Bretta’s Diary - Bab 748 Bisikan Hati Nurani

“Ayah, jangan menganggap dirimu sebagai korban, jangan lupa, kaulah yang memulai semua ini. Kalau bukan karena kau berselingkuh, dan menyebabkan Quinn Zhang hamil, bagaimana bisa terjadi masalah selanjutnya? Kau melukai ibuku, tidak mempedulikan reputasi keluarga Hua, melukai aku dan kakakku, masih ingin membiarkan wanita itu melahirkan anak haram itu, dan berbagi warisan dengan kami? Bagaimana aku bisa tinggal diam melihat semua ini? Haha, sebenarnya adik ketiga, keempat, dan kelima harus berterimakasih padaku, aku menjadi pembunuh yang memusnahkan rintangan masa depan mereka.”

Setelah mengatakannya, Brenda Hua tersenyum bangga...

“Gila, kau sungguh gila, kau adalah putri kandungku, aku tak bisa memenjarakanmu, tapi ingatlah, Brenda Hua, hal baik dan buruk semua tercatat, ada reinkarnasi, jika tak percaya lihatlah ke atas, Tuhan melihat, aku akan menunggu dan melihat...di alam mana kau akan hidup... aku akan mengawasimu dengan baik.”

Saat ini, Brenda Hua tahu, bahwa hubungan ayah dan anak selama bertahun-tahun ini telah berakhir sebagai musuh, dan keharmonisan tak dapat dipertahankan lagi.

Saat Habert Hua meninggalkan rumah Brenda Hua, waktu sudah menunjukkan pukul 2 subuh.

Ia masih mengendarai mobil Bentley peninggalan nenek Bretta Hua. Sebenarnya dalam wasiatnya mobil ini diberikan pada Bretta Hua.

Nenek tua itu seumur hidup sangat mencintai putri kelima keluarga Hua, maka sebelum meninggal ia juga masih memikirkannya.

Mengingatnya, Habert Hua tertawa pada dirinya sendiri, mobil yang dikemudikannya adalah pemberian Bretta Hua.

Saat ia tak punya uang lagi ia meminjam pada Bonnie Hua, seluruh gaji Bonnie Hua juga ia berikan pada ayahnya.

Saat ia tak punya tempat tinggal, Beatrice Hua lah yang memberinya tempat, walaupun perilaku Beatrice Hua agak kasar, ia masih punya sedikit kebaikan.

Hanya Belinda Hua dan Brenda Hua, yang dididik dan dibesarkannya sendiri, yang bekerjasama untuk membekukan kartu kreditnya dan memaksanya menjual barang-barang antik kesayangannya.

Juga membujuknya meminjam uang ke teman untuk mengumpulkan tebusan yang cukup untuk Quinn Zhang, pada akhirnya uang itu jatuh ke tangan mereka berdua.

Sekarang setelah kebenarannya muncul, Habert Hua merasa sangat bersalah terhadap ketiga putrinya yang lain.

Juga merasa bersalah pada istrinya, dan bahkan lebih merasa bersalah lagi pada Quinn Zhang dan anak yang tak sempat dilahirkannya.

Ketika menyelidiki masalah ini, Habert Hua bahkan tak berani mendengar bagaimana cara Brenda Hua menyiksa Quinn Zhang.

Ia tak berani, sungguh tak berani, saat menyadari di sebelahnya ada seekor ular berbisa, sungguh perasaan yang tak dapat dijelaskan.

Tak heran Quinn Zhang terus-terusan mengatakan soal ular berbisa, setelah dipikirkan lagi, rupanya Brenda Hua lah yang dimaksud.

Setelah meninggalkan rumah Brenda Hua, Habert Hua menyetir ke rumah orangtua Quinn Zhang.

Ia memberi keluarga Zhang uang tunai 400 juta dan beberapa hadiah berharga.

Keluarga Zhang adalah orang miskin sepanjang hidup mereka, belum pernah melihat uang sebanyak itu, maka mereka menerimanya dengan hangat.

Setelah menyerahkan hadiah, tanpa berlama-lama, ia menuju ke kota tempat Quinn Zhang berada, ke panti jompo.

Sebenarnya, panti ini tak cukup bagus untuk disebut panti jompo, ia hanyalah sebuah tempat yang kecil.

Habert Hua datang dengan maksud untuk membawa Quinn Zhang kembali ke Kota Jiang. Lagipula ia masih mempunyai beberapa koneksi di Kota Jiang.

Ia tidak berharap bisa menyembuhkan Quinn Zhang, hanya berharap untuk sisa hidupnya, bisa menemukan tempat yang aman untuknya, mungkin... ia melakukan ini untuk menenangkan dirinya.

Dalam hati masih ada bisikan hati nurani bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk menebusnya.

Menjemput Quinn Zhang ini dilakukan diam-diam, sangat dirahasiakan, tak ada orang yang tahu. Lalu ia segera memindahkannya ke sebuah Pusat Hydroteraphy kelas atas di Kota Jiang.

Quinn Zhang berganti baju baru, didandani, dimandikan, dan dikeramasi oleh suster, dan menjadi segar kembali.

Namun, pandangan matanya masih kosong...

“Quinn, kamu baik-baiklah disini, aku akan sering mengunjungimu.” Habert Hua menggenggam tangan Quinn Zhang.

“Apakah kita akan bermain poker?” Quinn Zhang memiringkan kepalanya, kecerdasannya setara dengan anak kecil.

“Tuan jangan khawatir, aku akan merawat putrimu baik-baik.” Perkataan suster itu membuat Habert Hua menjadi malu.

Ia dengan canggung bangkit dan pergi. Memang benar, Quinn Zhang masih di usia prima, usianya bahkan belum setua Brenda Hua, namun, karena bertemu dengannya, ia menjadi seperti ini...

Akhirnya, apa yang dikatakan Brenda Hua memang benar, ialah yang memulai semua ini, ia tak bisa mengelak dari kesalahan.

Kota Wan, di sebuah mansion.

“Darren, kabar terbaru, Habert Hua membawa Quinn Zhang kembali ke Kota Jiang. Menurutmu apa maksud perbuatannya ini?”Sam Hu membungkuk di sebelah telinga Darren Wu, matanya berseri-seri.

.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu