Bretta’s Diary - Bab 376 Mempersiapkan Pemakaman

Imam tua tersebut mengangkat tangannya ingin memukul Hayden Jiang, namun di tahan oleh Lexy Feng, “Guru, apa hal ini akan berpengaruh?”

“Tentu perpengaruh, mereka adalah suami istri, aku kira mereka sudah…… Haduh, setelah pria dan wanita bersetubuh, akan ada darah di tubuh masing-masing, jadi menggunakan darahnya untuk memberi darah kepada lampu pematah kutukan, tampaknya semuanya sia-sia.

“Tuan Tua, masih ada cara lain kah?”

Tatapan Hayden Jiang terlihat bingung dan panik, bagaimana ia bisa terpikir, kalau masalah ini akan ada hubungannya dengan masalah dia dan Bretta Hua telah berhubungan sebagai suami istri?

“Apa yang harus kita lakukan telah kita lakukan, penyihir di balik kutukan tersebut telah di sakiti oleh kita dan terluka berat juga, dan kutukan juga telah hilang, tapi…………. Tidak ada bau istrimu dalam darah mu, jadi masalah ini akan seperti apa akhirnya, aku juga tidak tahu, hanya bisa berkata kalau semua ini adalah takdir.”

“Lexy, ayo kita pergi.”

“Guru, apakah benar-benar tidak ada cara lagi?” walaupun Lexy Feng hanya bertemu sekali dengan Bretta Hua, tapi tidak juga tidak mengharapkan ia meninggal dunia.

Dulu saat dia baru mengetahui kalau Bretta Hua terjadi sesuatu, dia sudah tahu kalau masalah ini bukan masalah biasa.

Dan pada hari mereka pertama kali bertemu, mereka langsung merasa sudah saling mengenal dengan lama, kenapa bisa demikian? Karena, Lexy Feng juga terlahir dari keluarga Fengshui, dan Bretta Hua juga memahami ilmu metafisika, bisa di bilang kalau mereka adalah rekan.

“Tidak ada cara lain lagi, persiapkanlah pemakaman untuk gadis ini.”

Ucapan dari Imam gila ini, membuat Hayden Jiang seperti terjatuh ke dalam neraka, badan dia pun menjadi dingin…….

Imam gila tersebut sambil menarik Lexy Feng keluar dari vila tersebut dengan emosi, namun saat di pintu keluar, dia berkata, “tidak jauh dari sini ada sebuah kuil yang sangat hening, katanya Dewi Kuan im di sana sangat mujarab, kamu mungkin bisa coba sembayang ke sana, coba lihat apakah bisa membantu kondisi kalian, tapi tentu, ini hanya saran aku saja, tidak ada dasarnya, kalau tidak mujarab, jangan nyalahi aku.”

Setelah selesai ngomong, orang tua tersebut langsung menghilang, Lexy Feng juga pergi.

Hayden Jiang terduduk diam selama satu jam, merasakan rasa kesusahan yang seperti ingin menangis tetapi tidak bisa.

Akhirnya, dengan badannya yang sudah sangat letih tersebut, ia berjalan ke samping ranjang.

Membungkukkan badan, dan mencium kening Bretta Hua……

“Bretta, kamu jangan tidur lagi, aku benar-benar sangat rindu pada mu, aku mohon kamu cepatlah kembali, aku mohon.”

Dan pada saat itu juga, Bretta Hua yang ada pada alam mimpi sebenarnya sudah menyerah, tapi tidak tahu kenapa, kutukan tersebut ternyata berhasil dipecahkan.

Dia sangat senang, langsung pulang ke rumah dengan cepat, tapi………….jiwanya tidak dapat memasuki ke dalam badannya.

Tidak tahu apa yang terjadi, dia hanya dapat berdiri di depan badannya, melihat semua ini dengan terdiam.

Namun tidak ada orang dapat melihatnya, dan tidak ada orang yang dapat mendengarkan suaranya juga, bagi Hayden Jiang, dia seperti oksigen.

Namun baginya Hadyden Jiang itu, sedang berada di depannya…..

Saat Bretta Hua pulang, dia pas melihat Hayden Jiang sedang menciumnya, dan ucapan-ucapan itu.

“Hayden, aku pulang, aku telah pulang……..” Bretta Hua berteriak dengan sekuatnya.

Namun Hayden Jiang tidak mendengarnya sama sekali.

Dia berdiri di samping Bretta Hua, sambil meneteskan air mata………….dalam kehidupannya ini, dia belum pernah menangis, bahkan dulu ia pernah bercanda dengan orang lain kalau dirinya tidak mempunya kelenjar air mata.

Namun kalau di lihat sekarang, dia bukan tidak mempunyai kelenjar air mata, hanya dulu ia tidak pernah merasakan kesedihan yang seperti sekarang, orang berkata pria tidak gampang menangis hanya saja belum sampai saat dimana benar-benar merasakan sedih.

Air mata pertama kali Hayden Jiang begitu tragis, hanya menatap gadis yang ada diatas ranjang dengan diam, gadis yang akan marah kepadanya, malu terhadapnya, yang akan menceritakan semuanya dengannya.

Apakah benar, akan seperti apa yang Imam tua tersebut, menyiapkan pemakaman untuknya?

“Bretta, sejak kamu menikah dengan ku, aku memperlakukan kamu dengan baik dan setia, sangat memanjakan mu, kamu…..kamu kok tega, meninggalkan aku sendiri……..dengan membawa rasa rindu kepada mu hidup di dunia ini, bagaimana kamu tega?”

Jiwa Bretta Hua selangkah demi selangkah mendekati Hayden Jiang, ia mengangkat tangan dan ingin mengusap air matanya, sayangnya………….mereka berada di dua dalam yang berbeda, dia sama sekali tidak bisa menyetuhnya.

“Hayden……….” Jiwa Bretta Hua tersendak dengan pelan.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu