Bretta’s Diary - Bab 785 Akhir Zaman

Asisten Beatrice itu menabrak tubuh Bretta yang kebetulan sedang mempersiapkan barang-barang untuk mencari lokasi makhluk itu, Bretta sedang memegangi sebuah kompas pencari makhluk gaib di tangannya.

"Ada apa?"

"Kak Beatrice digigit oleh zombie, sepertinya ia keracunan." kata asisten itu dengan panik.

Seketika, wajah Bretta pun berubah muram, ia bergegas lari keluar, untung saja Hayden juga ada di rumah, ia dan orang-orang lainnya menggotong Beatrice keluar dari mobil dan masuk ke dalam ruang tamu.

Bretta pun merobek gaun merah Beatrice dengan hati-hati, jantungnya berdetak kencang.

Lengan Beatrice yang digigit oleh zombie itu sudah berubah menjadi hitam...... Ada bau busuk juga,

Elly dan Bella pun langsung membalikkan kepala mereka untuk menahan rasa jijik.

"Bretta, bagaimana keadaannnya?" Hayden sedang mengenakan kemeja hitam yang lengannya dihiasi dengan berlian-berlian kecil.

"Sayang, cepat telepon Bruce, suruh dia datang."

"Baik, aku akan segera meneleponnya."

Setelah Bretta meminta Hayden untuk segera menelepon Bruce, Hayden pun ikut gemetaran, dalam hatinya ia berpikir, apa jangan-jangan Beatrice akan......

Tiba-tiba, Beatrice pun mulai siuman, lalu memegangi tangan Bretta.

"Bretta...... Apa aku...... akan berubah menjadi zombie?"

"Jangan mengada-ada."

"Jangan bohongi aku, di film-film kan seperti itu...... Kalau digigit zombie, pasti akan berubah menjadi zomie juga, kalau...... Kalau nanti aku sungguhan berubah menjadi zombie...... Kau langsung bunuh aku saja...... Jangan sampai aku membunuh atau mengusik orang lain, meskipun aku bukan seorang pahlawan, tapi aku juga tidak mau menjadi orang jahat."

"Tidak, kau tak akan berubah menjadi zombie, jangan berpikir macam-macam." kata Bretta kesal.

"Nona Ketiga, kau pasti tidak apa-apa." kata Bella dengan matanya yang memerah.

"Bretta, aku ingin bertemu......"

"Aku tahu, aku sudah menyuruh Hayden untuk meneleponnya, ia pasti akan segera datang."

Bretta memegangi tangan Beatrice dengan erat, tubuh Beatrice sangat panas, mungkin ia demam karena racun yang ada di dalam tubuhnya, demamnya ini tak mungkin akan hilang begitu saja kalau hanya minum obat biasa.

Bretta belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, ia juga tidak tahu harus bagaimana, ia berpikir sejenak, dan akhirnya ia pun menelepon Lexy.

Tentu saja, Lexy langsung bergegas menuju rumah Bretta, demi menyingkat waktu, ia menggunakan kekuatan gaibnya, oleh karena itu, hanya dalam lima menit saja ia langsung sampai ke rumah Bretta.

"Mana Beatrice, aku ingin melihatnya." kata Lexy terbata-bata.

Bretta menunjuk ke arah sofa di dalam ruang tamu, Beatrice terbaring di sana, wajahnya sangat pucat.

Lexy melihat luka Beatrice sejenak, dan wajahnya pun berubah muram, "Kondisinya tidak begitu baik, sama seperti yang kita pikirkan, makhluk itu sudah berubah, sekarang dia bukan hanya zombie biasa saja, di dalam tubuhnya pasti ada sesuatu, racun di luka ini sangat berbisa dan langsung membusuk dengan cepat, kalau begini terus...... Mungkin tak sampai besok pagi, Beatrice akan berubah menjadi segumpal daging busuk."

Mendengar perkataan Lexy, semua orang pun tercengang, Bretta mengedip-ngedipkan matanya, berusaha keras untuk mengendalikan emosinya, ia menarik nafas dalam-dalam dan tak berkata apa-apa.

Dan Bruce yang kebetulan masuk ke dalam ruangan itu pun juga mendengar ucapan Lexy, seketika hatinya pun terasa sakit.

Ia langsung berlari dan memeluk Beatrice.

"Beatrice, aku sudah datang." Bruce menempelkan wajahnya pada wajah Beatice, hatinya terasa seperti teriris-iris.

Sayang, saat ini Beatrice masih pingsan, Bretta yang menidurkannya sejenak dengan ilmunya agar energi Beatrice tidak terlalu cepat habis.

"Bruce, dia sendang tertidur, jangan bangunkan dia dulu." kata Bretta, ia takut Bruce mengacaukan semuanya.

"Siapa yang bisa beritahu aku apa yang sebenarnya terjadi?"

Mata Bruce memerah, ini pertama kalinya ia merasa perasaan seperti ini, rasanya sungguh takut, panik, dan bingung.

Dalam perjalanannya menuju kemari tadi, beberapa kali ia hampir menabrak orang lain, yang ada di dalam kepalanya hanyalah Beatrice saja.

Setelah pulang kantor tadi, Bruce pulang ke rumahnya untuk berunding masalah pekerjaan dengan ayahnya, tapi belum saja ia mulai bicara, Hayden langsung meneleponnya.

Bagi Bruce, ini adalah akhir zaman baginya.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu