Bretta’s Diary - Bab 739 Terlihat Kekeh

Sebenarnya raja neraka sangat ingin bertanya, tetapi ketika dia bertemu dia tidak ingin berkata lagi, seketik dia merubah pemikiran dia lalu pergi begitu saja.

Mimpi Bretta seketika berubah, dimulai dari ketika dia masih kecil ketika dia sedang bermain dengan Bella dan Elly mereka sedang menggali sayuran.

Mimpi ini terasa begitu nyaman ketika dipagi hari Bretta mempraktekkan hal ini kepada mereka.

Bella dan Elly merasa kemudian Bella mengingat sebuah hal yang sangat menarik, “Nona apakah kamu masih mengingat ini atau tidak, pada saat itu ketika kita bertiga tidak tahu apa-apa dan membawa pulang sekeranjang daun hijau, hasilnya kita malah ditertawain oleh nyonya, dia berkata jika kedua bagian di dandelion bisa dimakan sisanya tidak ada yang bisa makan, ini sejenis rerumputan dan beracun jika dimakan akan membuat perut tidak terasa nyaman.”

“Benar, pada saat itu nenek masih muda.” Bretta kembali merindukan pada saat bersama nenek.

Elly ikut berkata, “Nyonya berkata untung saja kalian hanya bermain seperti ini jika kalian menjualnya, semua orang akan menertawakan kalian, apalagi babipun tidak suka memakan daun hijau itu.”

Setelah berkata ketiga orang ini saling tertawa.

Hayden merasa penasaran, “Kedua buah itu pasti Brettaku yang menggalinya bukan?”

“Tuan, seperti itu berarti kamu meremehkan kita berdua.” Bella berkata.

“Katakan saja itu benar atau tidak.” Hayden merasa ingin tahu.

Elly menutup mulutnya, “Memang benar yang dikatakan tuan jika pada saat itu nona menontonnya ditelevisi jika dia melihat orang ditelevisi sedang memakan dandelion, ketika dia menggalinya dia bertanya kepada nyonya apakah ini boleh dimakan atau tidak, jika boleh maka untuk selanjutnya dia telah mengetahuinya.”

“Aduh nyonya Hayden begitu pintar dari kecil ya, kenapa aku tidak mengenal kamu dari kecil saja ya?” Hayden melihat Bretta dan tersenyum.

“Sudah ya tuan Hayden jangan mengejek aku lagi segeralah kamu berangkat kekantor, karena sudah akan terlambat.”

Bretta mengusirnya, karena secara kebetulan Hayden telah menyelesaikan sarapannya, dia mengambil jasnya lalu tidak lupa memberikan kecupannya.

Kedua orang ini sudah terbiasa dengan kemesraan suami istri ini, maka dari itu mereka tidak memprotes kemesraan ini, juga tidak merasa malu.

Setelah Hayden pergi Elly melihat Bretta sambil menjulurkan lidahnya, “Nona, aku ingin meminta izin.”

“Boleh, tetapi kamu harus beritahu aku terlebih dahulu untuk apa kamu meminta izin?”

“Pacarku datang dari kota Wan, dia berkata sedang membawakan aku ayam minyak wijen, itu adalah makanan yang tidak cukup aku makan.”

Elly dengan wajah manisnya, Bretta merasa tidak begitu memiliki perasaan yang baik kepada orang itu, tetapi tidak ingin membuat Elly merasa kecewa.

“Pergilah tetapi aku hanya akan akan memberikan kamu izin satu malam saja, besok kamu harus kembali.”

“Ah? Besok harus kembali, bukankah dirumah ada Bella?”

“Nona tidak apa-apa, aku ada dirumah biarkan kak Elly pergi, jarang-jarang sekali pacarnya bisa berada disini, pacaran jarak jauh sangatlah tidak nyaman.”

Bella membantu Elly untuk berkata, Bretta pasti akan mengizinkan apalagi dia sangat menyayangi mereka berdua.

Sayangnya, Bretta sangatlah keras kali ini.

“Tidak bisa hanya satu hari saja, kamu harus kembali sebelum besok siang ada urusan yang ingin aku berikan kepadamu.”

“Baiklah... terimakasih nona.” Elly terlihat kecewa tetapi dia tidak berani melawan Bretta.

Dia menuju keatas dan segera merias wajahnya, lalu dengan segera dia pergi.

“Nona, biasanya anda tidak seperti itu, ada apa sebenarnya?”

Bella merasa, Bretta yang hari ini terlihat kekeh, karena hanya memberikan Elly izin dalam waktu sehari saja, terlihat sedikit...

“Karena aku tidak menyukai pacarnya Elly.” Bretta berkata dengan terus terang.

“Hmm.. kita hanya orang yang berada disisinya saja dan tidak mudah untuk mengatakan hal ini, apalagi aku merasa kak Elly sangat menyukai pria ini, karena setiap kali pria ini mencarinya dia selalu terlihat sangat bahagia, walaupun dia sedang tertidur dia akan bangun untuk membalas pesan dari pacarnya itu, sangat jinak dan patuh.”

“Wanita memang seperti itu, jika dia mencintai akan tidak peduli dengan apapun.”

“Aku tidak seperti itu nona, hehe aku sangatlah sadar.”

“Benarkah? Maka bulan ini kamu tidak perlu minta izin, tidak perlu keluar dengan George.”

“Ai... nona, tidak boleh seperti itu.” Bella berkata dengan manja.

Bretta tidak dapat menahan tawanya itu.

Pada saat ini, bel dirumah berbunyi, secara kebetulan Bretta sedang berdiri lalu membukakan pintu lalu ketika dia membuka pintunya dia merasa tercengang.

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu