Bretta’s Diary - Bab 892 Pilihannya Sendiri

Beatrice Hua mengerutkan alisnya dan menatap ibunya.

"Ibu, tenangkan dirimu."

"Aku tidak bisa tenang, bagaimana kamu bisa menyuruhku menenangkan diri, ayahmu kini ingin pergi kepada wanita licik itu, aku benar-benar hampir menggila."

Nyonya Hua benar-benar merasa sangat emosi, ia bahkan tidak bisa menerima apapun ucapan putrinya.

Beatrice Hua pun akhirnya marah dan langsung berteriak,"Ibu, lihat bagiamana dirimu sekarang?"

Nyonya Hua tercengang......

Beatrice Hua mengambil sebuah kaca dan mengahadapakannya kepada ibunya.

"Lihat dirimu, wajahmu melemah seperti...... Kamu terus saja menangis, siapa yang bisa hidup senang bersama denganmu? Jangan bicarakan ayahmu, kita saja malas sekali pulang melihat dirimu seperti ini, semua orang mempunyai tubuh tersendiri, tidak mungkin tidak bisa hidup hanya karena kehilangan cintanya, kamu memang sudah berkorban sangat banyak untuk keluarga ini, kamu juga sangat beterima kasih padamu, namun, kamu tidak boleh bersikap seperti ini dan terus berlaku sebagai seorang penjahat...... Apapun pilihan ayahku, itu adalah masalahnya, hal yang harus kamu lakukan adalah membuat dirimu sendiri bahagia, seorang wanita...... Bukannya tidak bisa hidup hanya karena tidak ada lelaki, apakah kamu sebenarnya tahu semua ini?"

"Kakak ketiga...... Apakah ini tidak sedikit kelewatan?"Bonnie Hua memberikan anaknya kepada Andrew Bai, ia khawatir ia akan mengganggu anaknya.

"Ia tidak akan pernah mengerti jika kita tidak mengatakan semua ini,"ucap Beatrice Hua dengan sikap yang dingin.

Nyonya Hua menatap dirinya sendiri melalui kaca, ia mengelus wajahnya dan tidak berani percaya bahwa dirinya sudah menjadi seperti ini.

Ia tidak pernah bersikap seperti ini setengah tahun yang lalu,ketika ia pergi bermain kartu dengan beberapa nyonya kaya lainnya, semua lelaki muda selalu memanggilnya kakak.

Mereka selalu berkata bahwa ia terlihat seperti baru berumur 37 tahun, Nyonya Hua bahkan merasa sangat senang.

Ia lahir di keluarga yang kaya, kemudian juga meikah dengan lelaki yang kaya.

Ia mengenakan pakaian Chanel yang terkenal dan menjinjing tas Jane Birkin dari Hermes.

Ia selalu mengendarai Bentley hitam ketika berpergian, memiliki lebih dari sepuluh pembantu di rumah, ia hanya perlu mengulurkan tangannya ketika pakaiannya datang dan hanya perlu membuka makannya ketika makanan datang.

Ia masih terlihat sangat menawan setengah tahun yang lalu, ketika ia menghadiri pertemuan teman sekolah pada saat itu, banyak sekali teman lelaki yang tertarik padanya secara diam-diam.

Mengapa ia menjadi seperti seorang istri yang mengerikan ini?

Dirinya yang seperti ini, pantas saja...... Habert Hua tidak lagi menyukainya.

Nyonya Hua mengelus wajahnya dan tidak lagi meneteskan air matanya.

Ia hanya mengangkat kepalanya dan menatap para putrinya.

"Menurut kalian...... Apakah aku saat ini sangat jelek?"

"Wanita yang paling cantik adalah wanita yang percaya diri, ibu, kamu seharusnya hidup untuk dirimu sendiri, bukan karena anakmu, bukan karena suamimu, hanya karena dirimu sendiri,"ucap Bretta Hua.

Ia tidak memiliki perasaan yang terlalu hebat terhadap ayah dan ibunya, tetapi, hatinya tetap saja merasa bersedih melihat ibunya menjadi seperti ini.

Jadi, ia mencoba untuk menenangkannya tanpa mempedulikan apakah ia akan mendengarnya atau tidak.

"Betul, apa yang Bretta katakan itu betul, aku sudah kehilangan diriku sendiri...... Kita harus menjaga diri kita sendiri, jika tidak dunia akan menghancurkanmu,"ucap Nyonya Hua kepada dirinya sendiri.

"Ibu, kamu seharusnya pergi berlibur, aku akan mendaftarkanmu kepada sebuah grup, kamu boleh pergi bersama dengan temanmu, aku akan membiayainya,"ucap Beatrice Hua.

"Tidak, aku punya uang, betul, aku sudah seharusny pergi keluar dan jalan-jalan, aku yang sudah terlalu terobsesi."

Bonnie Hua menganggukkan kepalanya,"Ibu, hal yang paling penting saat ini adalah kamu harus menjaga kesehatan tubuhmu, apakah kamu mengerti, kita semua tidak ingin melihatmu seperti ini."

"Iya, aku mengerti, aku tidak seharusnya, aku tidak seharusnya seperti ini."

"Ibu, minumlah obatnya terlebih dahulu, lalu istirahat sejenak, jangan pikirkan yang lainnya,"ucap Bretta Hua sambil memberikan segelas air dan obat.

Nyonya Hua menurut, lalu mengambilnya dan meletakkannya di mulutnya, kemudian bebaring dengan tenang.

Para kakak adik tersebut saling bertatapan sejenak seperti merasa sedikit lega.

"Kakak, bagaimana menurutmu terhadap pihak ayah?"Beatrice Hua bertanya kepada Belinda Hua.

"Apalagi yang bisa dilakukan, itu adalah pilihan ayah, aku merasa kita juga hanya bisa menerimanya......,"Belinda Feng menghela nafasnya.

"Adik kelima, maskudmu adalah?"Beatrice Hua melirik Bretta Hua lagi.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu