Bretta’s Diary - Bab 688 Hampir Tertimpa Sial

“Apa yang terjadi?”

“Sepertinya aku dilukai oleh iblis jahat, sejenis mantra dingin, aku terjebak disini.”

“Ini...” wajah Lexy Feng menjadi pucat.

“Apa yang sedang terjadi di luar?” tanya Bretta Hua.

“Hayden Jiang hampir gila, ia menghajar Parker Xie.”

Bretta Hua:....

Lexy Feng tak sempat menceritakannya secara rinci, ia hanya menceritakannya secara singkat.

Mendengarnya, Bretta Hua terdiam.

“Nona, cepat pikirkan jalan keluar, atau Hayden Jiang akan membunuh Brenda Hua.” Lexy Feng melihat pandangan Hayden Jiang yang berapi-api seolah ingin membunuh.

“Aku punya cara, hanya saja...”

“Hanya saja kenapa?”

“Kalau aku membuka segelnya, aku telah ingkar janji pada Hayden Jiang, kau tahu itu.” Bretta Hua menatap Lexy Feng.

Lexy Feng terpaku memikirkan hal itu.

“Tapi sekarang, kau tak punya pilihan lain.”

“Aku tahu, aku akan keluar denganmu.”

Bretta Hua juga tahu ini masalah serius, ia menggigit jari tengah kanannya, dan melukis sebuah jimat di dahinya dengan darahnya.

Dalam sesaat, bagian dalam gua dipenuhi cahaya.

Sekali lagi Lexy Feng melihat aura 7 warna tubuh Bretta Hua, saat itu ia merasa Bretta Hua bagaikan peri.

Sungguh indah, sungguh kuat, dan membawa aura magis.

Jika saat itu Graham Qin mengidolakan Lexy Feng, maka Lexy Feng juga punya orang yang diidolakannya, yaitu Bretta Hua.

Ia bahkan tak mengagumi kakeknya sampai seperti ini, namun Bretta Hua memang sungguh luar biasa.

Dan cahaya yang dikeluarkan Bretta Hua saat ini, jauh lebih kuat dari sebelumnya.

Tiba-tiba, Bretta Hua membuka matanya, dan di antara kedua alisnya menjulang sebuah lotus merah yang sangat indah.

“Kenapa aku merasa kekuatanmu semakin dahsyat?”

“Memang semakin menguat.” kata Bretta Hua dengan tenang.

“Kau diam-diam memupuknya?”

“Bukan, sepertinya sisir itu yang memberiku kekuatan.” tebak Bretta Hua.

“Puji Tuhan.” Lexy Feng benar-benar mengaguminya.

“Jangan ribut lagi, ayo segera pergi.”

Bretta Hua tak berminat untuk bercanda dengan Lexy Feng. Ia mengusap melingkar cincin di tangan kanannya, dan cincin itu segera mengeluarkan lidah api berwarna biru kehijauan.

Pintu gua terbuka, dan mereka berdua keluar bersama.

“Wow, sungguh luar biasa, barusan api biru kehijauan tadi itu barang apa?” Lexy Feng penasaran.

“Aku juga tak tahu, entah kenapa aku merasa ia familiar, maka aku menggunakannya.” Bretta Hua selalu merasa ia bagaikan orang yang kehilangan banyak ingatan.

Sepertinya ada banyak hal, banyak kemampuan di tubuhnya, yang bisa dipakainya.

Namun ia tak bisa mengingatnya, kapan terjadinya, dan apa yang dilambangkan oleh api ini?

Namun melihatnya tadi, serangan itu sangat dahsyat.

Sementara, Lexy Feng merasa jimat api miliknya, tak ada apa-apanya.

Bretta Hua membuka segelnya, dan kembali ke dunia nyata, maka tubuh manusianya pun terbangun dari koma.

Lalu ia segera mengatur nafasnya, menyesuaikan esensi rohnya ke kondisi hangat, lalu menyebarkan kehangatan itu ke seluruh bagian tubuh.

Saat semua orang masuk, semua indikator Bretta Hua telah kembali pulih.

Bahkan suhu tubuhnya menjadi normal, embun di bulumatanya tak tampak lagi, dan tubuhnya tidak gemetaran.

Bahkan ia terasa sedikit panas.

Hayden Jiang menatap Bretta Hua, dan mereka berdua saling memandang dengan penuh kasih.

“Maaf, Tuan Jiang, aku membuatmu khawatir lagi.”

Bretta Hua sangat menyesal, Hayden Jiang tak mengatakan apapun, langsung memeluk Bretta Hua dengan erat.

“Kau sudah siuman sudah bagus, aku memaafkanmu.” suaranya sedikit bergetar.

Bretta Hua juga merasa bersalah, kadang pikirannya terlalu keras kepala, menimbang baik buruk dari segala hal.

Namun sebetulnya, cinta tidak butuh hal seperti ini, jika ia telah tahu sejak awal Hayden Jiang menjadi gila karenanya, ia seharusnya sejak awal membuka segelnya dan kembali, daripada mengkhawatirkan janjinya.

Maka, Lexy Feng sering mengatakan bahwa Bretta Hua seperti orang tua yang keras kepala, yang merasa telah hidup beberapa ribu tahun.

Usia muda, namun pemikiran sungguh dewasa, jika ia berkata iya maka adalah iya, jika tidak maka adalah tidak.

“Adik, kamu benar-benar lolos tipis dari maut, sungguh membuat kami takut.” Beatrice Hua menangis, matanya sangat merah.

“Aku akan mencari Brenda Hua si ular itu untuk membalasnya, lihat saja akan kucakar wajahnya tanpa henti.” Elly Chun melipat lengan bajunya, dan berjalan keluar.

“Elly Chun, kembalilah.” Lexy Feng memanggilnya.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu