Bretta’s Diary - Bab 776 Cerita Alis

Rainy tersenyum dengan pelan, lalu tidak berkata dalam hatinya dia tidak suka berkata seperti itu.

Tetapi tidak ada orang yang tahu, ketika dia melihat kekuatan Bretta itu, dia mulai berpikir secara kacau.

Seperti serigala yang telah kelaparan melihat seekor domba, seperti kucing yang berharap dari kucing.

Rainy kepada Hayden... hanya bisa seperti haha, kenapa dia bisa bermain dengan begitu lama dikota Jiang, tetap saja karena ada dua wanita Bretta dan Lexy yang menemani dia bermain?

Dia sepertinya telah tidak sebahagia ini, dia mulai tertarik dengan mainan baru ini.

Bretta sendiri tidak tahu jika dirinya sedang diawasi, walaupun dia tahu jika Rainy tidaklah mudah, tetapi... dia tidak takut.

Bahkan kedua belas malaikat maut itu telah dikalahkannya, setiap tempatnya Rainy, dia merasa tidak dapat mengancamnya.

Hanya saja... dia tidak dapat memastikan semua temannya dapat hidup dengan tenang.

Maka itu Hayden, Elly, Bella, bahkan Beatrice, Boonie, Trace dia telah memberikannya sebuah pelindung tubuh.

Hanya takut kekuatan jahat itu dapat untuk menyakiti teman-temannya, Lexy hanya memberikan kepada seseorang, yaitu Graham karena dirinya pernah kerasukan.

Hanya saja perbuatan kedua wanita ini membuat orang lain tidak peduli.

Termasuk Elly dan Bella yang mengetahui nonanya bisa melindungi diri, ketika berkata lebih dalam membuat semuanya berbeda.

Bretta merasa lebih baik orang disekelilingnya mengetahui hal ini lebih sedikit, apalagi ini bukanlah hal yang baik.

Pagi ini.

Bretta bangun lebih pagi, lalu dia berada ditaman bunganya lalu memetik bunga, bunga yang dibeli akan terasa berbeda.

Dengan kerja kerasnya dia merapikan bunga-bunga ini lalu memasukkan kedalam pot bunga, terlihat sangat ini.

Kedua orang ini membuatkan sarapan, barulah Hayden turun kebawah.

“Nyonya Jiang selamat pagi.”

Bretta mengangkat kepalanya dan tersenyum dengan manis, “Apakah kamu tidur dengan nyenyak?”

“Tentu saja, karena setiap malam ada dirimu disampingku.”

“Sudah cukup...” Setiap saatnya dia mengombal, Bretta sudah tidak sanggup mendengar semua ini.

Bretta berjalan kesana, lalu memberikan sebuah kecupan dipipinya Bretta.

Sambil melihat wajahnya dengan seksama.

“Kenapa? Apakah ada sesuatu diwajahku?” Bretta sedikit bingung dan mulai memegang wajahnya.

“Jangan bergerak... alismu terlihat berantakan...”

Setelah berkata, Hayden mengambil kotak tas makeup, lalu mulai melukis alisnya Bretta.

“Astaga tuan muda bisa mendandani?” Bella terkejut.

“Kamu mengerti apa, ini dinamai mengambar alis.”

“Mengambat alis? Bukankah ini seekor burung?” Bella sekali lagi berpikir.

Elly : ...

“Jika tidak bersekolah maka lihatlah berita lebih banyak agar tidak membuat diri sendiri menjadi tidak tahu apa-apa maka akan membuat malu diri sendiri.”

Elly meletakkan kesempatan ini di Bella, walaupun kedua orang ini masih bocah, tetapi dirinya merasa lebih baik daripada Bella.

Bella tidak berkata, tetapi Bretta malah berkata kepada Hayden, “Zaman dulu ada seorang pelajar bernama Chandra, ketika masih kecil dia tinggal satu kampung dengan istrinya, lalu ada seketika dia tidak sengaja menggunakan batu lalu melukai alis istrinya, lalu meninggalkan bekas luka disana.”

Hayden menyambungnya, “Ketika Chandra tumbuh dewasa dia menjadi seorang prajurit, kemudian dia dengar kabar jika ada seorang wanita yang tidak bisa menikah karena bekas luka di alisnya, pada saat itu dia segera menikahi gadis ini, demi membuat istrinya itu menjadi percaya diri, setiap pagi dia bangun untuk mengambarkan alis istrinya. Ini menjadi sebuah dongeng tetapi banyak pria yang melakukan hal itu dengan arti mencintai istrinya lebih dalam.”

Bretta tersenyum, Bella akhirnya merasa mengerti.

“Tetapi nona tidak memiliki bekas luka disana, jadi tidak perlu digambarkan?” Bella memiringkan kepalanya, membuat dia berpikir.