Bretta’s Diary - Bab 941 Jangan Mempercayainya

Dengan pengingatan dari Bretta Hua, semua orang mulai kembali mengingat masalah itu, raut wajah seketika langsung menjadi buruk.

Brenda Hua segera menjelaskan, "Adik Kelima, itu karena aku telah keliru, aku sebenarnya bukanlah hendak membuatmu binasa, melainkan hanya ingin memberikan sedikit pelajaran kepadamu, aku benar-benar tidak tahu kondisimu pada saat itu begitu berat, kalau aku tahu kamu sedang berada dalam keadaan sekarat, bagaimana pun juga, aku tidak akan berbuat seperti itu."

"Benarkah?" Bretta Hua tersenyum dingin.

"Benar, aku bersumpah, mohon agar kamu percaya padaku."

"Jangan bersumpah dengan sembarangan, sekarang di perutmu sedang ada janin."

Satu kalimat dari Bretta Hua, membuat hati Brenda Hua kembali tertegun lagi, dia benar-benar telah mengatakan yang yang dikhawatirkan.

"Adik Kelima, aku benar-benar telah mengakui kesalahanku, meskipun kamu adalah putri yang paling kecil, tapi aku tetap ingin meminta maaf terhadapmu dengan tulus, kalau kamu tidak bersedia memaafkanku, maka aku...... juga akan berlutut terhadapmu sama seperti saat aku berlutut terhadap Papa dan Mama."

Setelah mengatakannya, Brenda Hua berpura-pura melekukkan lututnya, sebenarnya dia tidaklah berniat untuk berlutut, semua orang juga tidak akan membiarkannya berlutut terhadap adiknya.

Berlutut terhadap Papa dan Mama memang sudah sewajarnya, tapi untuk apa harus berlutut terhadap seorang adik?

Bretta Hua juga tidak sudi menerimanya, sebenarnya, Bretta Hua juga tahu semua pemikirannya ini, dan tentu saja akan menghalanginya.

Dia mengankat tangannya untuk menghalanginya, "Kakak Kedua sudah berlebihan, sebenarnya aku benar-benar tidak terlalu memperhitungkannya, kalau semua orang telah memaafkanmu, maka aku tentu saja tidak akan memperhitungkannya lagi."

Melihat Bretta Hua telah tersenyum, Brenda Hua akhirnya sudah bisa menghela nafas diam-diam dalam hati.

Setelah Darren Wu bekerja sama dengannya, misi pertama adalah menyuruhnya pulang ke kediaman Keluarga Hua, lalu menggali informasi, dengan kata lain, adalah menjadi seorang mata-mata.

Tentu saja Brenda Hua tidak bersedia untuk pulang, tapi dia tetap tidak bisa menanggung ancaman dari Darren Wu.

Makanya terpaksa menebalkan muka untuk kembali, mengatakan serangkaian kalimat yang bahkan membuat dirinya sendiri merasa jijik.

Pada hari itu juga, Brenda Hua makan di kediaman lama, semua orang terlihat berbincang-bincang dengan senang.

Setelah selesai makan, mereka pulang ke tempat masing-masing, Bonnie Hua dan Beatrice Hua pergi lebih lambat, sengaja menunggu hingga Bretta Hua telah pulang, baru pergi mengemudikan mobil menuju Orchard Cottage.

"Adik Kelima, kamu rasa, apakah Brenda bisa dipercaya?" Beatrice Hua langsung bertanya setelah membuka pintu.

"Bukankah kamu telah mempercayai semuanya?" Bretta Hua mengangkat gelas teh, meminum teh dengan tenang.

"Aku tidak begitu yakin, justru karena merasa gundah, makanya memutuskan untuk membawa Bonnie datang ke sini menanyakan pendapatmu."

Bonnie Hua menganggukkan kepala, kemudian mengikuti Beatrice Hua, duduk di sofa yang terletak di seberang Bretta Hua.

Bretta Hua meletakkan cangkir teh, "Brenda hanya berpura-pura, kalian jangan mempercayainya."

"Hah? Kamu mampu menyadarinya?" Beatrice Hua benar-benar sangat terkejut.

"Kemampuannya dalam beraktif biasanya sangat unggul, akting kali ini juga terlihat nyata, hanya saja...... jangan lupa terhadap bidang apa yang kulakukan."

"Benar, aku merasa sangat tidak tenang, dan ingin menanyakanmu." Bonnie Hua merasa cukup kecewa.

Awalnya mengira bahwa Kakak Keduanya benar-benar sudah berubah menjadi baik, tidak disangka semua ini hanyalah kepalsuan.

Saat menyadari kekecewaan dari Bonnie Hua, Bretta Hua menenangkan Bonnie Hua, "Kakak Keempat, kamu jangan begitu bersedih, setiap orang selalu berbeda, dia sendirilah yang memilih jalannya, kita tidak perlu merasa kasihan terhadapnya."

"Benar juga."

"Jadi apa tujuannya kembali, tapi kenapa kamu tadi tidak membongkar kedoknya?" Beatrice Hua merasa, akan lebih baik jika Bretta Hua membongkar kedoknya langsung.

Bretta Hua menggelengkan kepala, dengan santai menyeduhkan tehnya sambil berkata, melihat Beatrice Hua dan Bonnie Hua yang merasa gundah.

Belakangan ini Bretta Hua telah membeli sebuah hiasan tembikar teh, yaitu seekor kodok, sebenarnya seharusnya disebut sebagai money toad, yang dipercaya bisa melindungi kediaman.

Money Toad pada dasarnya berwarna hitam, tapi asalkan disiram dengan air panas, seluruh badannya akan menjadi hijau kehitaman, sangat ajaib, juga sangat mempesona.

Pintu masuknya dari mulut, desainnya sangat unik dan penuh perasaan.

Melihat Bretta Hua terus tidak menjawab, dengan wataknya Beatrice Hua yang panik, dia sudah hampir tidak bisa duduk dengan tenang.

Saat hendak menanyakan lagi, terlihat Bretta Hua telah mengangkat kepalanya, dan kebetulan langsung saling bertatapan.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu