Bretta’s Diary - Bab 469 Penyanyi Bawah Tanah

Bretta Hua yang terpana membuka mulutnya, mungkin karena dia tidak menduga bahwa pemandangan ini terlalu mengejutkan. Pemandangan di hadapannya saat ini setidaknya ada empat sampai lima ratusan orang dan semuanya adalah anak muda.

“Ebola adalah penyanyi rock pria yang paling aku sukai, dia sangat bertalenta. Waktu konsernya selalu tidak tetap dan dia melakukan tur ke seluruh negara. Aku juga hari ini baru tahu kalau dia datang ke Kota Jiang dan membuka konser yang begitu malam. Orang yang datang semuanya adalah fans beratnya. Brett, malam ini, ikutlah denganku dan jadilah gadis rock pemberontak. Mungkin saja kamu akan mendapatkan pengalaman yang berbeda.”

Perkataan ini diucapkan dengan keras oleh Lexy Feng di telinga Bretta Hua. Bretta Hua mengangkat sudut bibirnya sedikit.

Ternyata, orang seperti Lexy Feng juga bisa mengejar bintang dan bahkan mengejar penyanyi rock. Dia memang sangat unik.

Lexy Feng menarik Bretta Hua sampai ke depan, Bretta Hua baru bisa melihat dengan jelas penampilan penyanyi itu.

Mereka adalah sebuah band, tetapi anggota lain tidak begitu populer. Hanya vokalisnya yang paling hebat dan lebih terkenal di kalangan rock.

Mereka juga mempunyai sekelompok gadis pemberontak yang tergila-gila padanya. Nama panggung mereka lebih menarik, Ebola, sebuah virus yang sangat langka yang pernah membawa wabah dalam skala besar di Afrika dengan tingkat kematian yang sangat tinggi.

Dapat dilihat bahwa penyanyi itu adalah salah satu orang yang luar biasa......

Semua lagu yang dinyanyinya ditulis olehnya sendiri, lirik yang ditulisnya juga sangat...... bagaimana mengatakannya, agak kasar.

Tetapi dia tidak terus terfokus pada topik itu, dia juga menggunakan fenomena sosial yang tersembunyi dan membuat orang sedikit puas.

Bretta Hua tidak mengejar bintang dan dia tidak tertarik dengan penyanyi mana pun. Tetapi karena Lexy Feng menyukainya, dia akan menemaninya.

Keduanya terus bergoyang mengikuti musik dan terakhir bahkan turun hujan dan alkohol, konser itu sungguh menyenangkan.

Bretta Hua yang biasanya tidak memegang alkohol membuat pengecualian untuk malam ini dan menemani Lexy Feng untuk meminum dua botol Budweiser.

Mukanya yang memerah seperti sebuah apel terlihat sangat imut.

Pada saat ini, setelah penyanyi itu selesai bernyanyi, dia turun dari atas panggung.

Dia langsung berjalan ke sisi mereka, “Lama tidak bertemu, Lexy Feng.”

Bretta Hua sedikit tersontak, apakah Lexy Feng kenal dengann pria ini?

“Iya. Lama tidak bertemu, bintang besar.”

"Ah, jangan memprovokasi aku lagi, apanya bintang besar, aku hanyalah orang yang menyanyi demi uang dan hanyalah gelandangan yang tidak berkualifikasi."

Pria ini kelihatannya sudah berumur tiga puluh tahun, tetapi dia tidak mirip dengan penyanyi rock lainnya, dia tidak memiliki rambut panjang dan janggut, dan juga tidak memiliki sikap seakan dia tidak peduli dengan penampilannya.

Dia malah mempunyai sebuah wajah yang bersih dan sepasang mata yang cerah. Dia juga mempunyai sepasang tangan yang bagus, Bretta Hua telah memperhatikannya ketika dia bermain gitar tadi.

“Temanmu?” Orang itu menatap Bretta Hua sekilas.

“Iya. Teman terbaikku.”

Pria itu mengangguk pada Bretta Hua, mungkin karena Bretta Hua yang ditutupi oleh riasan tebal, lingkaran matanya yang mirip dengan panda dan juga dia telah minum bir sehingga wajahnya memerah dan membuatnya terlihat semakin muda.

Bahkan orang ini berpikir bahwa dia adalah anak di bawah umur sehingga dia tidak terlalu banyak bicara dengan Bretta Hua.

Sepertinya ada sedikit cerita di antara pria ini dan Lexy Feng.

“Setelah bubar nanti, maukah kita bertemu?” Dia menatap Lexy Feng sekilas.

“Untuk apa? Apakah kamu ingin bermesraan?” Lexy Feng tersenyum setelah meminum seteguk bir.

“Jangan sembarangan, kamu tahu aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya ingin......”

“Ebola, apakah kamu puas dengan hidupmu sekarang?”

Lexy Feng tidak memberi orang itu kesempatan untuk menyelesaikan pembicaraannya dan langsung menyela.

Orang itu sedikit terkejut, “Lumayan.”

“Ya. Tetapi, aku sangat puas dengan kehidupanku sekarang ini.” Perkataan Lexy Feng seakan ada maksud lain.

“Baik......Kalian bersenang-senanglah, aku akan pergi menyapa teman-temanku di sana.” Mungkin saja dia mengerti maksud Lexy Feng, orang itu juga tidak banyak berkata dan memutar badannya. Lalu, dia tiba-tiba teringat akan sesuatu.

Dia menoleh dan berkata kepada Lexy Feng, “Nomor teleponku tidak berubah, jika kamu ada waktu luang, telepon aku.”

Lexy Feng tidak menjawab dan juga tidak tahu apakah dia telah setuju atau menolak.

Setelah orang itu pergi, Bretta Hua memiringkan kepalanya dan dengan mabuk melirik Lexy Feng sekilas, “Apakah ada cerita di antara kalian berdua?”

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu