tidak bisa melihat kakakku dan anak di dalam kandungannya itu mati begitu saja. Kami adalah manusia biasa, oleh karena itu kami memiliki hati dan perasaan. Semua perasaan yang kami rasakan, entah itu rasa cinta ataupun benci, bagi kami itu sangatlah penting, sama seperti nyawa kami, demi keluargaku aku sudah membuatmu marah dan murka, aku benar-benar minta maaf, aku benar-benar tak pantas melakukannya, tapi aku tetap berharap kau bisa membuat satu pengecualian. Tentu saja...... aku pasti tidak akan membiarkanmu melakukan pengecualian ini dengan sia-sia, kalau tidak hukum dan peraturan Dunia Kematian akan sulit untuk dilaksanakan, aku rela menukarkan apapun pada Raja Neraka, selain nyawaku ini, apapun yang kau mau, yang aku punya, aku akan memberikannya dengan sukarela padamu."

"Bretta, jangan." Lexy terus mengelengkan kepalanya, ia merasa Bretta terlalu memojokkan dirinya sendiri.

Setelah Bretta mengatakan pesannya, keduabelas bayangan itu pun saling bertatap-tatapan, meskipun wanita di hadapan mereka ini memiliki kekuatan yang sangat dahsyat, tapi ia sama sekali tidak besar kepala, ia malah sangat amat merendah, kesan mereka terhadap Bretta pun berubah seketika.

"Baiklah, kusampaikan pada Raja Neraka terlebih dahulu, aku juga tidak bisa melawanmu." kata sang Kepala Bayangan.

Ia juga bersedia untuk menyampaikan pesan Bretta itu, melihat sang bayangan menyetujuinya, Bretta pun tersenyum senang dan langsung membungkukkan badannya, "Terima kasih banyak tuan-tuan sekalian, kalau begitu biar kuobati tuan-tuan sekalian, maafkan perbuatanku tadi."

Lalu, Bretta pun membuka kedua tangannya, sebuah cahaya sihir berwarna putih terbelah menjadi dua belas, membentuk dua belas garis-garis putus lalu masuk ke tubuh para bayangan itu.

Seketika, luka di tubuh para bayangan itu pun pulih kembali, mereka sangat terkejut.

"Nona, tak mungkin kau hanya seorang manusia biasa saja, kau...... hebat sekali."

Kata salah seorang bayangan tanpa sadar, kau selalu mengatakan bahwa kau ini adalah manusia biasa, siapa yang percaya? Apa kau pikir kami sangat bodoh, mana mungkin manusia biasa sehebat ini?

Bretta hanya tersenyum dan tak berkata apa-apa, setelah luka para bayangan itu sembuh, mereka pun langsung menghilang dari hadapan Bretta.

Bretta menghela nafasnya, ia tahu, malam ini sudah aman.

Bagaimana selanjutnya tidak usah dipikirkan terlebih dahulu, ia juga tidak tahu apa Raja Neraka mau menyetujui persyaratannya.

Kalau ia tidak setuju, lalu datang lagi untuk mengambil nyawa Bonnie bagaimana?

"Bretta, aaaahhhhh...... Aku sungguh sangat kagum padamu."

Lexy langsung berdiri dan memeluk Bretta, lalu menciumi pipinya.

"Apa yang kau lakukan, mengagetkan saja." kata Bretta sambil mendorongnya.

"Kalau dari awal aku tahu kau sehebat ini, untuk apa aku mencari Dharmapala, sampai-sampai dibohongi oleh serigala itu, berani-beraninya ia menentangku...... Dasar sial."

Mengingat Dharmapala yang sangat tidak bisa dipercaya itu, Lexy pun marah.

Bretta tertawa, "Jangan salahkan Dharmapala, ia juga tidak ingin membuat masalah dengan orang-orang dari Dunia Kematian, itu hal yang wajar."

"Iya, sejak Three Worlds, Three Realms, Six Roads terbentuk kembali, hanya dirimu Bretta Hua lah yang berani melawan Dunia Kematian."

"Aku juga tidak punya cara lain, aku benar-benar tidak ingin kakak keempat mati begini saja." Bretta merasa, sejak ia turun dari gunung, ia mengenal banyak orang, ia pun merasa dirinya semakin mirip dengan manusia biasa.

Hatinya berubah lemah lembut, ia juga bahwa itu tidak baik, tapi ia juga tidak bisa mengendalikannya.

Tak heran dewa-dewa yang bersalah akan dikirimkan ke dunia manusia, sebenarnya hidup manusia sangatlah melelahkan, Siddharta Gautama pernah berkata, di dalam dunia manusia ini ada tujuh macam cobaan, siapa yang bisa menghindarinya?

"Bretta, aku tidak bercanda, aku ingin mengangkatmu sebagai guruku."

Bretta, "......"

"Guru yang terhormat, terimalah penghormatan muridmu ini." Lalu, Lexy pun berlutut di hadapan Bretta, awalnya Bretta mengira bahwa Lexy ini sedang bercanda, melihat Lexy hendak berlutut, Bretta pun kebingungan.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu