Bretta’s Diary - Bab 757 Dengan Tulus

Setelah Bonnie Hua bertanya, semuanya terdiam, dan para ipar tentu tak mengetahui detailnya, termasuk Dennis Zhang yang tak mengatakan apapun.

Beatrice Hua menjawab lebih dahulu, “Kurasa ia hanya mencintai dirinya sendiri?”

Bretta Hua juga berkata, “Mungkin juga karena takdir, ia tak bisa mempunyai anak, jika ia mempunyai anak, dan menjadi ibu, pasti ia tak mungkin keterlaluan seperti ini. Sebagian besar wanita yang telah menjadi ibu selalu lembut, bahkan seekor harimau takkan memakan anaknya sendiri, sayangnya... ia tak mempunyai anak, maka ia tak mengerti pemikiran ini.”

Bonnie Hua mendengarkan dengan diam, ia menghembuskan nafas, dan tanpa sadar mengelus anak di dalam perutnya, ia bertekad untuk memberi anak itu banyak cinta dan kasih sayang.

Belinda Hua tiba-tiba teringat sesuatu, ia memicingkan mata dan berusaha mengingatnya dengan keras.

“Mengenai hal ini, aku teringat sesuatu... saat masih SMP, ia menyukai satu anak laki-laki, ia tak begitu tampan dan sangat biasa-biasa, sepertinya karena ia pernah terkena bola basket anak itu, lalu mereka menjadi dekat. Awalnya kukira hanyalah cinta monyet, ternyata sejak itu, ia menjadi sedikit berbeda.”

Keingintahuan Beatrice Hua segera terpancing.

“Cepat katakan, kakak, apa yang terjadi?”

“Brenda Hua terus menyukai anak lelaki itu, setiap kali ia membelikannya air, anak lelaki itu juga tak pernah menolak. Maka ia mengira mereka saling menyukai, dan ia merasa jatuh cinta. Kemudian, ada sebuah pertandingan basket, dan pacar anak lelaki itu datang, ia dari sekolah lain, dengar-dengar teman masa kecilnya. Gadis itu sangat cantik, dan hubungan mereka sangat baik. Amarah Brenda Hua langsung memuncak, dan ia membentak anak lelaki itu karena berselingkuh. Lalu pacarnya menamparnya, mengatainya pelacur, selalu menggoda pacarnya, memberinya air dan lain-lain, pacarnya menerimanya karena tidak enak menolaknya. Namun ia dengan tak tahu malu mengira anak lelaki itu menyukainya, sungguh rendah. Masalah ini diketahui semua orang, Brenda Hua absen selama 6 bulan karena hal ini, lalu sampai lulus, ia tak pernah membahas masalah ini lagi.”

“Siapakah nama anak lelaki itu?” Beatrice Hua terus bertanya.

“Sepertinya... Leo Wang.” Belinda Hua berusaha keras mengingatnya. Saat itu hubungannya dengan Brenda Hua cukup dekat, maka ia mengetahui masalah ini.

Dennis Zhang tiba-tiba teringat sesuatu, dan bertanya pada istrinya, “Istriku, kalau kau yakin namanya Leo Wang, sepertinya aku mengetahui sesuatu.”

“Apa?” Belinda Hua menatap suaminya.

“Leo Wang yang pernah disukai Brenda Hua ini, adalah seorang pegawai negeri dengan gaji rendah. Tinggal di sebuah rumah kontrakan murah di bagian timur kota, sekeluarga berempat, istrinya adalah ibu rumah tangga, dan mempunyai dua putri. Namun setelah menghabiskan waktu bersama Brenda Hua, ia segera membeli mobil BMW, dan dengar-dengar rumahnya menjadi rumah tingkat, orang lain yang tak tahu apa-apa mengira ia bermain saham. Siapa sangka ia sebenarnya bergantung pada Brenda Hua, maka ia bisa memiliki hal-hal itu. Saat itu aku heran, pria ini sangat biasa-biasa, bagaimana bisa ia menyukainya? Sekarang setelah mengetahuinya, rupanya cinta masa muda?”

“Rupanya begini... haha, benar-benar hukum karma.” Beatrice Hua tertawa.

Semuanya tak bicara banyak setelah mendengarkan hal ini, lagipula Brenda Hua tak patut dikasihani. Namun Bretta Hua masih mengingat perkataan itu, wanita, tak peduli seburuk apapun, saat ia benar-benar mencintai seseorang maka habislah, Brenda Hua begitu mencintai uang, namun ia rela memberi pria itu uang untuk kehidupan keluarganya, membelikan rumah dan mobil. Sekarang saat terjadi masalah, keluarganya pasti takkan mempedulikannya lagi, sungguh tragis.

Dari rumah orangtuanya, Hayden Jiang langsung pergi ke kantor, dan Bretta Hua kembali ke Orchard Cottage.

Awalnya ia ingin beristirahat dan tidur siang, siapa sangka ibu mertuanya datang tanpa memberitahunya lebih dulu.

“Ibu, kau datang.”Bretta Hua segera menyapanya.

“Brett, kalian sudah beberapa saat berumahtangga, di dalam perut... kenapa belum ada kabar?” saat mengatakannya, mata Nyonya Jiang menatap perut Bretta Hua yang rata.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu