Bretta’s Diary - Bab 732 Tali Sembilan Warna

Jelas-jelas tali itu sangat tipis, tapi tetap saja bisa melemparkan bayangan itu beserta dengan senjatanya ke tempat yang jauh, kekuatannya sungguh tidak kecil.

"Lumayan juga ya kekuatanmu, gadis kecil, coba hadapi kami bertiga."

Lalu ketiga bayangan paling kecil, Sepuluh, Sebelas, dan Dua Belas pun maju ke depan bersamaan.

Yang satu menyerang dari depan, yang dua lagi menyerang dari sisi kiri dan kanan, satu orang pasti tidak bisa melawan banyak orang, semua orang di sana mengira Bretta pasti akan kalah.

Tapi siapa sangka, dengan santainya Bretta melambaikan tali sembilan warna yang cantik itu lagi,

Lalu senjata dua orang bayangan itu pun terikat erat, seketika mereka tak bisa bergerak.

Bayangan ketiga pun melompat dan mengarahkan pedang raksasanya ke arah kepala Bretta tanpa basa-basi.

Lexy terkejut dan segera memejamkan matanya, sambil berteriak, "Bretta hati-hati, hati-hati...... Ya Tuhan, aku tak berani melihatnya."

Melihat pedang itu akan segera mengenai kepalanya, Bretta pun segera menggeserkan tubuhnya.

Ia langsung pergi dari tempat itu, dan pedang itu pun tak mengenainya.

Bretta mengayunkan kedua tangannya, lalu menarik dua orang bayangan yang terikat tali sembilan warna itu dan melemparkannya ke arah bayangan itu.

Seketika, ketiga orang itu pun jatuh ke atas tanah dengan luka-luka yang cukup parah.

"Kau sehebat ini...... Kakak pertama, sepertinya kita terlalu meremehkannya."

"Iya, gadis ini sengaja berpura-pura terlihat lemah tadi, ia sengaja membuat kita lengah dan meremehkannya. Wanita ini sangat licik dan pintar...... Tak usah ragu lagi, ayo kita serang bersama, kalau sampai Raja Neraka tahu kita membutuhkan waktu selama ini untuk melawan seorang manusia biasa, beliau pasti akan marah besar."

Sang Kepala Bayangan tak peduli lagi apa yang akan diucapkan orang-orang, ia hanya ingin menyelesaikan tugasnya saja.

Lalu, bayangan-bayangan yang lain selain Tujuh, Sepuluh, Sebelas dan Dua Belas pun maju bersamaan ke depan.

Masih ada delapan orang yang sama sekali belum terluka, oleh karena itu mereka ingin menyerang Bretta bersama.

Awalnya mereka mengira mereka pasti akan menang kali ini, namun siapa sangka, delapan orang ini masih saja gagal.

Setelah beradu beberapa saat, tetap saja tidak ada yang menang ataupun kalah. Dan tentu saja ini bukan perkelahian yang berakhir seri.

Karena mereka delapan orang, sedangkan Bretta hanya seorang diri saja.

Melihat waktunya hampir habis, sang Kepala Bayangan pun berteriak, "Dengarkan aba-abaku, semua berbaris rapi, Twelve Galaxy."

Lalu, keduabelas orang itu pun membuat lingkaran besar, mengepung Bretta di tengah-tengah lingkaran itu.

"Menara kegelapan sembilan lantai, delapan hantu diperintahkan, tujuh hantu berada di atas, lima hantu mengumpulkan energi, empat hantu pintu kegelapan, tiga hantu mengikat rapat, dua hantu iblis, dua belas menjadi satu, roh jahat menyerang."

Sang Kepala Bayangan mengucapkan sebuah mantra yang panjang, lalu keduabelas orang itu pun mulai saling bertukar posisi.

Gerakan mereka sangat cepat, sesuai dengan aba-aba sang Kepala Bayangan, mereka mengepung Bretta erat-erat, di saat seperti ini, sangat sulit bagi Bretta untuk lari dari sana.

Lexy memejamkan matanya sambil bergumam, "Para leluhur Keluarga Feng, tolong lindungi temanku, dia adalah orang yang baik, jangan sampai terjadi sesuatu padanya, tolong bantu dia."

Lexy sudah tak bisa berbuat apa-apa, kemampuannya hanya begitu saja, ia sama sekali tidak bisa melawan mereka, jadi kalau ia membantu Bretta, ia malah akan membuat masalah.

Bretta terkepung di tengah lingkaran, melihat barisan mereka yang berpindah-pindah.

Ia membuka mata hatinya lebar-lebar, tiap kali keduabelas bayangan itu bertukar posisi, ia selalu melihatnya dengan seksama.

Sampai pada akhirnya, keduabelas bayangan itu bergabung menjadi satu, membentuk sebuah pasukan tentara yang sangat besar.

Bagaimana menjelaskannya ya? Seperti jurus "72 Polymorphic Transformation" milik Sun Wukong.

Jelas-jelas awalnya mereka hanya dua belas orang, tapi setelah mereka bergabung, dalam sekejap mereka berubah sepuluh kali lipat jumlahnya.

Bretta dikepung rapat-rapat oleh ratusan bayangan berjubah hitam, seperti jurus membelah diri lah.

Lexy yang melihat kejadian itu pun hampir jatuh pingsan.

"Matilah, matilah, pasti kalah kita sekarang." Ia kira, Bretta pasti akan kalah telak.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu