Bretta’s Diary - Bab 68 Kesayangan Keluarga Jiang

Jujur saja, Hayden bisa berkata seperti itu, sungguh membuat hati Bretta hangat.

Dia kira semua orang yang berasal dari keluarga kaya kelas atas pasti berhati dingin, mereka tidak akan bisa mengerti perasaannya dengan sang nenek.

Kalau orang lain yang ada di posisi Hayden, pasti sikapnya sangat dingin.

Meski memperbolehkan Bretta pergi, tapi ekspresinya pasti tidak akan senang.

Tapi Hayden tidak, malah ia bertanya apa ia perlu menemani Bretta?

"Tak usah, kau masih sibuk dengan pekerjaanmu, aku saja yang menemani nenek, lagipula ayah dan ibuku juga pergi......"

"Baiklah, kalau begitu kau harus jaga dirimu baik-baik, sekarang sudah akhir Agustus, dan hampir September, suhu pegunungan di awal musim gugur pasti rendah sekali, kau harus membawa beberapa jaket yang tebal."

"Tak masalah, Elly akan ikut bersamaku, Bella tinggal di sini dan masak untukmu."

"Tak usah, kalau kau pergi, tak mungkin aku di rumah berdua saja dengan seorang pembantu, aku bisa pulang ke rumahku beberapa hari, bawa saja mereka berdua ikut bersamamu, kalau mereka ada di sampingmu, aku akan lebih tenang."

Hayden pun tersenyum hangat.

Mendengar perkataan Hayden, hati Bretta bercampur aduk.

Tapi di lubuk hatinya yang terdalam, ada sebuah kehangatan yang menyelimutinya.

"Tapi aku pergi kali ini tak tahu harus menginap berapa lama...... Mungkin akan sangat lama......" ia berkata dengan halus.

"Tak apa-apa, kalau nenek suka di situ, kau temani saja dia tinggal di situ beberapa waktu...... tapi aku ada satu permintaan."

"Apa?" Bretta memandangi Hayden, matanya yang hitam bersinar terang, seperti sejenis tanaman di daerah utara, namanya ranti, nama latinnya Solanum nigrum.

Hayden sangat suka melihatnya, ia sangat ingin mengangkat tangannya dan mengelus wajahnya itu.

Tapi ia tetap menahan keinginannya itu, ia tak ingin terlalu mendadak, ia tidak ingin Bretta takut terhadapnya.

"Kalau aku rindu padamu, dan aku datang untuk melihatmu, jangan usir aku."

Hayden dan Bretta pun tertawa.

Ia tahu Hayden hanya bercanda.

Jarak dari Kota Jiang ke Hillside sangat amat jauh.

Pulang pergi dengan mobil melalui jalan tol saja perlu beberapa jam, sangat membuang waktu.

Lagipula jalan di sana sangat licin, tak banyak orang yang ingin bersusah payah ke sana.

"Baik."

Walaupun tahu dia tidak mungkin pergi, Bretta tetap menganggukkan kepalanya.

Keesokan pagi.

Pagi-pagi sekali Bretta membawa Elly dan Bella meninggalkan Orchard Cottage, bahkan tak sempat sarapan.

Sesampainya di rumah Keluarga Hua, mereka membawa nenek ke dalam movil dan langsung menuju ke Hillside.

Saat melewati gardu tol, seorang petugas tol datang ke arah mereka dan menghadang mobil mereka.

"Permisi, apa ada Nyonya Jiang?"

Awalnya, Bretta tidak sadar.

Tapi dipikir-pikir, sepertinya yang disebut Nyonya Jiang itu adalah dia.

"Saya."

"Nyonya Jiang, saya adalah teman Tuan Muda Jiang, Tuan Muda Jiang menyuruhku untuk memberi Anda ini."

Ia berbicara sambil memberinya sebuah kotak panjang yang sangat indah.

"Baik, terima kasih."

"Wah, Tuan Muda romantis sekali, ada barang yang ingin diberi tapi tak memberinya secara langsung, malah menyetop mobil kita di sini?" kata Bella tertawa.

Nenek tertidur di kursi belakang.

Nyonya dan Tuan Hua saling bertatapan dan tersenyum.

Mereka tahu kalau ini artinya Keluarga Jiang sangat menghormati Bretta, apalagi Hayden, sepertinya ia baik terhadap Bretta.

Bretta membukanya perlahan-lahan, dalam kotak itu terdapat sebatang ginseng liar yang sangat segar.

Bretta pun terharu......

Ginseng ini susah sekali dicari, harganya juga tak terhingga.

Ginseng liar seperti ini hanya bisa diinginkan tapi tak dapat dibeli, sebatang ginseng yang segar harganya mencapai miliyaran, tapi dia bisa digunakan untuk memperpanjang usia penderita kanker atau orang-orang yang badannya lemah, katanya dia memiliki efek memperpanjang usia yang tidak sembarangan, Bretta tahu, Hayden membeli ini untuk diberikan pada neneknya.

"Hayden memang anak yang baik." puji Habert sambil memandangi ginseng itu.

"Bretta, kau harus menjaga pria ini baik-baik, kalau kau melahirkan seorang anak laki-laki untuk Keluarga Jiang, itu artinya kau sudah berhasil." kata Nyonya Hua.

Bretta tak suka mendengar perkataan ibunya ini, ia menundukkan kepalanya dan membalas, "Aku menikah dengan Keluarga Jiang bukan untuk melahirkan anak."

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu