Bretta’s Diary - Bab 717 Tragedi Yang Terulang Kembali

Lexy Feng bahkan tidak memikirkannya pada awalnya, Lagi pula sebelum terjadi ini semua, dia merasa, Bretta Hua tidak sebodoh itu.

Siapa yang tahu dia akan kembali gila lagi, siapa yang menyangka begitu begitu temperamental, tidak menerima perpisahan akan kematian, terutama keluarga sendiri.

Ketika Nenek Bretta Hua meninggal, dia tidak berpikir seperti ini, kenapa begitu?

Karena nenek memang sudah seharusnya meninggal, asam garam kehidupan sudah dirasakannya, juga tidak ada penyesalan lagi.

Tapi berbeda dengan Bretta Hua, dia baru berusia dua puluhan lebih, ada kemungkinan tak terbatas dalam hidup,masih ada tahun tahun yang harus dilalui.

Terutama, didalam perut Bonnie Hua masih ada seorang anak yang kasihan, ibu anak pergi begitu saja, benar benar disesalkan, ini adalah nyawa Andrew Bai.

Lexy Feng terlambat satu langkah, ketika dia tiba di pintu, Bretta Hua telah mengunci pintu.

“Bretta Hua, dasar bodoh, buka kan pintu ini, cepat.” Lexy Feng gelisah.

“Kenapa?” Hayden Jiang berjalan mendekat.

"Hayden Jiang, cepat kamu bujuk dia keluar, cepat ....." Lexy Feng hendak menangis, tetapi masih tidak mengatakan alasannya.

Keluarga Hua dan orang tua Andrew Bai juga sangat kebingungan, tidak tahu apa yang terjadi.

Beatrice Hua menyeka air matanya, dan bertanya dengan suara serak, "Mengapa Adik kelima ku menerobos masuk? Apakah ingin melihat Bonnie untuk terakhir kalinya?"

"Dia bukan, aishh ... Bretta Hua sudah gila, tidak boleh, Hayden Jiang, cepatlah, cepat katakan."

Lexy Feng benar-benar tidak tahu bagaimana menjelaskannya, tetapi juga tahu masalah ini benar benar serius.

"Bretta, keluarlah dulu," kata Hayden Jiang.

Tidak ada suara apapun di dalam ...

"Bretta Hua pikirkan kembali tentang apa yang terjadi sebelumnya, apakah kamu akan mengulangi kesalahan yang sama? Jika kamu melakukan ini, kamu akan melanggar aturan ... apakah kamu tahu?"

Lexy Feng sudah tidak ada suara lagi, tapi masih belum ada jawaban dari dalam.

Lexy Feng tahu itu sudah terlambat, karakternya itu, pasti ..... tidak bisa dihentikan lagi, dan tragedi terakhir terulang kembali.

Wanita ini tidak akan pernah belajar untuk mendengarkan, dia benar-benar bodoh, Lexy Feng sungguh marah dan merasa simpati.

Dia akhirnya berteriak putus asa, berlutut dengan ekspresi putus asa di kamar pintu pasien, telapak tangannya sudah kebas, juga sudah tidak tahu rasa sakitnya, tetapi dia tahu sudah terlambat untuk mengatakan apa pun.

Bretta Hua yang di dalam, setelah masuk berkata kepada Andrew Bai,kamu masuk kedalam kamar mandi jangan keluar, aku akan memanggilmu nanti.

Andrew Bai awalnya belum meresponnya, Lexy Feng mendorongnya langsung ke kamar mandi tanpa menjelaskan.

Untungnya Andrew Bai mematuhinya, bersembunyi di kamar mandi dan tidak berani bergerak.

Puluhan detik setelah Bretta Hua masuk, dia membuka mata batinnya, kebetulan melihat jiwa Bonnie Hua perlahan meninggalkan tubuhnya.

Seolah olah dia transparan, dia sepertinya tidak tahu apa yang telah terjadi.

Jadi ketika melayang, dia merasa bodoh, sampai ketika dia melihat Bretta Hua.

“Bretta.” dia tersenyum.

Air mata tergantung di wajah Bretta Hua.

“Bretta, kamu menangis untuk apa?” Bonnie Hua bertanya dengan penasaran.

Bretta Hua menunjuk ke tempat tidur, Bonnie Hua menoleh ke belakang dan melihat dia sendiri, lalu tiba-tiba menyadari, "Aku ..... sudah mati?"

Bretta Hua mengangguk.

Bonnie Hua tersenyum pahit, dan kemudian berbisik, "Baguslah, begini juga bagus, aku sudah pergi juga tidak perlu merasa ketakutan lagi, hanya saja kasihan anakku ..... tidak ada kesempatan bertemu ayahnya.”

“Kakak Keempat.....”

"Bretta, bantu aku untuk memberi tahu Andrew Bai, jangan merindukanku. Minta dia bekerja keras dan menjalani kehidupan dengan baik, orang-orang tidak akan pernah hidup selamanya, kita masing-masing akhirnya akan pergi, kamu bantu aku bujuk dia, dan juga, kamu bantu aku jaga dia sebentar, dia itu mati rasa, aku takut beberapa hari ini dia akan berfikiran sempit.....”

“Kakak ke empat, aku tahu kamu begitu ingin hidup.”

"Iya, tapi hidup tidak pernah menginginkanku, ah, tidak apa-apa, tidak masalah, tidak ada yang bisa lepas dari siklus hidup dan mati, tidak akan ada yang bisa menghindarinya, apakah aku harus kemana untuk melapor? Aduh? Tidak benar, kenapa kamu bisa melihatku? Bukankah aku sekarang adalah sebuah roh? "Bonnie Hua baru menyadarinya.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu