Bretta’s Diary - Bab 603 Persengkokolan Besar

Hayden juga merasa terkejut, baru saja ditinggal semalam dan semua ini berubah menjadi seperti ini?

Sepertinya Elly tidak semudah itu.

Bretta berdiri sambil menarik Elly, kemudian menutup mulutnya, melihat mata yang penuh dengan ketakutan.

Wajah putih bulatnya itu, sekarang berubah menjadi merah, seperti tanda lahir.

Bella yang tidak bisa menahan ini akhirnya berkata dengan jujur, “Nona, Elly dan wanita itu sempat beradu mulut, wanita itu terlihat seperti orang gila, sebuah mangkuk bubur panas langsung berada diwajah Elly, membuat kami terkejut, ingin sekali rasanya melaporkan hal ini kepada pihak polisi, tetapi dia mengancamku dan berkata jika aku berani melaporkan hal ini kepada polisi, maka dia akan melaporkan semua hal ini kepada polisi, membuat paman dan nona tidak bisa berkata-kata.”

Bretta melihat kearah Hayden, dengan wajah dinginnya.

“Apakah Rainy sesombong itu dulu?”

“Aku sungguh tidak bisa mengingatnya.” Hayden juga tidak bersalah.

“Nona, dokter telah berkata jika aku tidak akan kenapa-napa, tidak akan meninggalkan bekas.” Elly menghibur Bretta.

“Kamu berbohong padaku, luka ini begitu besar bagaimana bisa itu tidak akan meninggalkan bekas, kamu... tidak bisa menahan untuk berkata kepadamu, tetapi sebelum aku pergi aku berkata kepada kalian, jangan pernah beradu dengan Rainy, kalian bukanlah tandingannya.”

“Benar, kami terlalu terburu-buru, tidak mendengarkan perkataan nona.” Elly dan Bella menundukkan kepalanya dan merasa bersamanya.

“Aku akan mencari Rainy.” Bretta berkata dengan penuh amarah.

“Nona sudahlah, jika maraha tidak akan melakukan hal yang benar, jika pergi bisa melakukan apa, kami tidak bisa kembali.” Elly lebih pintar sekarang.

Bretta tahu jika mencari Rainy tidak akan berguna, tetapi karena tidak bisa menahan ini, walaupun Elly hanya seorang bocah, tetapi Bretta tidak pernah memukulnya, bahkan tidak pernah berkata dua kali.

Tetapi hari ini Rainy melemparkan bubur panas kewajahnya, sungguh tidak bisa dimaafkan.

“Bretta, aku akan mengurusi hal ini, aku akan memberikan penjelasan kepada Elly.”

Hayden juga merasa marah, dia merasa tidak sepantasnya Rainy melakukan hal ini.

Bretta tidak berkata, tetapi dia sungguh merasa marah, Hayden juga tidak berani terlalu berkata karena jika bukan karena dia, Rainy dan Bretta tidak akan terjadi persimpangan.

Maka itu dengan diam-diam dia mengambil jaket dan kunci.

“Nona aku tidak kenapa-napa.”

Elly segera menarik tangannya Bretta, melihat dia yang seperti itu membuat hatinya sakit.

Bretta tidak berkata, segera menaikkan tubuhnya dan naik keatas, segera mengambil kotak p3k, kemudian mengambil sebuah obat.

“Ambil ini, dipakai sebelum tidur, obat yang diberikan dokter tidak perlu digunakan lagi.”

“Nona apa ini?” Elly tersenyum kembali, mengetahui barang bagus dari Bretta.

“Ini adalah obat dingi dari timur, bisa menimbulkan daging yang hilang, aku pernah mencobanya dan ada hasratnya.”

“Bagus sekali, haha.”

Elly bahagia seperti anak kecil, Bretta dengan tidak bisa apa-apa menghelakan nafas.

“Nona, apakah kamu lapar?” Bella datang kemari, meletakkan sebuah pakaian diatas punggungnya.

“Tidak berselera, kalian beristirahatlah terlebih dulu, dua hari ini tidak bisa tidur denga baik.”

Setelah Bretta tersadar dari mabuknya, dia merasa perutnya tidak nyaman, juga tidak berselera makan, maka itu dia kembali keruangan tidurnya, juga meminta Elly dan Bella beristirahat.

Ketika kembali kekamar, dengan diam-diam Bretta mengambil sisir gioknya itu, mengkonfirmasi jika ini barang antik.

Dengan bersusah payah dia mencari, tetapi… selama ini dia tidak dapat menemukannya, bagaimana bisa dia muncul begitu saja didepan pintu?

Dan ini dikirimkan, jika menginginkan nyawa ini bukanlah pengiriman dari perusahaan, memang sengaja diletakkan didepan pintu.

Bretta semakin merasa seperti ada persekongkolan besar di belakangnya.......