Bretta’s Diary - Bab 921 Setelah Bertahun-tahun

Lexy Feng berbalik lagi, membenamkan kepalanya ke dalam bantal.

“Aku masih terpukul, sungguh panik, jangan bertanya padaku, aku juga tak tahu harus bagaimana.” Lexy Feng rasanya ingin mati saja.

“Maukah kau memberitahu yang lainnya?”

“Jangan bilang dulu... aku pikir-pikir dulu.”

Lexy Feng juga heran, bagaimana bisa anak ini datang? Begitu tiba-tiba hamil.

Akhir-akhir ini juga tidak sering, tidak sampai berapa kali, bagaimana bisa hamil?

Sungguh tidak beruntung...

Tapi yang sekarang paling merasa sedih bukanlah Lexy Feng, melainkan Beatrice Hua yang dicampakkan secara sepihak.

Ia tak bisa menerima dirinya dicampakkan oleh Bruce Wang.

Bruce Wang saat ini tinggal di rumah orangtua keluarga Wang, ia tak berani pergi kesana.

Jika terjadi keributan besar, seluruh anggota keluarga Wang akan mengetahui masalah ini, dan akan semakin tidak mungkin mereka bisa bersatu lagi.

Maka setelah memikirkan matang-matang, ia memutuskan untuk pergi ke kantor Bruce Wang, dan menghadapinya seorang diri.

Tapi, baru saja ia selesai berdandan dan turun, belum memasuki mobil, terlihat seseorang datang.

Hari ini Beatrice Hua hendak meminta maaf pada Bruce Wang, maka ia berdandan sangat cantik.

Bruce Wang sangat menyukai dandanan yang cerah, maka ia sengaja mengenakan sebuah gaun bermotif bunga, sebuah topi lebar, dan kacamata hitam.

Tubuh Beatrice Hua mengenakan gaun bunga-bunga berwarna pink muda itu, sudah tampak seperti Victoria’s Secret Fashion Show.

Kakinya mengenakan wedges pita hitam, sungguh manis dan anggun.

Ferrari putihnya juga sangat cocok dengan gaun yang dikenakannya hari ini.

Beatrice Hua biasanya sangat jarang mengemudikan Ferrari, hari ini ia ingin terlihat elite.

Ferrari ini adalah hadiah ulangtahunnya tahun lalu, ia tak menyukai model ini, maka ia sangat jarang mengemudikannya.

Tapi hari ini demi berdamai dengan Bruce Wang, ia tak boleh kalah.

“Girl!”

Stephen Zhao si bajingan ini, memanggil Beatrice Hua dengan sebutan girl, membuat suasana hati Beatrice Hua berantakan.

Ia tak ingat sudah berapa tahun ia tak bertemu Stephen Zhao.

Setelah Stephen Zhao pergi, ibunya juga ikut pergi, maka tak ada anggota keluarga yang bisa dihubungi.

Ia tak bisa menemukannya, dan selama setahun pertama, mereka sama sekali tak pernah berhubungan.

Lalu tahun berikutnya, setiap tahun Stephen Zhao pasti mengirimkan kartu ucapan saat ulang tahun Beatrice Hua.

Setiap kali Beatrice Hua melihat kartu ucapan itu, ia ingin menangis, lalu pergi ke karaoke untuk menyanyikan ((Masa Depan Kita)).

Kebiasaan ini baru berakhir saat Bruce Wang muncul.

“Girl, seharusnya aku memberi sedikit jarak baru menemuimu lagi, tapi... aku tak bisa menahannya... aku sangat merindukanmu.”

Stephen Zhao masih mengenakan seragam biru angkatan laut, rambutnya dipotong cepak.

Karena menjadi pasukan penjaga perdamaian, kulitnya tidaklah begitu bagus, agak kasar dan gelap.

Tapi ia terlihat lebih maskulin...

Beatrice Hua menghela nafas, melepas kacamata hitamnya, dan menatap pria di hadapannya, hampir tak mengenalinya.

Jika diperhatikan dengan seksama, fitur wajahnya masih agak mirip dengan masa kecilnya dulu.

Saat berpacaran dengan Stephen Zhao, Beatrice Hua baru berusia 17 atau 18 tahun.

Sekarang ia sudah hampir 30 tahun, sudah lewat 10 tahun.

Berapa dekadekah manusia bisa hidup?

10 tahun ini, lewat hanya dalam sekejap mata.

“Aku tak mengira suatu hari... kau akan kembali.” Suara Beatrice Hua sedikit tercekik.

“Kenapa Kota Jiang selalu menjadi tempat yang paling kurindukan, karena ada kau disini.”

“Jangan bergurau denganku, Stephen Zhao, apa yang kau inginkan?”

Beatrice Hua sedang berusaha menahan air matanya, dan sikapnya sangat tidak bersahabat.

Lagipula, jika bukan karena SMS pria ini, ia takkan mungkin melewatkan momen pertunangannya.

Mungkin mereka semua telah mendapatkan sertifikat sekarang.

“Aku kembali untuk mencarimu... mencari masa lalu... girl, apakah kau tahu? Beberapa tahun ini, kau terus berada di hatiku, aku bisa melepaskan dunia, tapi tak pernah bisa melepaskanmu.”

Mata Beatrice Hua memerah, ia mendengus, “Kau sedang menampilkan puisi Penyesalan? Apakah kau kira hanya kau yang bisa membaca dan aku bodoh?”

Kalimat yang dikatakan Stephen Zhao tadi, adalah sebuah kalimat dalam puisi Penyesalan, yang sangat indah.

“Tidak, girl, aku hanya ingin mengatakan... aku masih mencintaimu... aku ingin kembali ke masa lalu kita, aku sejak dulu terus mencintaimu dan tak pernah berubah.” Stephen Zhao memasukkan satu tangan ke dalam sakunya, bahkan saat menjelaskan ini pun ia terlihat sangat keren, memang, sangat jarang ada wanita yang bisa menolak pesonanya.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu