Bretta’s Diary - Bab 882 Sakit Sampai Ke Daging dan Tulang

"Kalau kau itu babi, berarti kau itu Peppa Pig."

Perkataan Bruce yang serius itu membuat Beatrice tertawa terbahak-bahak.

Ternyata pria Capricorn memang benar-benar tidak bisa membuat lelucon.

"Bruce, kuceritakan sebuah lelucon yang lucu."

Bruce, "......"

Ia sedang membicarakan masalah anak dengan seriusnya, kenapa tiba-tiba malah ingin bercerita sebuah lelucon?

Kenapa tiba-tiba merubah topik pembicaraan sampai sejauh itu?

"Baiklah." Namun, meskipun hati Bruce tetap merasa bingung, ia tetap tidak berani bertanya, karena sifat Beatrice yang pemarah itu......

Beatrice menyandarkan tubuhnya ke kursi, sama sekali tidak terburu-buru untuk turun dari mobil.

Itu karena dirinya tiba-tiba teringat pada sebuah lelucon.

Beatrice membersihkan tenggorokannya, lalu berkata dengan lambat, "Ada seorang gadis yang sedang berbicara dengan laki-laki yang disukainya, tiba-tiba laki-laki itu bertanya, apa kau punya pacar? Gadis itu menjawab, tidak punya, lelaki itu langsung bertanya lagi, kalau begitu apa aku boleh menjadi pacarmu? Gadis itu sangat gembira, ia segera menjawab, boleh boleh, oh ya, zodiakmu apa? Lelaku itu menjawab Capricorn. Gadis itu bertanya lagi, perkataan yang tadi kau katakan, apa bisa kau ucapkan lagi? Laki-laki itu berkata, apa aku boleh menjadi pacarmu? Gadis itu bilang, bukan bukan, perkataan sebelumnya. Laki-laki itu mengingat-ingat lagi, lalu bertanya, apa kau punya pacar? Gadis itu langsung menjawab dengan satu kata ---- Minggir."

Hahahaha, lalu Beatrice pun tertawa terbahak-bahak sendiri.

Kejelekan Capricorn itu memang sungguh banyak, bisa ditumpuk menjadi gunung.

Wajah Bruce berubah muram......

"Lucu kan?"

"Ejek saja terus, tak perlu kau kontrol lagi." Bruce memandangi Beatrice dengan tenang.

Beatrice tertawa sampai mengeluarkan air mata dan terjatuh ke dalam pelukan Bruce, kedua orang itu sungguh sangat romantis.

Di saat yang sama, di Kota Wan.

Elly terkurung dalam sebuah kamar, sekujur tubuhnya lebam-lebam.

Namun semua ini karena ulahnya sendiri, kenapa ia menyiksa dirinya sendiri?

Karena dirinya terlalu sakit......

Sakit hati......

Dan, beberapa hari ini Darren terus menyuruh orang untuk menaruh bubuk obat ke dalam makanan dan minumannya.

Obat itu bisa menghambat kerja saraf otak, membuat orang yang menelannya sangat bersemangat, namun setelah berhenti mengkonsumsi obat itu, sekujur tubuhnya terasa sangat sakit sampai ke daging dan tulangnya.

Seperti kecanduan, dengar-dengar katanya obat ini adalah obat khusus yang digunakan untuk mengobati pasien skizofrenia.

Kenapa Darren memberinya obat itu?

Karena sehari yang lalu, kedua orang itu bertengkar lagi, Elly membanting seluruh barang yang ada di rumah.

Ia mengangkat kopernya hendak kembali ke sisi Bretta, bagaimana mungkin Darren mau membiarkan dia pergi?

Ia masih mau memanfaatkan Elly, oleh karena itu ia hanya bisa menggunakan cara yang sangat keji.

Elly meringkuk di atas ranjang, menarik selimutnya tinggi-tinggi, menutupi sekujur tubuhnya rapat-rapat.

Jelas-jelas sudah awal bulan Juni, tapi ia tetap merasa sangat dingin. Sangat aman dingin, saat Darren membuka pintu dan masuk ke dalam, ia melihat Elly sedang gemetaran.

"Sepertinya aku demam, tolong panggilkan dokter." kata Elly sambil gemetaran.

"Bukankah kau tidak takut mati? Bukankah kau dulu mau bunuh diri?" sorotan mata Darren terlihat penuh dengan ejekan.

"Bukankah kau tak akan membiarkanku mati? Kau masih menginginkanku, karena bagimu aku terlalu berharga." Elly memandangi Darren dengan tatapan tanpa rasa cinta sedikitpun.

"Iya, aku tidak tega kau mati, kau kan sangat berguna untukku."

"Darren, apa kau tidak takut Tuhan membalas perbuatanmu?"

Elly sangat membencinya, namun ia lebih membenci dirinya sendiri yang buta akan cinta.

Darren menyalakan sepuntung rokok dan duduk di atas sofa sambil menyilangkan kakinya.

"Tuhan membalas perbuatanku? Kau terlalu banyak menonton sinetron ya?"

"Tuhan tidak pernah tidur, apa kau tidak tahu?" kutuk Elly.

"Kalau Tuhan itu memang ada, seharusnya sudah dari awal ia datang, bukan sampai aku menunggu selama ini...... Oleh karena itu aku sama sekali tidak percaya dengan hal-hal seperti itu......" kata Darren sambil tertawa dingin.

"Apa yang ingin kau lakukan? Apa kau suka pada Nona kami?" Elly tidak tahu apa yang dipikirkan Darren, ia hanya bisa menebak-nebak, apa ia menyukai kecantikan Nona?

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu