Bretta’s Diary - Bab 72 Cara yang Tidak Biasa

Bretta tetap tak menjawab, Hayden juga tahu dia tidak tidur.

Hanya tak ingin bicara dan tak ingin membuka mata.

"Ini ada semangkuk bubur, makanlah dulu, baru tidur."

Ia tak bersuara......

"Kalau kau tak menjawab, aku anggap kau setuju, pokoknya kalau kau tidak makan, aku juga punya cara lain agar kau bisa memakannya...... Kita itu suami istri, aku tak apa-apa jika harus menyuapimu dengan mulutku, hanya saja kalau sampai dilihat orang, aku takut itu tidak baik, tapi aku tak masalah."

Setelah itu, Hayden pun memasukkan sesendok bubur ke dalam mulutnya.

Lalu mendekat pada wajah Bretta......

Akhirnya Bretta tak bisa menahannya lagi, ia langsung mendorong Hayden dan membuka matanya.

"Hayden, apa yang ingin kau lakukan?" suaranya serak/

Hayden menggosok-gosok hidungnya, "Menyuapimu."

"Menjijikan sekali kau ini......"

Membayangkan Hayden ingin menyuapinya dengan mulutnya, Bretta pun merasa muak.

"Tak ada cara lain, siapa yang suruh kau tidak makan, tak mungkin aku membiarkan istriku yang baru saja kunikahi beberapa hari mati kelaparan kan?"

Bretta tak bersuara......

"Makan sendiri, atau kusuapi?" tanyanya.

Bretta tak bersuara, tapi hatinya juga kesal.

"Kalau tak bersuara, kuanggap kau ingin kusuapi......"

Hayden pun berlagak seperti akan menyuapinya, namun Bretta langsung merebut mangkuk yang ada di tangannya.

"Aku makan sendiri."

Lalu Bretta menundukkan kepala, memaksakan dirinya menyantap bubur itu.

Meskipun terasa berat seperti mengunyah lilin, namun ia tetap memakannya.

Hayden pun tersenyum tenang.

Dari kejauhan, Elly dan Bella juga merasa lega.

"Kak Elly, kau terasa tidak...... Sifat Nona kita ini, sepertinya Tuan Muda sangat mengenalnya, juga punya cara untuk melawannya."

Elly menghela napas, "Mungkin itu yang dinamakan jodoh."

"Aduh, kalau Tuan Muda sungguh sebaik ini, aku berharap agar Nona benar-benar bisa hidup dengannya...... Sekarang Nyonya Besar sudah tak ada, Nona juga tak punya penopang lagi, masih bagus kalau nanti dia hidup bahagia di Keluarga Jiang, kalau tidak, bagaimana?"

Kedua pembantu itu sangat peduli pada keadaan Bretta, bagaimanapun majikannya itu tidak disayang oleh Keluarga Hua.

Orang tua mereka sangat pilih kasih, meskipun sekarang Belinda yang mengurus semua urusan keluarga.

Tapi mereka berdua paling suka pada Brenda, padahal tak banyak yang sering dilakukan Brenda, tapi ia selalu mendapat pujian.

Beatrice juga orang terkenal, karena dia adalah artis besar, menjadi kebanggaan tersendiri bagi ayah dan ibunya.

Hayden pun lega setelah melihat Bretta menghabiskan buburnya.

Setelah dia berbaring, Hayden pun membantunya menarik selimut dengan penuh perhatian.

"Tidurlah dengan baik, aku ke halaman depan dan menggantikan mereka sebentar, setelah itu aku kembali melihatmu."

Bretta tetap tak membalasnya, tapi Hayden sudah terbiasa.

Jam sembilan malam.

Saat makan malam, Habert mengatakan ingin mengadakan rapat keluarga.

Oleh karena itu, hanya anggota inti Keluarga Hua saja yang dipanggil ke ruang makan.

Hayden menggandeng Bretta ke sana, Elly dan Bella berdiri di belakang mereka.

Di sebelah Habert dan istrinya ada Belinda dan suaminya Dennis Zhang.

Lalu Brenda dan suaminya Steven Liu.

Kemudian Beatrice dan asistennya.

Dan terakhir Bonnie sendiri, Andrew tidak datang, tapi Keluarga Hua juga tidak peduli pada kedatangan orang itu.

Habert memandangi mereka sesaat, "Sudah datang semua kan?"

“Sudah semua, Yah, apa yang ingin Ayah bicarakan?”

"Panggil pengacara masuk."

Setelah itu, seorang pengacara prua yang berkacamata emas masuk ke ruangan itu, semua orang mengenalnya, dia adalah pengacara keluarga Hua, Henry Guo.

"Pengacara Guo, semua orang sudah di sini, silahkan Anda umumkan." kata Habert.

"Baik, hadirin sekalian, saya akan mengumumkan isi surat wasiat yang ditinggalkan oleh Nyonya Besar Hua semasa hidupnya, tiga tahun lalu, Nyonya Besar Hua, yakni Ibu Anita Zhou, memintaku untuk menuliskan surat wasiat ini, dalam surat ini tertulis bahwa, rumah yang terletak di Hillside, villa yang berlokasi di Orchard Cottage, mobil atas nama diri beliau, dua kotak perhiasan yang disimpan dalam bank, serta saham dan dana perusahaan milik beliau yang ada di Keluarga Hua...... semua beliau berikan kepada Nona kelima Keluarga Hua —— Bretta Hua."

Mendengar perkataan itu, semua mata yang ada dalam ruangan pun tertuju pada Bretta.

Pandangan-pandangan yang dingin itu pun membuat bulu kuduk Hayden berdiri.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu