Bretta’s Diary - Bab 307 Peringatan Berwujud Darah

Bretta Hua menatap Bonnie Hua lekat-lekat, “Andrew Bai hari ini bisa menemui kesialan. Barusan, momen ketika ia mengangkat telepon adalah momen ketika aura jahat berkeliaran. Kalau ia keluar pada momen itu, akan ada darah yang mengalir. Aku tadi menahannya agar ia menghindari momen itu dan selamat.”

“Seseram itu?” Bonnie Hua tidak begitu paham hal-hal seperti ini, jadi ia setengah tidak percaya.

“Kamu jangan skeptis seperti itu. Ramalan Bretta Hua sangat akurat. Dia peduli kalian, makanya ia memperingatkan, kalau tidak peduli buat apa dia repot-repot seperti itu.”

Bonnie Hua menatap Bretta Hua dengan penuh terimakasih. Entah apakah ini benar atau tidak, yang jelas ia tahu Bretta Hua adalah orang baik.

Setengah jam kemudian, Andrew Bai pulang.

“Sayang, sudah selesai urusannya?” Bonnie Hua memerhatikan sekujur tubuh Andrew Bai untuk mengecek apakah ada luka atau tidak.

“Iya, bukan masalah besar. Tadi ada orang gila yang kumat di pinggir jalan. Ketika berusaha mengamankannya, rekanku tidak sengaja terkena pisau buah yang orang gila itu pegang. Ia benar-benar sial, tetapi untungnya kejadian itu tidak membahayakan nyawanya. Urusan itu sudah selesai kok, sekarang aku lanjut menyiapkan makanan kalian, kalian pasti sudah lapar kan?”

Andrew Bai kemudian buru-buru masuk dapur melanjutkan kegiatan memasaknya.

Bonnie Hua menatap Bretta Hua dengan wajah terkejut. Ia ingin memastikan kata-katanya barusan.

“Bretta Hua, jadi orang itu menggantikan suamiku ya……”

Bonnie Hua belum menyelesaikan kalimatnya, tetapi makna yang ingin ia sampaikan sudah sangat jelas.

Rekan Andrew Bai terluka dan ada darah yang mengalir. Bonnie Hua ingin bertanya apakah rekan suaminya itu menggantikan suaminya sebagai calon korban.

Bretta Hua mengangguk-angguk.

Ia tadi memperingatkan Andrew Bai untuk menunggu lima belas menit lagi memang untuk melindunginya dari bahaya.

Rekan Andrew Bai datang beberapa menit lebih awal ke tempat kejadian, jadi orang itu harus berhadapan dengan orang gila itu dan akhirnya terluka. Ini bukan kebetulan, ini nasib yang sudah ditentukan dunia gaib.

Bonnie Hua dulunya tidak percaya hal-hal seperti ini dan menganggapnya terlalu berlebihan.

Tetapi hari ini ia menyaksikan sendiri hal-hal ini ada baiknya juga……

Di dunia ini memang ada banyak sekali hal yang tidak bisa dijelaskan dengan sains, tidak peduli kamu percaya atau tidak.

“Bretta Hua, aku mewakili suamiku mengucapkan terima kasih banyak.”

Bonnie Hua semakin bersyukur dan memegang erat-erat tangan Bretta Hua.

“Tidak masalah, toh keluarga sendiri.”

“Kalau begitu, kedepannya apakah Andrew Bai masih ada kemungkinan bertemu masalah?” Setelah semakin yakin dengan kemampuan Bretta Hua, Bonnie Hua kini penasaran dan ingin tahu lebih lanjut takdir suaminya.

“Kamu tenang saja, Andrew Bai adalah orang yang keberuntungannay cukup baik. Meski ia seumur hidup tidak akan luar biasa kaya raya, tetapi umurnya akan panjang dan hidupnya akan terus bahagia. Kamu tidak perlu khawatir.”

Mendengar ini semua membuat Bonnie Hua menghembuskan nafas lega.

Ia kemudian kembali bertanya, “Kalau aku bagaimana? Aku masih bisa hidup berapa lama lagi?”

“Bonnie Hua, aku tidak bersedia menghitung sisa umur seseorang. Aku tidak bisa mengungkapkan alasannya, tetapi yang jelas aku benar-benar tidak bersedia.”

Bretta Hua sebenarnya sudah berkali-kali ingin mengatakan ramalannya pada Bonnie Hua, tetapi ia pada akhirnya tetap berhasil menahan diri.

“Oh, iya tidak apa-apa. Kalau kamu tidak bilang aku langsung anggap saja aku juga bisa hidup hingga seratus tahun, hahaha,” Bonnie Hua tidak begitu memedulikan penolakan Bretta Hua.

Siangnya Bretta Hua dan Elly Chun makan siang di rumah Bonnie Hua.

Andrew Bai memasakkan mereka enam jenis lauk dan satu jenis sup. Ia tahu Bretta Hua tidak makan daging, jadi lauk-lauk itu utamanya berbahan dasar sayuran.

Setelah makan siang, ketika keluar dari apartemen, sebuah vas bunga tiba-tiba jatuh begitu saja dari atas.

Bretta Hua sempat menghindar beberapa langkah, tetapi vas bunga itu tetap jatuh melukai tangannya.

Pergelangan tangannya seketika luka, darah segar pun mengalir……

Elly Chun buru-buru membawa Bretta Hua ke rumah sakit. Ia juga menelepon Hayden Jiang.

Di dalam ruang gawat darurat.

Wajah Elly Chun memerah, “Bretta Hua, sebenarnya kamu tidak perlu mengingatkan suami Bonnie Hua. Toh itu juga bukan hal besar yang akan mencelakakan nyawanya, jadi ia tidak akan mati. Ia sekarang selamat, dan kamu malah terluka karena membongkar takdir langit. Ini jelas sangat bodoh.”

“Santai saja, hanya luka kecil kok.” Bretta Hua sama sekali tidak terkejut dengan lukanya. Ia tahu ini disebabkan karena ia membongkar takdir langit dan memberi tahu Andrew Bai apa yang akan terjadi dengannya.

Ketika Hayden Jiang tiba, Bretta Hua sedang duduk di kursi ruang gawat darurat. Pergelangannya sudah dibalut perban.

“Bagaimana bisa begini?” Hayden Jiang mengangkat tangan Bretta Hua lalu mengeceknya dengan seksama. Ia ingin menyalahkan wanita itu, tetapi pada akhirnya berhasil menahan diri.

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu