Bretta’s Diary - Bab 602 Setelah Sadar

Bretta Hua hanya merasa kepalanya sangat sakit, seperti mau meledak, dahinya mulai mengeluarkan keringat dingin……

“Brett, Brett, bangun.”

Telinganya mendengar suara Hayden Jiang, Bretta Hua tahu itu adalah Hayden Jiang, jadi dia berusaha keras membuka matanya.

Setelah mencoba beberapa kali, dan akhirnya dia berhasil mengangkat kelopak matanya yang berat itu.

“Hayden Jiang……” Bretta Hua membuka mulutnya, merasa seperti tidak bisa mengeluarkan suara lagi.

Hayden Jiang langsung memeluknya di tempat tidur. “Tidak apa-apa, tadi itu mimpi buruk, sekarang tidak apa-apa, jangan takut.”

Setelah Bretta Hua sadar, selama setengah jam, dia tidak bergerak sama sekali, dan terus memegang erat Hayden Jiang.

Keduanya tidak berbicara, sampai Bretta Hua kembali sadar dari kondisinya tadi.

“Biarkan aku turun dulu.”

“Kamu sudah tidak apa-apa?”

“Iya, sudah sedikit baikan.”

Setelah Hayden Jiang mendengarnya, dia perlahan-lahan membawa Breta Hua ke atas kasur hotel.

“Ini……?” Bretta Hua baru sadar ternyata disini bukan Orchard Cottage.

“Disini adalah hotel, kemarin malam kamu ribut tidak pulang ke rumah, dan mau ke hotel.”

Bretta Hua langsung terkejut saat mendengar perkataan Bretta Hua, dan menunjuk-nunjuk diri sendiri, “Kamu bilang aku?”

Hayden Jiang menganggukkan kepalanya.

“Tidak mungkin.”

“Aku juga takut kamu tidak mengakuinya, jadi aku ada buktinya.” Hayden Jiang mengeluarkan ponselnya dan Bretta Hua langsung melotot dengan mata besar.

Tidak perlu lihat juga bisa tahu Hayden Jiang tidak berbohong, tapi kenapa dia mau datang ke hotel?

Sebenarnya saat kembali dari toko, Bretta Hua langsung bermimpi buruk dan terus tidak sadarkan diri, Hayden Jiang yang mengkhawatirkannya terus menemaninya di samping.

Dan memopong Graham Qin ke kamar tempat Lexy Feng tidur.

“Kemarin malam kamu dan Lexy Feng mabuk, di bar tempat Lexy Feng bernyanyi.”

“Oh…… Aku sudah teringat sedikit.” Bretta Hua menutupi kepalanya yang mengantuk dan mulai mengumpulkan potonga-potongan ingatannya.

Hayden Jiang juga menceritakan kembali semuanya, apalagi saat Bretta Hua muntah sampai sekujur badannya, Bretta Hua langsung menutupi mukanya dengan malu.

“Nona Jiang, sudah sadar belum?”

Bretta Hua menundukkan kepalanya sambil mengangguk.

“Sekarang kamu lumayan bisa minum ya, sampai minum sebanyak itu.”

Bretta Hua menutupi wajahnya, tampaknya dia tidak akan minum sampai semabuk itu lagi, dan menimbulkan masalah seperti ini, Lexy Feng si gadis gila itu, jangan sampai menuruti perkataannya lagi.

Hayden Jiang mengambil selimut dan menyelimuti Bretta Hua, takut dia masuk angin.

“Kalau sudah sadar, ayo kita pulang?” Hayden Jiang berjongkok di depannya, kedua tangannya memegang erat jari-jari Bretta Hua.

“Yah, ayo pulang.”

Sudah seperti ini, apa masih berani bilang tidak mau pulang?

Bretta Hua tidak berkata apapun di sepanjang jalan, Hayden Jiang juga tidak mengajaknya bicara, sampai di rumah, Hayden Jiang langsung ke dapur membuatkannya secangkir teh.

Bretta Hua meminumnya dan berbaring di sofa, dan merasa lebih baikan, tapi masih ada hal yang terasa tidak enak, saat bernafas langsung mencium sekujur tubuh bau alcohol.

Sudah mandi pun tetap masih tercium bau alcohol, dia bersumpah, tidak akan minum sampai seperti ini lagi, dan awalnya memang tidak ada masalah besar kan?

“Aku sudah menelpon Elly Chun dan Bella Yin untuk pulang menjagamu.”

“Bagaimana dengan ayah dan ibu?”

“Mereka tidak apa-apa, aku sudah mengatur penjaga yang baru untuk berjaga-jaga, sebenarnya Rainy Zhuo selain peraktaannya yang kasar, tapi dia tidak begitu buruk, dan dia tidak akan berani menyakiti orang tuaku.”

Hayden Jiang masih menganggap remeh Rainy Zhuo.

Bretta Hua tidak berbicara apa-apa lagi, setengah jam kemudian, Elly Chun dan Bella Yin pulang.

Bretta Hua melihat wajah Elly Chun yang terluka itu langsung sangat marah.

“Apa yang terjadi dengan wajahmu?”

“Tidak apa-apa…… Aku sendiri tidak sengaja terkena air rebusan.” Elly Chun dan Bella Yin sudah merundingkannya sepanjang jalan, untuk tidak memberitahu Bretta Hua, agar dia tidak merasa sedih.

“Tidak mungkin, kamu bukanlah orang yang seceroboh itu, pasti Rainy Zhuo.” Bukan kalimat pertanyaan, ini seperti kalimat pernyataan.

Bretta Hua berpikir selain Rainy Zhuo, siapa lagi yang bisa melakukan hal jahat seperti ini?

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu