Bretta’s Diary - Bab 764 Sangat Ingin Menyatakan Cinta

Lexy sungguh merasa terkejut, dia tidak menyangka jika Graham adalah orang yang seperti itu, dia juga mempunyai sisi sensitifnya kah?

Lexy tidak berkata, Graham semakin merasa tidak nyaman.

“Aku tahu jika aku memang seharusnya tidak memintamu untuk menerima semua ini, tetapi... aku jarang bisa bertemu dengan seseorang... sudahlah aku tidak akan membahas semua ini lagi, jika kamu tidak menginginkannya maka aku juga tidak akan memaksamu, dan untuk urusan ibuku aku akan mengurusinya kamu tenanglah.”

“Oh Baiklah.” Sebenarnya Lexy tidak tahu harus berkata apa.

“Jadi... kamu sibuk saja dulu, bye.”

Jujur saja Graham sedikit merasa kecewa, sebenarnya dirinya sendiri sangat ingin menyatakan cinta tetapi perkataan ini hanya berada didalam bibirnya saja.

Dari balik telepon dia merasakan jika sikap Lexy tidak dalam kondisi baik, maka dari itu kemungkinan ini tidak ada.

Jawaban pendek dari Lexy semakin membuat hati Graham terasa jatuh dan tidak berani bertanya lagi.

Bahkan dia merasa dengan sikap Lexy yang seperti itu, mungkin dia akan merasa tidak sabar dan tidak bisa sikap orangtuanya itu dan pada akhirnya dia akan pergi meninggalkannya.

Sebenarnya dia tidak ada alasan untuk tetap tinggal ditempatnya Lexy.

“Graham.”

“Iya?”

“Bukankah tadi kamu bertanya apa yang ingin ku makan? Aku ingin makan paha ayam.”

Graham : ...

“Yang digoreng dan pedas, juga ditambah dengan alkohol, katanya jika memakan ayam goreng dengn alkohol itu adalah paduan yang pas, apalagi karena ibumu telah membuatku terkejut, kamu tidak akan tidak memperdulikan aku bukan? Kamu harus memberikan vitamin untuk otakku ini.”

“Baiklah aku akan membelikanya, sampai berjumpa nanti.”

Awalnya dia merasa harapan ini akan sirna seketika Graham kembali mempunyai harapan.

Lexy yang ingin memakan ayam goreng juga memintanya untuk membelikannya, berarti dia tidaklah ingin melepaskannya, berarti dia tidk akan pergi darinya.

Sebenarnya Lexy termasuk orang yang pintar, dia mengetahui yang ingin dikatakan oleh Graham dan bagaimana dia mengetahuinya?

Hanya saja... dia tidak berani berpikir terlalu jauh, bagaimana jika cerita ini mirip dengan dewi fortuna?

Dia tidak berani melakukan bahaya ini, dia sama dengan Bretta, sangatlah pintar, Bretta yang sering tidak berkata-kata itu tetapi dia dapat memahami segalanya.

Dan lexy, dia menggunakan caranya yang gila untuk menutupi kepintarannya itu, membuat orang luar berpikir jika dirinya tidaklah memiliki beban.

Bagaimana orang yang tidak memilliki beban itu dapat menjadi penerusnya keluarga Feng?

Hal ini tentu hanya beberapa orang yang mengenalnya saja yang mengetahui ini, termasuk Bretta dan Graham yang mengerti tentang Lexy.

Perasaan Graham kembali menghangat, dia segera membelikan makanan kesukaannya Lexy yaitu alkohol dan ayam goreng, hanya saja ketika perjalanan pulang dia tidak lupa untuk menelepon seseorang.

Graham memasangkan bluetoothnya ke headsetnya.

“Graham.”

“Ibu mengapa kamu membuatkan gaun pengantin untuk Lexy?”

“Bukankah kamu menyukainya? Selain Snow kamu tidak pernah menyukai orang lain dan ibu hanya ingin membantumu.”

“Tetapi aku tidak membutuhkannya, aku dan Lexy baik-baik saja, akan lebih baik jika kamu dan ayah tidak ikut campur akan ini.” Perkataannya ini terlihat lebih tegas dan tidak bisa apa-apa.

“Graham... semua ini ibu lakukan untukmu...”

“Bu, aku sudah hampir berumur 30 tahun sekarang dan bukanlah seorang anak-anak, selama ini aku pergi dari rumah karena aku tidak ingin dikontrol oleh ayah dan ibu, dan hari ini kalian bahkan ingin mengontrol wanita yang aku suka, apakah kalian ingin aku berputus hubungan dengan kalian?”

Dibalik telepon, nyonya Graham merasa hatinya sangat sedih tetapi dia juga tidak berani berkata dia takut membuat amarah anaknya memuncak.

Pada saat itu dia telah membuat Graham pergi dari sini dengan seorang diri dia berada dikota Jiang, selama beberapa tahun hubungannya dengan keluarga tidak terbilang dekat ataupun jauh, hanya ada sebuah jarak disini.

Dan hari ini dia hanya ingin melakukan sesuatu untuk kembali membujuk anaknya ini, apakah semua ini salah?

Padahal dia terbilang cukup baik kepada Lexy, tetapi mengapa Graham begitu marah?

Nyonya Qin yang tetap memegang telepon genggamnya sambil mengigit bibirnya dengan perasaan yang terluka.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu