Bretta’s Diary - Bab 848 Memandang Rendah Kesederhanaan

George Gao mengangkat dagunya, dan berkata dengan bangga, “Sejujurnya, banyak yang bisa aku lakukan.”

“Contohnya?” Ucap Bella Yin dengan tertawa meledeknya.

“Contohnya, aku bisa berlomba banyak permainan, seperti mobile legend, atau permainan PUBG mobile.”

“Tunggu dulu, yang kamu maksud bermain game bukan?”

“Aku sangat pandai bermainnya, dan bisa dibandingkan dengan pemain mancanegara.”

“Jangan berbohong, apakah masih ada yang lain?”

“Aku bisa menjadi pencoba makanan, karena aku adalah orang yang sudah memakan banyak makanan dari berbagai negara.”

“Makan juga kelebihan? Selanjutnya.”

“Aku masih bisa menjadi pencoba tempat tidur di hotel.”

“Selanjutnya.” Bella Yin mulai tidak sabar, bocah ini selama 20 tahun hanya tahu makan dan bermain.

“Aku.......aku masih bisa bermain golf, snooker, balap mobil, dan juga poker ala Texas......”

“Apakah masih ada yang lain?”

“Sopir? Apakah termasuk, aku bisa berkendara, dan sangat pandai.” Akhirnya, George Gao dipaksa oleh Bella Yin, bahkan dirinya tidak ragu dengan pekerjaan sebagai sopir.

Bella Yin tertawa terbahak-bahak, tapi dirinya merasa George Gao sudah ada banyak kemajuan, dia mengangguk, “Lumayan, menjadi sopir taksi di Kota Jiang ini, satu bulan bisa mendapat uang 10 jutaan.”

George Gao: 10 jutaan, hmmmm.......Baiklah, asal kamu senang.

Sekelompok pria dan wanita muda ini, bermain sangat senang dikebun Bretta Hua, tapi disisi lainnya ada orang yang tidak begitu senang.

Semenjak Brenda Hua di permalukan, dia mulai tidak ribut lagi.

Akhir-akhir ini dia tidak terlalu sering bepergian, dia hanya dirumah seperti sedang menunggu ajal menjemput.

Saat suaminya pergi bekerja, dia memesan makanan, kemudian bermain handphone, bermain game, bahkan bermain judi online, dan dia sangat menyukainya.

Hari ini Steven Liu pulang bekerja lebih awal, dan dia sengaja membeli banyak sayuran dan buah-buahan di supermarket terdekat.

Sebenarnya sekarang dia sangat merindukan saat dimana dia baru mengenal Brenda Hua, saat itu kondisi keluarganya masih belum miskin.

Dengan dikenali teman, dia mengenal Brenda Hua, saat itu Brenda Hua bukan seperti sekarang ini, sifatnya tidak terlalu keras, dan perkataan yang diucapkan juga tidak begitu menyakitkan.

Walaupun dia tidak begitu cantik, tapi dirinya snagat mandiri, yang paling penting adalah, kemampuan Brenda Hua sangat hebat, dan juga mempunyai banyak ide.

Waktu itu orang tua Steven Liu sangat menyukai Brenda Hua, waktu itu mereka juga pernah memiliki momen bahagia, hanya saja kemudian......

Steven Liu ingat Brenda Hua menyukai sayur bendi, udang, dan juga ikan kukus, serta kepiting.

Jadi dia membeli tidak sedikit barang-barang itu, kemudian segera sibuk di dapur.

Malam hari pukul 18.00

Steven Liu mengetuk pintu dan masuk, “Brenda, sudah waktu makan malam.”

“Aku tidak makan, kamu saja yang makan.” Ucap Brenda Hua tanpa menoleh.

“Aku memasak makanan kesukaanmu, ada kepiting dan juga ikan, kamu makanlah sedikit, semuanya masih sangat segar.”

Mendengar perkataan ini, Brenda Hua menoleh dan melihat Steven Liu.

Kemudian baru dia berdiri dengan tidak senang, dan mengikuti Steven Liu turun, dan benar saja ada banyak makanan di meja makan.

Tidak sedikit makanan yang Brenda Hua sukai, kemudian dia melihat sejenak, dan bertanya kepada Steven Liu, “Tiba-tiba memasak semua ini, apakah ada yang kamu mau? Katakanlah, hal apa yang ingin aku bantu?”

Mungkin karena tidak menduga Brenda Hua akan mengatakan hal ini, jadi Steven Liu terkejut sejenak.

“Tidak ada, kamu jangan terlalu banyak berpikir, aku hari ini pulang lebih awal, jadi ada waktu untuk memasak untukmu.”

“Hehe, apakah kamu pikir aku ada nafsu untuk makan, sekarang kita dikondisi seperti apa?”

“Selama masih hidup pasti ada harapan, kamu jangan terlalu menyusahkan diri sendiri, kemarilah, makanlah sedikit.”

Sebenarnya dulu Steven Liu adalah orang yang sangat baik, dia tidak pernah ada masalah dengan anggota keluarga Hua, tentu saja, bisa dikatakan dia sedikit bodoh.

Dia adalah orang yang seperti ini, sangat sederhana, sangat biasa, tidak ada kemampuan yang luar biasa, dan juga tampangnya tidak terlalu melebihi orang.

Dia sama seperti orang lainnya, menjalani hidup dengan sibuk, tapi bukankah semua orang juga seperti ini menjalani hidup?

Brenda Hua duduk, kemudian memakan sayur bendi dan segera memuntahkannya.

“Asin seperti ini, apakah kamu ingin membunuhku?”

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu