Bretta’s Diary - Bab 835 Untuk Apa Tetap Bertahan

Bretta Hua memeluk Hayden Jiang, akhirnya rasa sedih dan kekesalan mulai mehilang, rasanya ingin terus menerus didalam pelukkan hangatnya.

Parker Xie terbangun pada jam 4 subuh, setelah obat bius sudah tidak habis bekerja, dia baru tersadar.

Setelah berkata sepatah dua kata dengan keluarga, mendengar Bretta Hua masih ada disana, dia jadi ingin menemuinya.

“Kamu bareng dengan aku aja?”

Bretta Hua tidak tega meninggalkan Hayden Jiang sendiri diluar, dan juga takut hatinya merasa sedih.

“Aku gak perlu, kamu masuk saja, aku percaya kamu, tidak akan berpikir aneh-aneh.”

Bretta Hua menganggukkan kepala, melihat Hayden Jiang sebentar dengan rasa sangat berterimakasih.

Karena melihat Parker Xie sudah sadar, Beatrice Hua dan Adele Ai jadi lebih tenang untuk pergi.

Hayden Jiang duduk diluar depan pintu, menunggu Bretta Hua.

Sibuk seharian, ditambah lagi menyupir selama 2 jam, lalu menenangkan Bretta Hua, dia sungguh kecapekan.

Di kursi panjang yang berada di koridor, dia duduk dan tertidur.

Bella Yin segera menyelimuti tuan dengan jaketnya nona, dalam hati berpikir, tuan sungguh sangat mencintai nona.

Perempuan manapun, jika bertemu pria seperti tuani, maka seumur hidupnya, sungguh akan sangat baik.

Di dalam kamar rumah sakit.

Parker Xie masih menggunakan masker oksigen, melihat Bretta Hua masuk, dia tersenyum.

Bretta Hua menghampirinya, tidak mengatakan apapun, tatapan matanya menunjukkan sangat sedih.

“Kenapa seperti itu, aku tidak matipun.”

Parker Xie melepaskan masker oksigennya, menarik napas.

“Kamu jangan berkata seperti itu, tidak baik.”

“Kamu selamanya begitu mistis, hah, jika aku bilang mati, lalu akan beneran mati, mana ada begitu banyak pantangan.”

Bretta Hua tidak mengatakan apapun.

“Brett, baguslah jika kamu tidak kenapa-kenapa.”

“Kamu hampir saja mati.”

“Bukannya sudah gak apa-apa, jika dibilang lagi, aku tidak ingin kamu berterimakasih kepadaku, sebelumnya kamu sudah banyak membantuku, kita ini teman… aku melindungi kamu itu sudah seharusnya.”

Bretta Hua masih tetap diam, Dan tidak tahu juga berkata apa.”

“Brett.”

“En?”

“Kamu masih ingat, dulu aku aku pernah chat kamu gak?”

“Kamu chat begitu banyak kata, aku bagaimana tahu yang mana yang kamu maksud?” Bretta Hua tersenyum dan duduk di samping kasur bawah.

“Kalimat yang itu, jika aku berjodoh dengan kamu, aku akan pastikan kita akan hidup bersama sampai tua, jika tidak berjodoh, aku melindungi kamu seumur hidup sampai akhir.”

Bretta Hua terdiam sekali lagi…

“Jadi seorang pria harus melakukan apa yang sudah dikatakannya, aku rasa sudah tidak ada kesempatan lagi. Hayden Jiang orang itu, sungguh tidak memberikan aku kesempatan aku untuk menunjukkan kebaikanku, walaupun Rainy Zhuo kembali, juga tetap tidak akan bisa menggetarkan hatinya, aku rasa, aku dikalahi oleh dia, jadi…. Harus menepati apa yang sudah dijanjikan pada diri sendiri, ternyata tidak bisa dengan kamu hidup bersama sampai tua, maka melindungimu sampai akhir.”

“Kamu tidak perlu seperti ini, kamu juga tidak berhutang padaku apapun, diantara kita… tidak perlu seperti ini.”

“Tapi aku bersedia.”

Bretta Hua mengangkat kepalanya, melihat platfon, dalam hatinya merasa sangat berat.

Cinta Parker Xie untuknya terlalu berat.

Bahkan dia ingin sekali berkata kepala Parker Xie, kamu tidak perlu memohon kepadaku, aku bisa ilmu sihir, tidak akan mati.”

Tapi jika dikatan dia juga belum tentu akan percayakan?

Tapi bilang, Parker Xie tahu terlalu banyak tentang rahasianya, juga belum tentu akan menemukan hal yang baik.

Jadi Bretta Hua sangat amat galau.

“Lagu Adele Ai itu sangat bagus.” Bretta Hua tiba-tiba membahas lagu Adele Ai lagu itu yang akan dibawanya kedalam konser, sepertinya mempunyai maksud tertentu.

“Iya, bagus, sangat enak didengar, sayang saja, dia sama denganku, minta bantuan dengan orang lain, bukannya terbantu malah makin parah masalahnya.”

“Kamu kenapa tidak memberi dia kesempatan saja, dan juga memberikan diri sendiri kesempatan, Adele Ai orangnya sangat baik, orang yang kamu suka juga menyukaimu, barulah hal sangat membahagiakan di dunia ini. Menginginkan sesuatu yang tidak bisa didapatkan, justru menyiksa diri sendiri jika tetap bertahan, aku terus mengatakannya kepadamu, tapi kamu tetap tidak ingin melepaskan diri sendiri.” Kata Bretta Hua dengan tenangnya dia mengatakan semua ini, seperti teman lama berbagi pikiran.

Parker Xie melihat dia sebentar, lama kemudian, baru pelan-pelan dia mulai membacakan salah satu bait puisi kuno China——Pernah saat sampai ke tengah lautan biru, sedangkan air ditempat yang lain, tidak perlu dilihat lagi. Jika selain gunung Wu, awan berada ditempat yang lain tidak dianggap sebagai awan.

“Brett, jika di dunia ini bahkan cinta dapat diwakili, maka tidak akan ada puisi cinta yang sangat menyedih dan kisah cinta yang menyedihkan. Jika sungguh sangat mudah untuk melepaskan, maka apakah apakah itu mencintai dengat tuluskah? Kamu bukan ikan, bagaimana kamu tahu ikan bahagia atau tidak, kamu bagaimana tahu aku menyukaimu tidak akan bahagia?”

Begitu lama Bretta Hua mengenal Parker Xie, pertama kali dia mendengar Parker Xie berbicara dengan sangat puitis, menggunakan puisi dan gambar tentang cinta.