Bretta’s Diary - Bab 207 Teman Penjilat

Bretta mengelengkan kepalanya, “Kakak keempat, jujur saja aku tidak bisa memastikan, tidak tahu semua ini termasuk apa, ketika aku mendengarkan kamu berkata seperti ini, aku tidak merasa Hayden seperti yang ada didalam perkataanmu itu, tetapi aku tahu, bagi aku sekarang dia seperti orang asing saja.”

“Ai, kakmu tidak perlu bingung juga, semua hal ini harus dilihat kembali, seperti sambil berjalan sambil melihat.”

Bonnie merasa, setelah menikah baru berpacaran itu juga hal yang bagus, karena setidaknya kedua orang ini adalah pasangan suami istri.

Hayden berasal dari keluarga yang baik, juga memiliki nama yang baik, jika adik kelimanya ini bisa menyukai dia maka hal ini akan terbilang sangat baik.

Awalnya dia mengira dia bisa menemukan jawaban yang baik dari Bonnie, tetap hasilnya penjelasan Bonnie ini berbeda dengan hatinya.

Bretta hanya duduk sebentar saja disana dan kembali ke University National.

Elly mengantarkan dia kedepan sekolah dan pergi, Bretta yang membawa tasnya dan masuk kedalam kelas.

Kemudian dia mendengar beberapa wanita sedang bergosip dan yang terpenting adalah semua ini berhubungan dengan dirinya.

“Trace, kamu dulu adalah murid yang pintar dan sangat hebat, dan ternyata kamu sekarang seorang penjilat?”

“Benar sekali, kamu melihat dia yang mempunyai uang, lalu menempelkan diri bersamanya, apakah kamu masih memiliki harga diri? Menjadi kaki dari orang kaya, apakah itu menyenangkan?”

Trace sedikit khawatir, “Aku tidak, Bretta adalah orang yang sangat baik dan juga dia tidak seperti yang kalian bayangkan, dia memiliki uang atau tidak tetapi dia pantas untuk dijadikan teman.”

“Oke baiklah semua perkataanmu ini hanya omong kosong, aku tidak bisa percaya, jika wanita itu tidak memiliki uang, kamu pasti akan menjauhi dia bukan? Tetapi benar saja kamu begitu miskin, bisa bersama dengan orang yang memiliki uang adalah hal yang baik, tetapi dia hanya wanita ketiga saja, uang yang dia dapatkan sangat tidak layak, apakah kamu tidak takut mengikuti orang seperti itu?”

“Kalian jangan berkata seperti itu, Bretta bukanlah wanita ketiga, kalian tidak mengetahui kebenaran ini.” Trace mulai tidak bisa menghadapi ini tetapi tetap ingin menjelaskan hal ini.

Setelah mendengarkan ini, Bretta kehilangan kesabarannya dia segera mendobrak pintu ini.

Ketika dia membuka pintu ini, beberapa wanita yang mengelilingi Trace terdiam.

Dengan segera dia menutup mulutnya dan kembali ketempat duduknya, karena mereka tahu mereka tidak bisa menghakimi wanita ini.

Hal ini jika dikatakan berarti yang tokoh yang bedar dibelakangnya.

Wanita ini marah, iri tetapi mereka juga bukan orang yang bodoh.

Setelah itu Bretta masuk dan menarik kursinya itu, setelah melewati Trace kakinya terhentikan sejenak.

Kemudian dengan sedikit berpikit dia berkata, “Akhir-akhir ini aku belajar sebuah kata, lemon argumentatif, aku merasa sangat lucu, maka aku akan menjelaskan untukmu, beberapa orang yang tidak bisa memakan buah anggur ini berkata jika mereka memakan anggur yang asam maka itu menjadi lemon argumentatif, tetapi pada akhirnya mereka akan merasa keasaman sendiri, kamu harus menjauhi orang-orang seperti itu, takutnya malah menjilati jus lemon.”

Trace yang mendengar ini merasa lucu, dia tahu maksud dari perkataannya Bretta, ada perkataan dibalik perkataan.

Beberapa wanita itu juga merasa marah ketika mendengar ini tetapi dia tidak berani karena takut.

Hanya bisa mendengarkan perkatannya Bretta, Trace sangat iri dengan sikapnya Bretta, ingin marah pada siapapun bisa, semua ini sesuka hatinya.

Dia selalu berpikir, jika orang-orang ini bisa hidup seperti Bretta maka dia tidak akan hidup dengan sia-sia.

Baru saja Bretta duduk dikursinya, seorang wanita menyeletuk, “Seseorang yang sangat mengandalkan pria, apa? Dikelas ini tidak kamu saja yang memiliki uang, aku tidak melihat kamu seseorang yang bermerek, lebih baik seluruh tubuhku ini, mungkinkah dia tidak rela memberikan uang untukmu? Tidak mungkin bukan, jika seperti ini tentu saja kamu yang dirugikan bukan?”

Bretta melihat kearah wanita itu, apalagi wanita yang berpakaian bunga-bunga itu, membuat amarah Bretta memuncak.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu