Bretta’s Diary - Bab 768 Lebih Penting Menghormati

Pria itu juga merasa terkejut akan Trace, Trace memanglah telah berubah jika tidak bisa mengingatnya maka ini adalah hal yang wajar.

“Trace namaku Darwin.”

“Oh baiklah.” Trace dengan canggung tersenyum, lalu menaikkan gelasnnya untuk bersulang kepada pria ini.

Pria yang menegukkan minumannya itu tidak pergi dengan sesegera mungkin, dia malah mengeluarkan telepon genggamnya, “Bolehkan aku meminta id wechatmu?”

“Ini... sedikit tidak nyaman, maaf.”

Trace tidak menyukai model yang seperti ini, tidak hanya tidak menyukai tetapi hatinya tidak dalam kondisi yang memungkinkan, apalagi dirinya sendiri barulah putus dari Jonathan.

Dia bukanlah orang yang tidak senonoh, maka dari itu dia tidak berencana menyentuh bunga-bunga segar itu.

Setelah ditolak oleh Trace beberapa orang yang tidak tahu malu terus mendatanginya.

Pria memang bermuka tebal, dengan kondisi Trace yang begitu cantik siapapun pasti ingin meluluhkan hatinya.

Tetapi sayangnya hanya sia-sia, di tempat Bretta terasa lebih tenang, seekor kecoakpun tidak ada, semua ini mudah karena Bretta sangatlah cantik, terlihat sangat berkelas.

Suaminya adalah orang yang paling kaya, tidak ada orang yang berani mencari masalah maka dari itu jangankan untuk berkata, bahkan tidak ada yang berani disampingnnya, takut membuat masalah.

Makan hari ini terbilang tidak ada artinya, Bretta hanya memainkan telepon genggamnya atau mengirimi pesan kepada Hayden.

Setelah makan ada yang bertanya, “Bagaimana ini dihabiskan? Sekolah hanya memberikan uang sebanyak 20 juta, tetapi kita telah menghabiskan sebanyak 52 juta, uang yang kurang sebanyak 32 juta ini bagaimana?”

Semua orang terdiam...

Bretta yang melihat semua orang tidak berkata, lalu berkata, “Bagaimana kita bayar masing-masing saja hal ini akan lebih nyaman, membuat hati ini terasa nyaman.”

Wanita yang sempat dibuat marah oleh Trace seketika berkata.

“Astaga mari kita lihat, nyonya Hayden ini, memiliki uang yang banyak dan memilih untuk membayar sendiri, hahaha jika saja reporter menulis ini akan menjadi sebuah bahan lelucon, Bretta kamu juga bagian dari kelas ini, apakah sangat susah untuk mentraktir kita semua?”

Sebenarnya maksudnya dia sangatlah mudah yaitu Bretta yang memiliki banyak uang itu, masih berani meminta semua orang untuk bayar masing-masing, apakah dia tidak malu?

Jujur saja Trace juga tidak mengerti hal ini, mengapa Bretta memilih untuk membayar masing-masing, apakah dia tidak ingin mengeluarkan uang untuk murid-muridnya?

Bretta dengan dingin berkata sambil berdiri melihat kearah wanita itu, “Ternyata hati orang suram itu jika melihat sesuatu pasti sangatlah berkonspirasi, maksudnya aku sangatlah mudah, makan malam ini jika memang seluruh mahasiswa yang menghadirinya, maka semua orang ikut berpartisipasi, bukannya bergaya dan melihat siapakah yang memiliki uang yang paling banyak, jika memang aku ingin mentraktir semua orang maka aku bisa mengatur hal ini, jika hari ini membuat hal seperti ini malah akan terlihat tidak sopan. Aku merasa setiap orang disini pantas untuk dihormati dan bukan karena aku yang memiliki uang ini malah memberikan rasa kepuasan dan kesombongan, hinggga membuat harga diri semua orang menjadi diinjak-injak, aku tidak ingin melakukan hal itu dan tidak bisa melakukan hal ini.”

Setelah Bretta berkata dia duduk sambil memainkan telepon genggamnya.

Tidak tahu diantara mereka yang bertepuk tangan, lalu semua orang ikut bertepuk tangan.

Trace juga merasa terharu dia ikut bertepuk tangan.

“Bretta, kamu sungguhlah hebat, aku akan mmberikan jempol.”

Seketika wanita itu wajahnya memerah, dan tidak lagi mencari masalah, pada akhirnya semua orang tetap membayar masing-masing, hingga akhir tidak ada masalahnya disini.

Ketika berjalan keluar Bretta berkata kepada Trace, “Selanjutnya tidak perlu sering-sering datang kepertemuan seperti ini, tidak ada gunanya.”

Trace seketika mengerti perkataannya Bretta, lalu menganggukkan kepalanya, “Aku paham aku akan mendengarkanmu Brett.”

Trace tidak lagi memanggil Bretta dengan nama lengakp dia mengikuti semua orang memanggilnya Brett.

Ketika Bretta dan Trace keluar, malam telah gelap, mobil Audi berjarak 5 meter dari parkiran.

Bretta membawa Trace, lalu seketika ada sebuah suara... sebuah motor beroda tiga segera menabrak dia.

Seketika Bretta menjadi tidak nyaman...

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu