Bretta’s Diary - Bab 754 Egois Sejak Lahir

Hayden Jiang terkejut, ia segera menjulurkan tangannya untuk melindungi istrinya, namun dicegah oleh Bretta Hua.

Hanya terlihat Bretta Hua mengangkat satu tangannya dengan ringan, tak terlihat menggunakan tenaga.

Tiba-tiba Brenda Hua terpelanting beberapa belas meter, tubuhnya melayang di udara, lalu terjatuh dengan keras ke tanah.

Mendengar suara jatuhnya, semua yang menonton bergidik.

Brenda Hua terbaring di tanah, perlahan mendongakkan kepalanya, memandang beberapa orang anggota keluarga yang paling dikenalnya ini...

“Bagus... kalian... sangat bagus, bersatu untuk menyiksaku...”

“Brenda, sampai sekarang bagaimana kau masih tak tahu, kalau kau bertobat, semua takkan memperlakukanmu seperti ini? Kau hanya perlu mengembalikan uangnya, kembalikan ke perusahaan maka sudah beres.”

Perkataan ini diucapkan oleh Nyonya Hua, lagipula ia adalah anak kandungnya, seburuk apapun, sebagai ibu ia juga tak tega.

Brenda Hua tersenyum dingin sambil menggigit bibirnya, seolah akan berdarah, “Mimpi, aku lebih baik mati daripada mengembalikannya.”

“Tak perlu, kita hanya perlu memberikan bukti bahwa uang ini kau dapatkan secara ilegal, dan Switzerland Bank akan mengembalikannya.”

“Kau berani? Kau pembawa sial, kenapa kau tak mati saja? Saat itu aku menaruh es di selimutmu, kenapa kau tak mati membeku... kau terlahir untuk mengalahkanku? Hatiku sungguh lunak, saat itu seharusnya aku memasukkan ular berbisa untuk menggigitmu sampai mati.” Entah kenapa, Brenda Hua sangat membenci Bretta Hua, kutukan itu sangat kejam.

Bretta Hua tidak marah, hanya memandang ke bawah ke arahnya dengan penuh belas kasih.

“Lihatlah dirimu, yang kau lakukan selama hidup ini, apakah hasilnya? Apakah kau punya keluarga? Apakah kau mencintai suamimu? Apakah kau punya anak? Bahkan kau mengkhianati ayah ibumu, pada kakak dan adikmu kau menganggapnya musuhmu, kau tak punya apapun selain uang, namun kau terus saja mengejarnya, kau sungguh menyedihkan... bagaimana bisa dalam keluarga Hua ada orang sebodoh dirimu?”

“Diam, kau punya kelebihan apa untuk menilaiku seperti ini?” Brenda Hua menatapnya dengan mata memerah.

Beatrice Hua mendesah pelan, lalu bangkit, “Kakak kedua, aku akan bicara terus terang, kau sejak kecil sudah egois, aku masih ingat saat ibu membelikan kita es krim, kau selalu ingin memilih duluan, mengambil rasa yang paling kau sukai, lalu setelah melahapnya habis, masih ingin mengambil milikku dan adik keempat. Aku juga keras kepala saat itu, menolak memberikannya padamu. Kau langsung mendorongku, dan es krimnya terjatuh ke tanah, tak bisa kumakan, dan juga sekujur badanku luka-luka. Ekspresimu menyiratkan senyuman bangga, saat itu aku tahu, kamu hanya menjadikanku adik, tanpa sedikitpun perasaan kasih. Saat adik keempat sakit kau sama sekali tak mengulurkan bantuan, bahkan saat penyakitnya kritis kau pun tak datang. Adik kelima sakit parah beberapa kali, kau hanya datang sekali, dan membawa es batu, mencoba membuatnya menemui ajal. Walaupun tindakan ayah juga tak benar, namun tindakanmu juga sangat kejam. Tak hanya membunuh anak Quinn Zhang, masih juga membuat Quinn Zhang menjadi gila dan mengacaukan hidupnya. Dalam perusahaan, kau tak punya satupun orang kepercayaan, semua yang dekat denganmu hanyalah untuk mengambil keuntungan. Kau menipu semua orang, termasuk ayah dan ibu. Ada suatu kalimat yang berbunyi, apa yang kau lakukan padaku, akan kulakukan padamu dua kali lipat. Yang kami lakukan sekarang, hanyalah sepersepuluh dari yang kau lakukan pada kami, bisakah kau menerimanya? Maka kenapa kau tak memikirkan, yang beberapa tahun ini kau lakukan pada kakak adikmu, pada keluarga ini, telah membawa berapa besar penderitaan?”

“Oh, lihat... betapa mengharukannya perkataan artis kita.” Brenda Hua bangkit dengan kesakitan dan bertepuk tangan.

“Setelah masuk ke keluarga Wang, kau jadi sangat percaya diri, aku tak akan berdebat denganmu, yang mulia. Aku telah kalah, aku mengakuinya, tapi kalian ingat, selama aku hidup, jangan pikir kalian akan bahagia, aku juga selamanya takkan memaafkan kalian.” Setelah mengatakannya, Brenda Hua tertawa keras.

Di seluruh ruangan di rumah tua itu, bergema suara tawa yang menggila itu.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu