Bretta’s Diary - Bab 759 Menguping

“Aku tak melihat apapun akhir-akhir ini.”

“Sungguh aneh, apa yang terjadi?”

“Mungkin terlalu susah untuk meringkusku?” Bretta Hua menebak.

“Jangan terlalu optimis, apakah menurutmu Raja Neraka akan membiarkanmu begitu saja?” Lexy Feng tertawa.

“Itu tidak mungkin, dunia kematian sangat ketat, Raja Neraka juga sangat sulit untuk dibicarakan, sulit untuk berurusan dengannya. Jika hal seperti ini dimulai, bagaimana jika setelahnya orang-orang juga menuntut hal yang sama? Maka menurutku Raja Neraka tak akan berhenti sampai di sini, ia pasti akan mendatangiku, mungkin dia akan langsung membunuhku sendiri.” Bretta Hua selalu mempertimbangkan kemungkinan ini.

“Baik, jangan membicarakan hal yang sial itu.”

Bretta Hua dan Lexy Feng mengobrol, dan setelah beberapa saat, menutup telepon.

Setelah menutup teleponnya, Bretta Hua berjalan ke arah jendela dan menatap langit di luar.

Saat itu pukul 2 siang, dan matahari berada di barat.

Melihat ke langit, dalam jarak beberapa ribu mil, masih terlihat cerah, dan banyak awan jingga, sangat indah.

Fenomena astronomi ini benar-benar tak menunjukkan akan ada sesuatu yang terjadi malam ini. Sulit dibayangkan dunia kematian sedang menyiapkan pasukannya?

Akankah ia mengumpulkan 3000 tentara untuk melawan Bretta Hua seorang?

Bretta Hua memiringkan kepalanya, setelah berdiri sejenak, akhirnya ia memastikan tak akan terjadi apa-apa, lalu ia naik ke atas untuk tidur siang.

Pada saat ini, di dunia kematian.

Seorang pria berjubah hitam emas berdiri di depan teras, dalam waktu lama tak bergerak, seperti sebuah patung.

“Apakah Tuan ada masalah?”

“Ya, ini pasti masalah wanita itu bukan?”

“Wanita itu telah menyinggung Tuan, dan masih hidup dan baik-baik saja, sungguh aneh.”

“Di dunia sebesar ini banyak terjadi hal aneh, mungkin Tuan sedang berpikir bagaimana cara membereskan wanita itu?”

Beberapa pekerja dunia kematian mengobrol, tak berani bertanya langsung.

Raja Neraka berdiri di depan teras, mengerutkan keningnya.

Lalu ia menundukkan kepala, dan berkata pada dirinya sendiri. “Dari mana bisa muncul, aku adalah orang yang sulit dibicarakan?”

Ia menyentuh wajahnya, ia baru saja mendengarkan perkataan Bretta Hua pada Lexy Feng, dan bahkan menyebut namanya, hal yang sungguh di luar dugaan.

Ya, Raja Neraka akhir-akhir ini terobsesi pada hal ini, berdiri di teras untuk mengintip ke dunia manusia, terutama ke Kota Jiang.

Tentu saja, ini tentang Bretta Hua. Sebelumnya, saat keluarga Hua mengadili Brenda Hua, ia juga menontonnya dengan antusias, seperti menonton serial televisi pukul 8 malam.

Kini saat Bretta Hua bertelepon dengan Lexy Feng, ia juga mendengarkannya dengan antusias, apalagi menyebut-nyebut dirinya.

Wanita itu juga menyadari hal krisis ini, dan bisa membaca fenomena astronomi.

Ia belum melakukan gerakan apapun akhir-akhir ini, karena ia belum ingin berurusan dengannya, dan tidak mencoba membunuhnya.

Jika Raja Neraka suka membunuh, maka manusia di dunia ini takkan bisa kabur dari bencana.

Maka kesimpulan Bretta Hua benar, Raja Neraka tidak bermaksud mencari kesempatan.

Tapi... sampai jumpa di dalam mimpi, mungkin ada sesuatu yang tak bisa dipastikan...

Saat itu hanya menunjukkan sebuah bayangan, kali ini...

Waktu istirahat Bretta Hua tidak panjang, maka ia jarang bermimpi. Namun, di luar dugaan, kali ini ia melihat sebuah tempat.

Namun bukan lagi sebuah pemakaman yang gelap, namun sebuah lembah, burung berkicau dan bunga bermekaran, dengan aroma pantai.

“Tempat apakah ini? Wow... Apakah itu bunga Manjusa?”

Sekuntum bunga merah mekar di sampingnya, dan begitu melihatnya ia langsung mengingat pernah membacanya di bukunya, bunga Manjusa, yang katanya adalah bunga dari dunia kematian.

Juga bisa disebut Lycoris radiata, katanya yang berwarna putih mekar di surga, dan yang merah mekar di neraka, maka... apakah ini...?

Respon Bretta Hua sangat cepat, begitu memikirkan hal ini, ia langsung terbangun.

Kesadarannya sangat tinggi, dan pertahanan dirinya juga sangat kuat, karena terus dibangkitkan oleh kekuatan spiritual sisir itu.

Tubuh Bretta Hua juga sedikit berubah, maka tak peduli mimpi buruk atau mimpi indah, selama ia bisa melihat sesuatu yang janggal, ia bisa segera bangun.

Di dunia kematian, Raja Neraka membuka matanya, ia baru selesai membuat hamparan bunganya, belum juga memasuki mimpinya, orang itu sudah terbangun, ada apa ini?

“Tuan, Tuan Bai telah tiba.” Sebuah iblis masuk memberi laporan.

“Biarkan ia masuk.”

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu