Bretta’s Diary - Bab 304 Batu Giok Jahat Yang Memasuki Mimpi

Setelah Bretta Hua memberikan hasil akhirnya, bukan hanya membuat penonton terkejut, para spesialis pun terkejut dan tak bisa berkata apa-apa.

Tetapi hasil akhirnya pun di akui oleh mereka, setelah SS di tegaskan, mereka mengejar petunjuk agar lebih mengkonfirmasi ini adalah sisir giok putih yang berasal dari Dinasty Beiliang yang menghilang.

Perlelangan berlangsung di saat Bretta Hua memulai siaran langsungnya dalam tiga menit, lalu masuk 5 juta ke dalam rekening bank Swissnya.

Setelah Bretta Hua menutup siaran langsung, ia berdiri lalu kepalanya terasa sedikit pusing.

Tubuhnya yang tidak stabil dan hampir terjatuh, untungnya tangan Bella Yin dengan cepat membantunya.

"Nona, anda kenapa?"

"Tidak apa-apa, sedikit pusing saja."

"Apakah gula darah rendah?" Bella Yin segera mengeluarkan cokelat yang di bawa olehnya dan memberi Bretta Hua makan sepotong.

Setelah dimasukkan kedalam mulutnya, dia pun tidak mengatakan apa-apa.

Kemudian mereka berdua kembali ke Orchard Cottage. Ketika kembali, kebetulan Hayden Jiang baru saja keluar dari tempat kerjanya.

Dan berjalan ke arah Bretta Hua, lalu mengetahui raut wajahnya yang sedikit berbeda.

"Ada apa?"

"Tidak apa-apa, mungkin diluar terlalu dingin, jadi masuk angin. Aku tidur dulu."

Dia tidak memiliki semangat, juga tidak ingin berbicara dengan Hayden Jiang, lalu diam-diam langsung kembali ke tempat tidur utama.

"Dia habis pergi kemana, begitu malam baru kembali?" Pertanyaan Hayden Jiang ini, tentu saja bukan bearti dia tidak mempercayai Bretta Hua atau ingin menyelidiki perjalanannya, tetapi merasa raut wajahnya yang tidak enak dilihat dan mengkhawatirkannya.

“Menemani nona keluar berjalan-jalan, ingin membeli sedikit barang."

"Aku kira ia pergi ke Hillside." Jawab Hayden Jiang yang merasa lega.

Dia lebih mengkhawatirkan Bretta Hua, karena merindui neneknya, dan kembali ke Hillside, melihat-lihat barang peninggalan lalu bersedih.

Tetapi mendengar perkataan Bella Yin bahwa ia tidak pergi ke Hillside, Hayden Jiang pun tidak berpikir banyak.

Dan juga mengira Bretta Hua seharusnya kedinginan, beristirahat juga akan membaik.

Setelah Bretta Hua kembali ke tempat tidur, mandi sebentar lalu langsung baring.

Lalu tertidur....

Lalu bermimpi itu lagi....

Dia bermimpi dirinya membawa sisir giok putih itu, lalu bersisir di depan kaca, tetapi orang yang berada di dalam kaca malah bukan dirinya.

Dengan kata lain, ia mengenakan pakaian yang aneh, seorang gadis kuno yang terlihat persis dengan Bretta Hua.

Gadis itu mengenakan jubah yang bercorak naga berwarna hijau, di tangannya mengenakan mahkota giok berwarna ungu, sangat berwibawa dengan tatapannya dingin.

"Siapa kamu?" Bretta Hua terkejut dan ketakutan.

"Bretta Hua, sudah waktunya kamu kembali."

"Kembali kemana?"

"Kamu berasal dari mana, maka akan kembali kesana."

"Aku tidak tahu, aku tidak tahu harus kembali kemana?" Bretta Hua hanya merasakan kepalanya sangat sakit.

"Mereka membutuhkanmu, sudah waktunya kamu kembali, sudah waktunya kamu kembali........"

Suara wanita itu terus bergema di samping telingannya, Bretta Hua mengunakan tangannya memeluk kepalanya dan hanya terasa kesakitan yang sangat luar biasa.

Kemudian tempat kejadiannya berubah, dia menemukan dirinya terbaring di sebuah altar yang menakutkan.

"Pengorbanan, apakah dia masih bisa kembali? Memanggil roh kembali terhadapnya seperti tidak berguna......"

Bretta Hua ingin berusaha membuka matanya, tetapi tidak peduli seberapa kuatnya, tetap saja tidak bisa dibuka, hanya terdengar suara orang di samping telinganya.

Tempatnya berubah sekali lagi, dia melihat tangannya ada sisir batu giok putih, tidak tahu kapan mulai berdarah......

Setetes setetes......menetes di lantai, mengeluarkan sekuntum bunga segar.....

Lalu tidak tahu bagaimana terlintas kalimat ini di dalam otaknya-----Batu giok dengan darah yang menakutkan, tiga roh yang bersatu, bunga yang mekar, kiamat telah tiba.

Bretta Hua tiba-tiba melepaskan sisir dan membuangnya di lantai.....

Kemudian terbangun dari mimpinya.

Hayden Jiang yang di sebelah mendengar suara dan langsung bangkit dari tempat tidurnya, tidak sempat memakai baju, ia langsung mendorong pintu masuk ke tempat tidur Bretta Hua.

Lalu melihat wajahnya yang pucat menakutkan, jantung pun bedetak kencang.

"Bretta."

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu