Bretta’s Diary - Bab 70 Tak Bisa Bangun Lagi

Bretta ingat, tiga tahun lalu, tak tahu mengapa pohon paulownia satu-satunya yang ada di taman itu tiba-tiba mati kekeringan.

Padahal sudah diberi berbagai macam obat-obatan dan pupuk, tapi keadaannya tak kunjung membaik.

Nenek menyuruh Bretta untuk melonggarkan tanahnya dan menyiraminya dengan air, bahkan mengajaknya berbincang-bincang.

Bretta merasa agak sedikit bodoh, tapi tak menolak keinginan neneknya itu.

Ia tetap mengajak pohon itu bicara, tak disangka, dalam tiga tahun, pohon itu pun hidup kembali.

Dulu, nenek bilang pohon paulownia adalah pohon yang artinya s angat baik, karena pohon itu bisa menarik perhatian phoenix.

Dia juga bergurau bahwa Bretta mereka adalah phoenix emas.

Nanti kalau sudah besar, ia pasti menikah dengan keluarga naga yang tak biasa.

Tapi semua perkataan ini tak dihiraukan oleh Bretta, karena neneknya ini sangat takhayul, kadang perkataannya hanya perlu didengarkan saja, tak usah dimasukkan ke dalam hati.

Nenek menggenggami tangan Bretta dengan erat, sepertinya ada yang ingin dia katakan.

Bretta membantu nenek melepas infus oksigennya dengan pelan.

Membungkuk di sebelahnya, lalu membisikkan sebuah kata dengan pelan —— phoenix.

Bretta mengangguk-anggukkan kepalanya, matanya berlinang air mata.

"Iya, betul yang dikatakan nenek, phoenix, pohon pauwlonia adalah pohon keberuntungan yang bisa menarik phoenix, jadi nenek harus sembuh...... Menemaniku menunggu kedatangan phoenix."

Seusai mengatakan itu, Bretta merasa kepala nenek agak sedikit miring.

Dan langsung bersandar pada kepala Bretta......

Ia pun segera membalikkan badannya dengan panik, "Nenek, nenek...... Nenek jangan tidur, nenek lihat aku......"

Elly dan Bella pun panik dan segera lari ke sana.

Elly meletakkan tangannya di depan hidung nenek untuk melihat apa beliau masih bernapas.

"Nona...... Nyonya Besar...... sudah...... pergi."

Elly sulit untuk membuka mulutnya.

Bretta tercengang......

Meskipun ia tahu kalau nenek tidak sehat, ia pasti akan pergi cepat atau lambat, tapi tak disangka...... Baru saja sampai di Hillside......

"Nona jangan sedih, Nyonya Besar tak usah menanggung rasa sakit lagi sekarang." Bella menghibur Bretta, tapi dirinya sendiri juga tak kuat menahan tangisannya.

Bertahun-tahun yang lalu, saat nenek Keluarga Hua mengajak Bretta ke sebuah kota kecil di selatan untuk melakukan amal.

Mereka menemukan Elly dan Bella yang yatim piatu, karena usia mereka tak jauh dengan Bretta, itu artinya mereka bertakdir untuk bersama.

Oleh karena itu nenek Keluarga Hua mengangkat kedua anak ini untuk menjaga Bretta.

Tak terasa, sudah bertahun-tahun lamanya.

Meskipun Elly dan Bella hanyalah pembantu, yang memang terdengar sedikit aneh di zaman seperti ini.

Tapi beberapa tahun ini, Bretta juga memperhatikan segala kebutuhan mereka, baik sandang, pangan atau papan.

Saat Bretta belajar tentang kitab-kitab suci, mereka juga ikut belajar.

Bahkan, demi melindungi Bretta, mereka berdua juga belajar tinju dan sebagainya.

Dan karena selalu berada di samping Bretta selama bertahun-tahun, mereka pun mempunyai rasa yang lebih terhadap nenek.

Namun sekarang, nenek sudah tiada, kedua orang itu pun tak kuasa menahan tangis.

Malah Bretta yang tidak menangis, ia hanya menggenggami tangan nenek dengan erat dan tak mau melepaskannya.

Tak berapa lama kemudian, saat mereka melepaskannya dari nenek, Bretta pun pingsan......

Ia sadar sehari kemudian.

Saat Bretta sadar, Bella langsung menopangnya.

"Nona."

"Mana nenekku?" tanyanya.

"Nyonya Besar sekarang ada dalam ruang dua, setelah upacaranya selesai, kita akan memakamkannya."

Bretta melihat-lihat keadaan di sekitarnya, ini adalah rumah Keluarga Hua, benar, mereka sudah pulang.

"Bantu aku berdiri, aku ingin berdoa untuk nenek." katanya dengan suara yang sangat lemah.

"Nona, kondisi tubuh Anda sekarang sedang tidak baik, Anda tiduran saja dulu...... Setidaknya Anda harus makan dulu sedikit, minum air......"

Tapi apapun yang dikatakan Bella, Bretta tak memasukkannya ke dalam telinga, ia bersikeras untuk berdiri, menopang tubuhnya yang sangat lemah itu.

Ia berusaha berjalan sendiri ke pintu, baru saja ia membuka pintu...... Tubuhnya langsung terjatuh ke depan.

Untung saja, ada seseorang yang berdiri di depan pintu, ia langsung meletakkan Bretta dalam pelukannya.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu