Bretta’s Diary - Bab 355 Dia Bahkan Tidak Marah

Pernyataan Parker Xie berasal dari hatinya yang paling dalam, mungkin beberapa tahun ini tinta telah diperas, ia pun menggunakan kalimat ini, ia juga tidak mengharapkan balasan dari Bretta Hua.

Namun, semenit kemudian, Bretta Hua ternyata membalasnya

Setelah membuka dan melihat pesan itu dengan jelas, dia pun sangat merasa canggung.

Ia hanya menjawab dengan satu kalimat – Aku adalah Hayden, dia sudah tidur.

Kata ini bukan Hayden Jiang yang sengaja menjawab pesan dari Parker Xie, Hayden Jiang tidak akan begitu kekanak-kanakan menghadapi lawannya, Hayden Jiang memang menjelaskan yang sebenarnya.

Situasinya adalah, Bretta Hua sudah tidur. Hayden Jiang akhir-akhir ini, karena dia takut Bretta Hua mimpi buruk, ia selalu tidur bersamanya, memeluknya, bahkan bangun di malam hari untuk menutup selimutnya.

Dan Hayden Jiang sebenarnya tidak ingin melihat privasi ponsel Bretta Hua, tetapi kebetulan, ketika Hayden Jiang baru ingin melihat jam berapa sekarang, dia pun melihat pesan WeChat dari Parker Xie.

Dia juga ragu apakah harus dijawab atau tidak, jadi ia pun menjawabnya satu menit kemudian.

Pertama adalah karena dia punya hak, dan yang kedua adalah membiarkan Parker Xie merasa canggung.

Ponsel Bretta Hua tidak memiliki kata sandi, sehingga ia dapat membukanya, tetapi setelah menjawab, ia mulai menyesal, bagaimana jika Bretta Hua terbangun dan marah?

Jadi hal pertama di pagi hari, Hayden Jiang pun melakukan pengakuan dosa.

"Bretta, aku mengambil ponselmu tadi malam, aku ingin melihat jam ketika itu, dan kebetulan melihat Parker mengirimimu pesat WeChat, dan aku pun sudah membacanya."

“Baiklah, kemudian?” Bretta Hua bingung dan masih dalam setengah mimpi.

"Dan kemudian setelah aku melihatnya, aku sedikit cemburu, dan mengirimnya balasan pesan."

"Oh, tidak apa-apa."

Tanpa diduga, reaksi Bretta Hua sangat datar, karena dia tahu bahwa tidak ada apa-apa di antara ia dan Parker Xie, jadi Hayden kembali bertanya.

“Kamu tidak marah?” Hayden Jiang pun mencoba bertanya kepadanya.

"Kenapa harus marah?"

"Aku pikir kamu akan menyalahkanku karena telah melihat privasi kamu."

"Kamu melakukannya tidak disengaja, aku percaya bahwa kamu bukan orang seperti itu," kata Bretta Hua.

Hayden Jiang bersemangat, dia menekan tubuhnya, mencium, dan dia hampir tidak bisa menahannya.

Bretta Hua ternyata berkata bahwa dia mempercayainya, ini membuat Hayden Jiang sangat bahagia, orang seperti Bretta Hua ini, berapa banyak orang yang bisa dia percayai?

"Pergi kamu, jangan biarkan Elly dan yang lainnya melihat ..." Akhirnya, Bretta Hua memerah dan mendorong pria itu pergi.

Kemudian dia membundel rambutnya yang panjang dan mengambil ponselnya dan melihat WeChat Parker Xie tadi malam.

"Parker ternyata ingin mati di tanganku," kata Hayden Jiang.

“Tidak apa-apa, biarkan saja dia.” Bretta Hua menjawabnya dengan datar, melemparkan ponselnya ke samping, dia sudah mengatakan apa yang harus dikatakannya kemarin, Parker Xie seharusnya bisa mengerti.

Bagaimana nantinya, Bretta Hua tidak mau mengurusnya, dia hanya perlu mengatur hatinya sendiri, dan dunia ini akan damai.

"Ada rencana apa kamu hari ini?"

"Untuk sementara tidak ada."

"Jadi apakah aku boleh mengajakmu menonton pertunjukan musikal?"

“Wah, kenapa begitu estetika?” Bretta Hua tersenyum padanya.

Hayden Jiang mengambil dua tiket untuk musikal dari laci dan menyerahkannya kepada Bretta Hua. "Aku meminta temanku untuk membantu membeli tiket ini setengah bulan yang lalu, kita duduk di baris pertama, area tontonan terbaik, aku memilih pertunjukan musikal ini karena di dalamnya ada pertunjukan biola yang dimainkan secara solo, itu adalah lagu favoritmu. "

“Kamu tahu lagu-lagu biola yang aku suka dengarkan?” Bretta Hua sedikit terkejut.

“"Virus" Beethoven”

“Bagaimana kamu bisa tahu?” Bretta Hua menatapnya dengan pandangan sinis.

"Aku sudah mendengar CD-mu."

Bretta Hua: ...

Baiklah, yang membuat Bretta Hua tak menyangka adalah, Hayden Jiang ternyata masih memiliki waktu luang untuk mendengarkan CD-nya yang sudah lama tidak terdengar, ini ...

"Jadi, apakah kamu malam ini ada waktu kosong? Pertunjukan tersebut akan dimulai pukul enam."

“Ada waktu kosong, Tuan Jiang mengundangku, aku harus menghargainya.” Bretta Hua tidak tahu kapan dia juga bisa belajar menjadi nakal.

Hayden Jiang menatap matanya, seperti mata air sungai.

Pada saat ini, Habert Hua merasa agak sulit dan akhirnya menekan sebuah nomor kontak.

Setelah waktu yang lama, suara Bonnie Hua terdengar, "Ayah ..."

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu